webnovel

Sebuah Kata Kerinduan

Hujan tak pernah tau untuk apa ia jatuh. Tapi air mata selalu tau untuk siapa ia jatuh. Untuk pertama kalinya dia peduli pada seseorang, untuk pertama kalinya dia jatuh cinta pada seseorang untuk pertama kalinya dia merasa kehilangan dan untuk pertama kalinya juga dia merasakan penyesalan yang tiada berakhir. Arkananta Sangkara harus kehilangan gadis yang dicintainya untuk selamanya. Menahan kesakitan setiap kerinduan menghantam hatinya. Tapi di antara sakit dan putus asa untuk merelakan hatinya kembali bergejolak penuh harapan. Pertemuan tak di sengaja dengan seorang gadis yang begitu mirip dengan gadis itu. Apakah tuhan sedang mengujinya atau sedang berbelas kasih atas segala kesakitan yang di deritanya selama ini. “Siapa kau!”. “Kau yang siapa! “Kau sangat mirip dengan seseorang yang aku kenal!”. “Hei! Pria lajang kalau kau ingin mendekati seorang gadis jangan gunakan cara kuno seperti ini! Aku tidak percaya dengan sesuatu yang serba kebetulan! Jadi pergilah jangan menghalangi jalan ku!”. Wajah, mata, bibir, bahkan suaranya sangat mirip Arka berpikir jika gadis itu bangun dari kuburnya karena tidak tahan melihatnya dengan rasa sakit menahan kerinduan. Tapi kenapa sifat mereka sangat berbeda. Siapa kau sebenarnya! Apakah itu sungguh cinta pertamanya atau hanya seseorang yang sekedar mirip saja. Jika ada kesempatan manakah yang akan Arka pilih. Melepaskan cinta pertama yang telah lama meninggal atau memulai kisah baru dengan gadis yang mirip cinta pertamanya.

Ahra_August · Urbain
Pas assez d’évaluations
430 Chs

359. Senja di pantai 1

Arista merengut "Apanya yang asyik coba?" Arista mengendus bahunya bergantian dari bahu kanan ke bahu kiri. Memastikan bahwa tubuhnya masih wangi karena dia bertabrakan dengan berbagai orang di kereta tadi. Bau di campur aduk. Mulai bau keringat, rokok hingga berbagai macam parfum. Arista mengernyit ngeri "Sungguh ini tidak menyenangkan "Dia melotot kepada pria berambut cepak.

Pria berambut cepak itu tertawa, lelaki satu itu selalu menanggapi dengan tawa konyol "Hidup itu menyenangkan bagi mereka yang menjalani dengan ceria.."

Arista terdiam. Mencari seribu kawan itu mudah tapi mencari seorang yang bisa mengerti itu susah. Batinnya kesal.

Tepat pada saat itu ponsel pria berambut cepak berbunyi dia melihatnya, dan laki-laki itu pun semakin bersemangat "Akhirnya dia si sini juga.. di mana dia?" pria berambut cepak memanjangkan lehernya menoleh kiri kanan mencari seseorang saat dia melihat orang yang di carinya, dia pun melambaikan tangannya dengan antusias "Rama! Di sini!"

Chapitre verrouillé

Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com