webnovel

Sebuah Kata Kerinduan

Hujan tak pernah tau untuk apa ia jatuh. Tapi air mata selalu tau untuk siapa ia jatuh. Untuk pertama kalinya dia peduli pada seseorang, untuk pertama kalinya dia jatuh cinta pada seseorang untuk pertama kalinya dia merasa kehilangan dan untuk pertama kalinya juga dia merasakan penyesalan yang tiada berakhir. Arkananta Sangkara harus kehilangan gadis yang dicintainya untuk selamanya. Menahan kesakitan setiap kerinduan menghantam hatinya. Tapi di antara sakit dan putus asa untuk merelakan hatinya kembali bergejolak penuh harapan. Pertemuan tak di sengaja dengan seorang gadis yang begitu mirip dengan gadis itu. Apakah tuhan sedang mengujinya atau sedang berbelas kasih atas segala kesakitan yang di deritanya selama ini. “Siapa kau!”. “Kau yang siapa! “Kau sangat mirip dengan seseorang yang aku kenal!”. “Hei! Pria lajang kalau kau ingin mendekati seorang gadis jangan gunakan cara kuno seperti ini! Aku tidak percaya dengan sesuatu yang serba kebetulan! Jadi pergilah jangan menghalangi jalan ku!”. Wajah, mata, bibir, bahkan suaranya sangat mirip Arka berpikir jika gadis itu bangun dari kuburnya karena tidak tahan melihatnya dengan rasa sakit menahan kerinduan. Tapi kenapa sifat mereka sangat berbeda. Siapa kau sebenarnya! Apakah itu sungguh cinta pertamanya atau hanya seseorang yang sekedar mirip saja. Jika ada kesempatan manakah yang akan Arka pilih. Melepaskan cinta pertama yang telah lama meninggal atau memulai kisah baru dengan gadis yang mirip cinta pertamanya.

Ahra_August · Urbain
Pas assez d’évaluations
430 Chs

96. Rencana Jahat 2

Ke esokan paginya di meja makan, kali ini Ara sengaja tidak memasak karena dia juga bangun kesiangan. Ara duduk di kursi menunggu makanan di hidangkan oleh si Mbok. Tidak lama kemudian Alden keluar dari kamarnya dengan penampilan sempurna-nya.

"Ara.." gadis itu tidak menjawab dia hanya menoleh sekilas pada Alden "Hari ini temani aku membeli hadiah ulang tahun!"

"Siapa yang ulang tahun?"

"Sepupu iparmu!" kata Alden santai. Tapi kenyataannya sepupu ipar yang dia maksud masih belum menemukan kejelasan.

"Baik!" seketika Ara melupakan kesalahan Alden yang menguping pembicaraannya di telpon tadi malam.

"Oke! Setelah makan kita berangkat!"

***

Di salah satu mall tempat perbelanjaan Ara memakai celana jins panjang putih, baju peach di balut sweater putih lembut, kakinya terbungkus sepatu kets warna putih tidak lupa kepalanya tertutup oleh topi rajut merah maroon. Dan sebuah tas selempang kecil tersampir di bahunya.

Chapitre verrouillé

Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com