webnovel

Sebuah Kata Kerinduan

Hujan tak pernah tau untuk apa ia jatuh. Tapi air mata selalu tau untuk siapa ia jatuh. Untuk pertama kalinya dia peduli pada seseorang, untuk pertama kalinya dia jatuh cinta pada seseorang untuk pertama kalinya dia merasa kehilangan dan untuk pertama kalinya juga dia merasakan penyesalan yang tiada berakhir. Arkananta Sangkara harus kehilangan gadis yang dicintainya untuk selamanya. Menahan kesakitan setiap kerinduan menghantam hatinya. Tapi di antara sakit dan putus asa untuk merelakan hatinya kembali bergejolak penuh harapan. Pertemuan tak di sengaja dengan seorang gadis yang begitu mirip dengan gadis itu. Apakah tuhan sedang mengujinya atau sedang berbelas kasih atas segala kesakitan yang di deritanya selama ini. “Siapa kau!”. “Kau yang siapa! “Kau sangat mirip dengan seseorang yang aku kenal!”. “Hei! Pria lajang kalau kau ingin mendekati seorang gadis jangan gunakan cara kuno seperti ini! Aku tidak percaya dengan sesuatu yang serba kebetulan! Jadi pergilah jangan menghalangi jalan ku!”. Wajah, mata, bibir, bahkan suaranya sangat mirip Arka berpikir jika gadis itu bangun dari kuburnya karena tidak tahan melihatnya dengan rasa sakit menahan kerinduan. Tapi kenapa sifat mereka sangat berbeda. Siapa kau sebenarnya! Apakah itu sungguh cinta pertamanya atau hanya seseorang yang sekedar mirip saja. Jika ada kesempatan manakah yang akan Arka pilih. Melepaskan cinta pertama yang telah lama meninggal atau memulai kisah baru dengan gadis yang mirip cinta pertamanya.

Ahra_August · Urbain
Pas assez d’évaluations
430 Chs

194. Ara Ada di Sini

Arista tidak dapat mempercayai penglihatannya sekarang. Orang yang di pikirnya telah menghilang kembali muncul di antara reunian.

"Ara.. benar itu kau?"

Rey yang melihat Arista bicara sendiri merasa aneh, begitu pula dengan Dwi dan beberapa orang yang melihatnya. Tapi tidak dengan Ramazan dia merasa pernah melihat hal yang sama bukan orang lain tapi dirinya sendiri.

Rey segera menghampiri Arista memegang lengannya, pandangannya melirik sekeliling, beberapa orang memang menatap Arista dengan pandangan aneh.

"Arista! Ada apa denganmu.." tanya Rey. Dia juga melihat gadis itu menangis tapi bibirnya menyunggingkan senyum manis.

Rey merasa malu dan segera membawa Arista keluar dari ruangan, gadis itu tidak melawan, dia hanya mengikuti tanpa perlawanan sedangkan pandangannya selalu menoleh ke samping kanan seolah ada orang di sana.

Chapitre verrouillé

Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com