Ramazan mengurut kakinya yang terasa mati rasa. Rasanya dia ingin cepat berjalan. Jika di ingat lagi dia menyesal telah melukai dirinya sampai seperti sekarang, dia sendiri yang repot dan rugi sedangkan alasan dia melakukan itu semua hanya karena seorang gadis yang tidak pantas dia perjuangkan.
Menyesal memang selalu datang kemudian dan juga tidak ada obat untuk penyesalan.
Tapi, dia sebenarnya tidak sepenuhnya menyesal, karena dalam keadaan itu dia bisa bertemu dengan gadis yang sangat spesial.
Gadis yang membuat jantungnya berdebar-debar, gadis yang membuatnya merasakan rindu setiap detiknya, dan gadis yang ingin dia rengkuh ke dalam pelukannya, gadis yang ingin dia miliki selamanya. Terdengar egois dan posesif tapi dia merasa tidak ingin melepaskan gadis itu untuk orang lain.
"...Rama! Buka pintunya! Kenapa kau terus menghindari ku!".
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com