Ramazan setengah berlari saat menaiki eskalator mal. Kafe tujuannya sudah di depan mata Arista menunggunya di sana dengan segelas jus apel kesukaannya, duduk termenung di salah satu sofa kafe. Ekspresi di wajahnya terlihat pias dan redup. Ada banyak hal yang mengumpal di kepala Arista saat ini.
"Sudah lama." tanya Ramazan.
Arista menggerakkan pandangannya mengikuti sosok Ramazan yang mengambil tempat duduk di depannya. Sebuah gelengan singkat. Hanya itu yang bisa di berikan Arista untuk menjawab pertanyaan Ramazan.
"Rista, ada yang bisa ku bantu?" tanya Ramazan setenang mungkin. Ada segudang rasa cemas melanda hatinya. Arista terlihat tidak bernyawa. Tidak lebih parah dari itu, Arista terlihat hancur dan tidak bernyawa. Beberapa menit lalu Arista meneleponnya. Memintanya untuk datang menemuinya di salah satu kafe di mal yang pernah dia datangi sebelumnya. cara bicara Arista beberapa menit lalu pelan dan lembut. Suaranya terkesan lebih bermasalah.
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com