webnovel

Secret Love for Secret Admirer

Tak pernah terpikirkan, apa yang menjadi kesukaanmu aku juga menyukainya. Tanpa sadar, aku selalu menuruti nasihat dan perintahmu. Lama-lama, aku tahu artinya bahwa itu semua hanyalah sebuah keinginan agar diakui untuk menjadi lebih dari seorang sahabatmu. Aku, sebagai pengagum rahasia, yang menyukaimu secara diam-diam. (Nadia Naraya) Rasa simpati dan sebuah ketertarikan biasa. Itulah yang aku rasakan saat pertama kali melihatmu. Aku tak tahu sejak kapan rasa itu sedikit demi sedikit berubah menjadi rasa penasaran dan selalu ingin tahu tentangmu. Katakan saja, kalau ini adalah sebuah cinta rahasia untuk seorang pengagum rahasia. Lupakan perasaanmu darinya dan berbaliklah menyukaiku. (Fauzan Narendra) Nadia memendam perasaan pada sahabatnya - Agra - hampir selama enam semester terakhir sejak mereka bersahabat. Sayangnya, saat Nadia ingin mengungkapkan perasaannya, bertepatan dengan itu, Agra bercerita bahwa ia sudah memiliki kekasih. Nadia tidak bisa menghindar begitu mudah, karena ia terjebak di dalam satu proyek dengan Agra cukup lama. Inilah yang bisa dilakukan Nadia, mengagumi dalam diam. Saat Nadia sudah mencapai puncak kegalauannya, seorang laki-laki bernama Fauzan datang ke dalam hidupnya. Nadia pikir, ia baru pertama kali bertemu laki-laki ini. Namun, ternyata Fauzan sudah mengenalnya sejak dua tahun lalu. Fauzan muncul begitu saja saat Agra menghilang menangani proyek dosen selama beberapa bulan. Fauzan bilang bahwa ia menyukai Nadia. Lantas, apa yang akan Nadia lakukan selanjutnya? Cover by : Diarra_design Follow me on Instagram : @NurulAyuHapsary

N_Ayu_Hapsary · Urbain
Pas assez d’évaluations
372 Chs

110. Another Feeling

"Sekarang, apa yang sedang kamu lakukan?" tanya Nadia yang berbicara melalui ponselnya. Fauzan yang berada di seberang sana, bisa mendengarnya dengan jelas.

"Aku hanya rebahan di dalam kamar. Tidak ada yang bisa aku kerjakan lagi. Aku hanya tinggal menunggu revisi selanjutnya dari dosenku," jawab Fauzan.

"Maaf ya. Gara-gara tadi siang, kamu jadi mundur revisi ke dosenmu," ujar Nadia.

"Aku kan tidak bilang seperti itu padamu. Lagipula, tadi juga ada yang bilang dosenku sedang tidak ada di tempatnya. Jadi, aku pikir tadi memang beliau sedang sibuk. Sangat tepat jika aku bisa membantu."

"Tadi, kamu pasti lelah sudah banyak membantu."

"Kamu pikir, selemah apa aku? Hanya begitu saja lelah?" jawab Fauzan dengan sedikit niat bercanda.

"Bukan begitu. Latihan judo dan mengangkat kardus itu kan jenis yang berbeda," kata Nadia.

"Tapi, massa ototku kan sudah jauh terlatih lebih banyak," kata Fauzan lagi.

Chapitre verrouillé

Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com