webnovel

Sebuah Kata Kerinduan

Hujan tak pernah tau untuk apa ia jatuh. Tapi air mata selalu tau untuk siapa ia jatuh. Untuk pertama kalinya dia peduli pada seseorang, untuk pertama kalinya dia jatuh cinta pada seseorang untuk pertama kalinya dia merasa kehilangan dan untuk pertama kalinya juga dia merasakan penyesalan yang tiada berakhir. Arkananta Sangkara harus kehilangan gadis yang dicintainya untuk selamanya. Menahan kesakitan setiap kerinduan menghantam hatinya. Tapi di antara sakit dan putus asa untuk merelakan hatinya kembali bergejolak penuh harapan. Pertemuan tak di sengaja dengan seorang gadis yang begitu mirip dengan gadis itu. Apakah tuhan sedang mengujinya atau sedang berbelas kasih atas segala kesakitan yang di deritanya selama ini. “Siapa kau!”. “Kau yang siapa! “Kau sangat mirip dengan seseorang yang aku kenal!”. “Hei! Pria lajang kalau kau ingin mendekati seorang gadis jangan gunakan cara kuno seperti ini! Aku tidak percaya dengan sesuatu yang serba kebetulan! Jadi pergilah jangan menghalangi jalan ku!”. Wajah, mata, bibir, bahkan suaranya sangat mirip Arka berpikir jika gadis itu bangun dari kuburnya karena tidak tahan melihatnya dengan rasa sakit menahan kerinduan. Tapi kenapa sifat mereka sangat berbeda. Siapa kau sebenarnya! Apakah itu sungguh cinta pertamanya atau hanya seseorang yang sekedar mirip saja. Jika ada kesempatan manakah yang akan Arka pilih. Melepaskan cinta pertama yang telah lama meninggal atau memulai kisah baru dengan gadis yang mirip cinta pertamanya.

Ahra_August · Urbain
Pas assez d’évaluations
430 Chs

400. Rahasiakan 3

Pagi ini rumah ceria seperti biasanya hanya Arka dan Rian yang terlihat murung. Jam sembilan pagi. Rian meletakkan secangkir susu hangat di depan Arka, sejak semalam laki-laki itu tidak tidur, selalu bergerak gelisah.

Rian pun sama saja seperti Arka dia juga tidak bisa tidur setelah mendengar cerita sofya sebelumnya.

…Aku harus mengontrolnya setiap waktu untuk minum obat. Karena dia sangat lalai. Meskipun obat-obatan itu cukup mahal dan dosisnya selalu bertambah setiap kali dia kehabisan obat.. Ramazan bilang, seluruh proses pengobatan itu sangat melelahkan dan menyakitkan, meskipun dia tidak ingin menjalani semua itu tetap saja dia harus minum obat. Tapi Ramazann sangat keras kepala dia selalu menipuku, dia tidak pernah minum obatnya. Obat yang aku berikan padanya selalu dia buang sembunyi-sembunyi. Itulah sebabnya dia seperti ini…

Chapitre verrouillé

Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com