webnovel

Sebuah Kata Kerinduan

Hujan tak pernah tau untuk apa ia jatuh. Tapi air mata selalu tau untuk siapa ia jatuh. Untuk pertama kalinya dia peduli pada seseorang, untuk pertama kalinya dia jatuh cinta pada seseorang untuk pertama kalinya dia merasa kehilangan dan untuk pertama kalinya juga dia merasakan penyesalan yang tiada berakhir. Arkananta Sangkara harus kehilangan gadis yang dicintainya untuk selamanya. Menahan kesakitan setiap kerinduan menghantam hatinya. Tapi di antara sakit dan putus asa untuk merelakan hatinya kembali bergejolak penuh harapan. Pertemuan tak di sengaja dengan seorang gadis yang begitu mirip dengan gadis itu. Apakah tuhan sedang mengujinya atau sedang berbelas kasih atas segala kesakitan yang di deritanya selama ini. “Siapa kau!”. “Kau yang siapa! “Kau sangat mirip dengan seseorang yang aku kenal!”. “Hei! Pria lajang kalau kau ingin mendekati seorang gadis jangan gunakan cara kuno seperti ini! Aku tidak percaya dengan sesuatu yang serba kebetulan! Jadi pergilah jangan menghalangi jalan ku!”. Wajah, mata, bibir, bahkan suaranya sangat mirip Arka berpikir jika gadis itu bangun dari kuburnya karena tidak tahan melihatnya dengan rasa sakit menahan kerinduan. Tapi kenapa sifat mereka sangat berbeda. Siapa kau sebenarnya! Apakah itu sungguh cinta pertamanya atau hanya seseorang yang sekedar mirip saja. Jika ada kesempatan manakah yang akan Arka pilih. Melepaskan cinta pertama yang telah lama meninggal atau memulai kisah baru dengan gadis yang mirip cinta pertamanya.

Ahra_August · Urbain
Pas assez d’évaluations
430 Chs

213. Who's Kevin!

Ara menatap pria yang berdiri menatap ke arah rumah tempat tinggal Arista, pria itu terlihat ragu-ragu, antara menekan bel dan tidak.

Ara yang seorang arwah tidak terlihat olehnya, menatap pria itu, sebelah tangannya terlipat di dada, sebelah lagi menyentuh dagunya, membuat pose seperti sedang berpikir, dia bahkan sampai mengelilinginya beberapa kali.

"Mau apa dia?" Tanya Ara pada dirinya sendiri. Dia berhenti mengelilingi pria itu, dan menoleh ke arah jendela terlihat bayangan kalau Arista masih berdiri di sana.

Ara pun mendekati si pria dan berbisik di telinganya "Kalau mau masuk rumah jangan lupa tekan bel! Kau sudah ketahuan! Untuk apa ragu-ragu!".

Pria itu terkejut dia menoleh kiri kanan, dia bahkan mengusap telinganya yang tiba-tiba terasa dingin.

"Ada apa ini? Kenapa aku merasa dingin?" kata pria itu. Sebelah tangan yang tadi selalu berada di saku celananya pun keluar membuat benda yang tersimpan di dalamnya jatuh ke luar.

Chapitre verrouillé

Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com