webnovel

Sebuah Kata Kerinduan

Hujan tak pernah tau untuk apa ia jatuh. Tapi air mata selalu tau untuk siapa ia jatuh. Untuk pertama kalinya dia peduli pada seseorang, untuk pertama kalinya dia jatuh cinta pada seseorang untuk pertama kalinya dia merasa kehilangan dan untuk pertama kalinya juga dia merasakan penyesalan yang tiada berakhir. Arkananta Sangkara harus kehilangan gadis yang dicintainya untuk selamanya. Menahan kesakitan setiap kerinduan menghantam hatinya. Tapi di antara sakit dan putus asa untuk merelakan hatinya kembali bergejolak penuh harapan. Pertemuan tak di sengaja dengan seorang gadis yang begitu mirip dengan gadis itu. Apakah tuhan sedang mengujinya atau sedang berbelas kasih atas segala kesakitan yang di deritanya selama ini. “Siapa kau!”. “Kau yang siapa! “Kau sangat mirip dengan seseorang yang aku kenal!”. “Hei! Pria lajang kalau kau ingin mendekati seorang gadis jangan gunakan cara kuno seperti ini! Aku tidak percaya dengan sesuatu yang serba kebetulan! Jadi pergilah jangan menghalangi jalan ku!”. Wajah, mata, bibir, bahkan suaranya sangat mirip Arka berpikir jika gadis itu bangun dari kuburnya karena tidak tahan melihatnya dengan rasa sakit menahan kerinduan. Tapi kenapa sifat mereka sangat berbeda. Siapa kau sebenarnya! Apakah itu sungguh cinta pertamanya atau hanya seseorang yang sekedar mirip saja. Jika ada kesempatan manakah yang akan Arka pilih. Melepaskan cinta pertama yang telah lama meninggal atau memulai kisah baru dengan gadis yang mirip cinta pertamanya.

Ahra_August · Urbain
Pas assez d’évaluations
430 Chs

339. Sekali Lagi Melepaskan 2

Kira tertawa "Tidak! Aku menunggu kakak! Ayo kita makan bersama. Ah, maaf sebelumnya apa kakak bersama keluarga atau teman?" Arista menggeleng, kira pun terlihat semakin senang "Kalau begitu ayo makan bersama kami saja, dari pada makan sendirian.."

Arista akhirnya makan bersama Kira dan kakaknya Rangga. Laki-laki itu mungkin seumuran dengan Alden, mereka berdua akan berlibur ke tempat nenek mereka yang berada di kabupaten Bojonegoro. Satu kebetulan lagi. mereka mengatakan sebelumnya ingin pergi menggunakan pesawat tapi Kira ternyata mabuk udara membuatnya terpaksa menggunakan bus.

Arista memperhatikan Rangga, yang berpakaian santai, namun terlihat maskulin, laki-laki itu terlihat sangat tenang dan dewasa, di lehernya tergantung kamera SLDR, sesekali dia mengambil foto menurutnya menarik. Arista akhirnya tahu sedikit kalau laki-laki itu seorang fotografer dan sedang menemani adiknya liburan di tempat neneknya sekaligus mencari inspirasi untuk objek fotonya.

Chapitre verrouillé

Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com