Ara menatap pria yang berdiri menatap ke arah rumah tempat tinggal Arista, pria itu terlihat ragu-ragu, antara menekan bel dan tidak.
Ara yang seorang arwah tidak terlihat olehnya, menatap pria itu, sebelah tangannya terlipat di dada, sebelah lagi menyentuh dagunya, membuat pose seperti sedang berpikir, dia bahkan sampai mengelilinginya beberapa kali.
"Mau apa dia?" Tanya Ara pada dirinya sendiri. Dia berhenti mengelilingi pria itu, dan menoleh ke arah jendela terlihat bayangan kalau Arista masih berdiri di sana.
Ara pun mendekati si pria dan berbisik di telinganya "Kalau mau masuk rumah jangan lupa tekan bel! Kau sudah ketahuan! Untuk apa ragu-ragu!".
Pria itu terkejut dia menoleh kiri kanan, dia bahkan mengusap telinganya yang tiba-tiba terasa dingin.
"Ada apa ini? Kenapa aku merasa dingin?" kata pria itu. Sebelah tangan yang tadi selalu berada di saku celananya pun keluar membuat benda yang tersimpan di dalamnya jatuh ke luar.
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com