webnovel

Secret Love for Secret Admirer

Tak pernah terpikirkan, apa yang menjadi kesukaanmu aku juga menyukainya. Tanpa sadar, aku selalu menuruti nasihat dan perintahmu. Lama-lama, aku tahu artinya bahwa itu semua hanyalah sebuah keinginan agar diakui untuk menjadi lebih dari seorang sahabatmu. Aku, sebagai pengagum rahasia, yang menyukaimu secara diam-diam. (Nadia Naraya) Rasa simpati dan sebuah ketertarikan biasa. Itulah yang aku rasakan saat pertama kali melihatmu. Aku tak tahu sejak kapan rasa itu sedikit demi sedikit berubah menjadi rasa penasaran dan selalu ingin tahu tentangmu. Katakan saja, kalau ini adalah sebuah cinta rahasia untuk seorang pengagum rahasia. Lupakan perasaanmu darinya dan berbaliklah menyukaiku. (Fauzan Narendra) Nadia memendam perasaan pada sahabatnya - Agra - hampir selama enam semester terakhir sejak mereka bersahabat. Sayangnya, saat Nadia ingin mengungkapkan perasaannya, bertepatan dengan itu, Agra bercerita bahwa ia sudah memiliki kekasih. Nadia tidak bisa menghindar begitu mudah, karena ia terjebak di dalam satu proyek dengan Agra cukup lama. Inilah yang bisa dilakukan Nadia, mengagumi dalam diam. Saat Nadia sudah mencapai puncak kegalauannya, seorang laki-laki bernama Fauzan datang ke dalam hidupnya. Nadia pikir, ia baru pertama kali bertemu laki-laki ini. Namun, ternyata Fauzan sudah mengenalnya sejak dua tahun lalu. Fauzan muncul begitu saja saat Agra menghilang menangani proyek dosen selama beberapa bulan. Fauzan bilang bahwa ia menyukai Nadia. Lantas, apa yang akan Nadia lakukan selanjutnya? Cover by : Diarra_design Follow me on Instagram : @NurulAyuHapsary

N_Ayu_Hapsary · Urban
Not enough ratings
372 Chs

411. Send Message

Fauzan memandangi Nadia dengan pandangan yang sama. Dia nampak heran dan tidak bisa mengerti benar dengan apa yang baru saja dikatakan Nadia. Jawaban Nadia baru saja, membuatnya merasa semakin mengkerutkan keningnya.

"Apa maksud kalimatmu itu? Aku benar-benar tidak mengerti?" tanya Fauzan pada Nadia.

Nadia menghela nafasnya. Ia sepertinya juga nampak berat dan ragu saat akan mengatakannya. Fauzan yang melihat Nadia, semakin heran. Ada yang aneh dengan Nadia kali ini.

"Nadia? Ada apa denganmu? Apa kamu ingin mengatakan sesuatu?" tanya Fauzan. Nadia masih diam dan menundukkan kepala dan pandangannya. Fauzan masih memperhatikannya.

"Kalau kamu ingin mengatakan sesuatu. Katakanlah, dan tidak perlu memberikan petunjuk yang tidak aku mengerti," ungkap Fauzan lagi. Nadia lalu perlahan mengangkat kepalanya dan melihat ke arah depan.

"Aku memang ingin mengatakan ini. Tapi, kamu berjanjilah dulu padaku kalau kamu tidak akan marah," ungkap Nadia pada Fauzan.