webnovel

Sebuah Kata Kerinduan

Hujan tak pernah tau untuk apa ia jatuh. Tapi air mata selalu tau untuk siapa ia jatuh. Untuk pertama kalinya dia peduli pada seseorang, untuk pertama kalinya dia jatuh cinta pada seseorang untuk pertama kalinya dia merasa kehilangan dan untuk pertama kalinya juga dia merasakan penyesalan yang tiada berakhir. Arkananta Sangkara harus kehilangan gadis yang dicintainya untuk selamanya. Menahan kesakitan setiap kerinduan menghantam hatinya. Tapi di antara sakit dan putus asa untuk merelakan hatinya kembali bergejolak penuh harapan. Pertemuan tak di sengaja dengan seorang gadis yang begitu mirip dengan gadis itu. Apakah tuhan sedang mengujinya atau sedang berbelas kasih atas segala kesakitan yang di deritanya selama ini. “Siapa kau!”. “Kau yang siapa! “Kau sangat mirip dengan seseorang yang aku kenal!”. “Hei! Pria lajang kalau kau ingin mendekati seorang gadis jangan gunakan cara kuno seperti ini! Aku tidak percaya dengan sesuatu yang serba kebetulan! Jadi pergilah jangan menghalangi jalan ku!”. Wajah, mata, bibir, bahkan suaranya sangat mirip Arka berpikir jika gadis itu bangun dari kuburnya karena tidak tahan melihatnya dengan rasa sakit menahan kerinduan. Tapi kenapa sifat mereka sangat berbeda. Siapa kau sebenarnya! Apakah itu sungguh cinta pertamanya atau hanya seseorang yang sekedar mirip saja. Jika ada kesempatan manakah yang akan Arka pilih. Melepaskan cinta pertama yang telah lama meninggal atau memulai kisah baru dengan gadis yang mirip cinta pertamanya.

Ahra_August · Urbain
Pas assez d’évaluations
430 Chs

368. Kesalahan Masa Lalu 1

Ramazan setengah berlari saat menaiki eskalator mal. Kafe tujuannya sudah di depan mata Arista menunggunya di sana dengan segelas jus apel kesukaannya, duduk termenung di salah satu sofa kafe. Ekspresi di wajahnya terlihat pias dan redup. Ada banyak hal yang mengumpal di kepala Arista saat ini.

"Sudah lama." tanya Ramazan.

Arista menggerakkan pandangannya mengikuti sosok Ramazan yang mengambil tempat duduk di depannya. Sebuah gelengan singkat. Hanya itu yang bisa di berikan Arista untuk menjawab pertanyaan Ramazan.

"Rista, ada yang bisa ku bantu?" tanya Ramazan setenang mungkin. Ada segudang rasa cemas melanda hatinya. Arista terlihat tidak bernyawa. Tidak lebih parah dari itu, Arista terlihat hancur dan tidak bernyawa. Beberapa menit lalu Arista meneleponnya. Memintanya untuk datang menemuinya di salah satu kafe di mal yang pernah dia datangi sebelumnya. cara bicara Arista beberapa menit lalu pelan dan lembut. Suaranya terkesan lebih bermasalah.

Chapitre verrouillé

Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com