webnovel

Sebuah Kata Kerinduan

Hujan tak pernah tau untuk apa ia jatuh. Tapi air mata selalu tau untuk siapa ia jatuh. Untuk pertama kalinya dia peduli pada seseorang, untuk pertama kalinya dia jatuh cinta pada seseorang untuk pertama kalinya dia merasa kehilangan dan untuk pertama kalinya juga dia merasakan penyesalan yang tiada berakhir. Arkananta Sangkara harus kehilangan gadis yang dicintainya untuk selamanya. Menahan kesakitan setiap kerinduan menghantam hatinya. Tapi di antara sakit dan putus asa untuk merelakan hatinya kembali bergejolak penuh harapan. Pertemuan tak di sengaja dengan seorang gadis yang begitu mirip dengan gadis itu. Apakah tuhan sedang mengujinya atau sedang berbelas kasih atas segala kesakitan yang di deritanya selama ini. “Siapa kau!”. “Kau yang siapa! “Kau sangat mirip dengan seseorang yang aku kenal!”. “Hei! Pria lajang kalau kau ingin mendekati seorang gadis jangan gunakan cara kuno seperti ini! Aku tidak percaya dengan sesuatu yang serba kebetulan! Jadi pergilah jangan menghalangi jalan ku!”. Wajah, mata, bibir, bahkan suaranya sangat mirip Arka berpikir jika gadis itu bangun dari kuburnya karena tidak tahan melihatnya dengan rasa sakit menahan kerinduan. Tapi kenapa sifat mereka sangat berbeda. Siapa kau sebenarnya! Apakah itu sungguh cinta pertamanya atau hanya seseorang yang sekedar mirip saja. Jika ada kesempatan manakah yang akan Arka pilih. Melepaskan cinta pertama yang telah lama meninggal atau memulai kisah baru dengan gadis yang mirip cinta pertamanya.

Ahra_August · Urbain
Pas assez d’évaluations
430 Chs

208. Kalung Bersayap

"Kau ini kenapa? Dia hanya menyapa tapi kau menatapnya seperti singa kelaparan."

"Kita tidak pernah tahu, orang seperti apa yang sedang mengejar mu, selain waspada kita tidak punya pilihan lain! Mereka berada di tempat tersembunyi sedangkan kita di tempat terang, kau tentu tahu perbedaannya.."

Arista diam "Kau benar! Sudah lah ayo kita pergi ke Cinemaxx Arka sudah mengirim pesan tiketnya sudah di beli".

Ramazan mengangguk "Tidak jadi membeli sepatu?".

"Tidak! Sepatu ku sudah banyak! Aku tidak punya banyak kaki untuk memakainya.." kata Arista santai.

Alden dan Rizu yang mengikuti dari belakang menghela napas, mereka saling menatap dengan wajah kasihan.

"Apa aku harus menjadi obat nyamuk mereka?" tanya Alden pelan.

"Aku pun merasa hal yang sama!" kata Rizu, namun saat dia menatap ke arah bioskop dia melihat wajah yang tidak asing, itu adalah gadis yang selama ini dia suka, Alden yang melihat perubahan pada wajah Rizu mengangkat alis heran dan menoleh ke arah pandangan Rizu.

Chapitre verrouillé

Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com