webnovel

Sebuah Kata Kerinduan

Hujan tak pernah tau untuk apa ia jatuh. Tapi air mata selalu tau untuk siapa ia jatuh. Untuk pertama kalinya dia peduli pada seseorang, untuk pertama kalinya dia jatuh cinta pada seseorang untuk pertama kalinya dia merasa kehilangan dan untuk pertama kalinya juga dia merasakan penyesalan yang tiada berakhir. Arkananta Sangkara harus kehilangan gadis yang dicintainya untuk selamanya. Menahan kesakitan setiap kerinduan menghantam hatinya. Tapi di antara sakit dan putus asa untuk merelakan hatinya kembali bergejolak penuh harapan. Pertemuan tak di sengaja dengan seorang gadis yang begitu mirip dengan gadis itu. Apakah tuhan sedang mengujinya atau sedang berbelas kasih atas segala kesakitan yang di deritanya selama ini. “Siapa kau!”. “Kau yang siapa! “Kau sangat mirip dengan seseorang yang aku kenal!”. “Hei! Pria lajang kalau kau ingin mendekati seorang gadis jangan gunakan cara kuno seperti ini! Aku tidak percaya dengan sesuatu yang serba kebetulan! Jadi pergilah jangan menghalangi jalan ku!”. Wajah, mata, bibir, bahkan suaranya sangat mirip Arka berpikir jika gadis itu bangun dari kuburnya karena tidak tahan melihatnya dengan rasa sakit menahan kerinduan. Tapi kenapa sifat mereka sangat berbeda. Siapa kau sebenarnya! Apakah itu sungguh cinta pertamanya atau hanya seseorang yang sekedar mirip saja. Jika ada kesempatan manakah yang akan Arka pilih. Melepaskan cinta pertama yang telah lama meninggal atau memulai kisah baru dengan gadis yang mirip cinta pertamanya.

Ahra_August · Urbain
Pas assez d’évaluations
430 Chs

319. Berhak Memilih

Arista melirik jam di pergelangan tangannya menunjukkan angka 10 siang. Dan mendesah pelan, lalu mengalihkan perhatiannya ke tumpukan buku yang baru datang dan harus di letakkan di rak. Tetapi dia merasa tidak bertenaga. Semua ini karena Ramazan dan gadis itu yang sudah mengganggu pikirannya. Padahal dia harusnya bersemangat karena nanti malam akan pergi makan malam bersama Akihiko Fujiwara.

Arista mendorong troli yang berisi buku-buku ke arah rak yang masih kosong dan mulai menyusunnya satu persatu.

Dalam hati Arista mengutuk Ramazan tanpa henti.

"Apa yang kau pikirkan! Hingga tidak fokus seperti itu, lihat buku yang kau letakkan itu terbalik.."

Arista seketika menoleh ke arah suara. Matanya melebar kaget "Rama! Sedang apa kau di sini! Lalu..?" Arista menoleh ke arah belakang Ramazan tidak ada siapa pun "Mm.. di mana dia.." tanyanya lagi kembali menatap Ramazan.

"Aku mengusirnya.." kata Ramazan singkat.

Chapitre verrouillé

Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com