webnovel

Sebuah Kata Kerinduan

Hujan tak pernah tau untuk apa ia jatuh. Tapi air mata selalu tau untuk siapa ia jatuh. Untuk pertama kalinya dia peduli pada seseorang, untuk pertama kalinya dia jatuh cinta pada seseorang untuk pertama kalinya dia merasa kehilangan dan untuk pertama kalinya juga dia merasakan penyesalan yang tiada berakhir. Arkananta Sangkara harus kehilangan gadis yang dicintainya untuk selamanya. Menahan kesakitan setiap kerinduan menghantam hatinya. Tapi di antara sakit dan putus asa untuk merelakan hatinya kembali bergejolak penuh harapan. Pertemuan tak di sengaja dengan seorang gadis yang begitu mirip dengan gadis itu. Apakah tuhan sedang mengujinya atau sedang berbelas kasih atas segala kesakitan yang di deritanya selama ini. “Siapa kau!”. “Kau yang siapa! “Kau sangat mirip dengan seseorang yang aku kenal!”. “Hei! Pria lajang kalau kau ingin mendekati seorang gadis jangan gunakan cara kuno seperti ini! Aku tidak percaya dengan sesuatu yang serba kebetulan! Jadi pergilah jangan menghalangi jalan ku!”. Wajah, mata, bibir, bahkan suaranya sangat mirip Arka berpikir jika gadis itu bangun dari kuburnya karena tidak tahan melihatnya dengan rasa sakit menahan kerinduan. Tapi kenapa sifat mereka sangat berbeda. Siapa kau sebenarnya! Apakah itu sungguh cinta pertamanya atau hanya seseorang yang sekedar mirip saja. Jika ada kesempatan manakah yang akan Arka pilih. Melepaskan cinta pertama yang telah lama meninggal atau memulai kisah baru dengan gadis yang mirip cinta pertamanya.

Ahra_August · Urbain
Pas assez d’évaluations
430 Chs

234. Ayo kita bahagia

Malam menjemput Arista terpaksa mandi menggunakan pakaian ganti yang di berikan oleh pria berpakaian serba hitam. Dia tidak tahu apa tujuan orang itu memperlakukannya dengan sangat baik.

Saat dia keluar dari kamar mandi, Arista melihat ruangan yang hanya di terangi lampu neon kuning, kardus buruk yang terletak di pojokkan telah diganti menjadi kasur lipat serta ada bantalnya, dan selimut yang baru dia dapatkan kemarin juga ada di sana, Arista pun menoleh ke arah pintu. Keningnya berkerut heran.

"...Apakah mereka berencana untuk menyekapku selamanya di sini?" pandangan Arista jatuh pada plastik yang berisi makanan di samping kasur lipat baru miliknya. Dia menatap lama pada makanan itu "Jika aku memakannya lagi malam ini apakah aku akan tertidur setelahnya?" dia menggeleng membulatkan tekatnya dia tidak akan makan dan minum, tapi tidak membuat mereka curiga, sebaiknya dia membuang makanan dan minuman itu ke lubang saluran air di kamar mandi.

Chapitre verrouillé

Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com