webnovel

Sebuah Kata Kerinduan

Hujan tak pernah tau untuk apa ia jatuh. Tapi air mata selalu tau untuk siapa ia jatuh. Untuk pertama kalinya dia peduli pada seseorang, untuk pertama kalinya dia jatuh cinta pada seseorang untuk pertama kalinya dia merasa kehilangan dan untuk pertama kalinya juga dia merasakan penyesalan yang tiada berakhir. Arkananta Sangkara harus kehilangan gadis yang dicintainya untuk selamanya. Menahan kesakitan setiap kerinduan menghantam hatinya. Tapi di antara sakit dan putus asa untuk merelakan hatinya kembali bergejolak penuh harapan. Pertemuan tak di sengaja dengan seorang gadis yang begitu mirip dengan gadis itu. Apakah tuhan sedang mengujinya atau sedang berbelas kasih atas segala kesakitan yang di deritanya selama ini. “Siapa kau!”. “Kau yang siapa! “Kau sangat mirip dengan seseorang yang aku kenal!”. “Hei! Pria lajang kalau kau ingin mendekati seorang gadis jangan gunakan cara kuno seperti ini! Aku tidak percaya dengan sesuatu yang serba kebetulan! Jadi pergilah jangan menghalangi jalan ku!”. Wajah, mata, bibir, bahkan suaranya sangat mirip Arka berpikir jika gadis itu bangun dari kuburnya karena tidak tahan melihatnya dengan rasa sakit menahan kerinduan. Tapi kenapa sifat mereka sangat berbeda. Siapa kau sebenarnya! Apakah itu sungguh cinta pertamanya atau hanya seseorang yang sekedar mirip saja. Jika ada kesempatan manakah yang akan Arka pilih. Melepaskan cinta pertama yang telah lama meninggal atau memulai kisah baru dengan gadis yang mirip cinta pertamanya.

Ahra_August · Urbain
Pas assez d’évaluations
430 Chs

397. Kesakitan dalam Kesepian 3

Evan yang memiliki tubuh kecil pun tidak bisa menolak karena pelukan Arka benar-benar erat melingkar tubuhnya, tidak lama kemudian. Rey, Lisa, Aisyah dan Rian kembali membawa permen gulali kapas warna warni ke hadapan Evan.

"Kenapa kau memeluknya! Jangan sampai kau menularkan keracunan mu pada Evan!" kata Rey sambil mengambil paksa Evan dari pelukan Arka.

Arka mengerutkan bibirnya "Kejam!"

Rey tidak peduli dia hanya peduli pada keponakan tampannya dan Lisa yang sedang di kejar. Gadis itu masih belum menerima pernyataan cintanya. Tapi melihat Lisa yang tidak pernah menolak ajakannya Rey bisa mengerti sedikit kalau lampu hijau mungkin saja ada untuknya, tidak masalah. Dia hanya perlu menunggu saja sampai gadis itu membuka hatinya untuknya.

"Kau sedang melihat apa?" tanya Rian yang siap akan menggendong Arka di punggungnya lagi "Ini permen kapasmu, dan ayo kita pulang."

Chapitre verrouillé

Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com