webnovel

Sebuah Kata Kerinduan

Hujan tak pernah tau untuk apa ia jatuh. Tapi air mata selalu tau untuk siapa ia jatuh. Untuk pertama kalinya dia peduli pada seseorang, untuk pertama kalinya dia jatuh cinta pada seseorang untuk pertama kalinya dia merasa kehilangan dan untuk pertama kalinya juga dia merasakan penyesalan yang tiada berakhir. Arkananta Sangkara harus kehilangan gadis yang dicintainya untuk selamanya. Menahan kesakitan setiap kerinduan menghantam hatinya. Tapi di antara sakit dan putus asa untuk merelakan hatinya kembali bergejolak penuh harapan. Pertemuan tak di sengaja dengan seorang gadis yang begitu mirip dengan gadis itu. Apakah tuhan sedang mengujinya atau sedang berbelas kasih atas segala kesakitan yang di deritanya selama ini. “Siapa kau!”. “Kau yang siapa! “Kau sangat mirip dengan seseorang yang aku kenal!”. “Hei! Pria lajang kalau kau ingin mendekati seorang gadis jangan gunakan cara kuno seperti ini! Aku tidak percaya dengan sesuatu yang serba kebetulan! Jadi pergilah jangan menghalangi jalan ku!”. Wajah, mata, bibir, bahkan suaranya sangat mirip Arka berpikir jika gadis itu bangun dari kuburnya karena tidak tahan melihatnya dengan rasa sakit menahan kerinduan. Tapi kenapa sifat mereka sangat berbeda. Siapa kau sebenarnya! Apakah itu sungguh cinta pertamanya atau hanya seseorang yang sekedar mirip saja. Jika ada kesempatan manakah yang akan Arka pilih. Melepaskan cinta pertama yang telah lama meninggal atau memulai kisah baru dengan gadis yang mirip cinta pertamanya.

Ahra_August · Urbain
Pas assez d’évaluations
430 Chs

406. Sebab Meninggalkan 3

"Semuanya telah berlalu, terkadang apa yang kau lihat itu belum tentu benar. Dan jika itu benar, mereka juga memiliki alasan kenapa mereka melakukannya. Dan beberapa dari mereka juga memilih diam tidak ingin mengatakan apa pun karena semua tindakan ada timbal baliknya. Kau mengetri itu bukan?"

"Apakah begitu?" tanya Arista setengah melamun.

"Arista.." Rey tidak dapat menahan diri lagi. Arista menatap Rey yang terlihat begitu serius "Aku bukan mau mengatur, aku bicara seperti ini karena kau adikku dan aku peduli padamu.." Rey berhenti sejenak untuk memastikan Arista mendengarkannya.

"Kau sudah menikah dengan Rangga, dan juga sudah memiliki anak. Aku ingin kau menghargai waktu yang kau miliki bersama mereka dengan baik, jangan melakukan hal bodoh dengan melarikan diri atau apa pun itu." Rey menatap Arista yang kini tertunduk sambil memainkan ujung bantal sofa yang di peluknya.

Chapitre verrouillé

Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com