webnovel

Sebuah Kata Kerinduan

Hujan tak pernah tau untuk apa ia jatuh. Tapi air mata selalu tau untuk siapa ia jatuh. Untuk pertama kalinya dia peduli pada seseorang, untuk pertama kalinya dia jatuh cinta pada seseorang untuk pertama kalinya dia merasa kehilangan dan untuk pertama kalinya juga dia merasakan penyesalan yang tiada berakhir. Arkananta Sangkara harus kehilangan gadis yang dicintainya untuk selamanya. Menahan kesakitan setiap kerinduan menghantam hatinya. Tapi di antara sakit dan putus asa untuk merelakan hatinya kembali bergejolak penuh harapan. Pertemuan tak di sengaja dengan seorang gadis yang begitu mirip dengan gadis itu. Apakah tuhan sedang mengujinya atau sedang berbelas kasih atas segala kesakitan yang di deritanya selama ini. “Siapa kau!”. “Kau yang siapa! “Kau sangat mirip dengan seseorang yang aku kenal!”. “Hei! Pria lajang kalau kau ingin mendekati seorang gadis jangan gunakan cara kuno seperti ini! Aku tidak percaya dengan sesuatu yang serba kebetulan! Jadi pergilah jangan menghalangi jalan ku!”. Wajah, mata, bibir, bahkan suaranya sangat mirip Arka berpikir jika gadis itu bangun dari kuburnya karena tidak tahan melihatnya dengan rasa sakit menahan kerinduan. Tapi kenapa sifat mereka sangat berbeda. Siapa kau sebenarnya! Apakah itu sungguh cinta pertamanya atau hanya seseorang yang sekedar mirip saja. Jika ada kesempatan manakah yang akan Arka pilih. Melepaskan cinta pertama yang telah lama meninggal atau memulai kisah baru dengan gadis yang mirip cinta pertamanya.

Ahra_August · Urbain
Pas assez d’évaluations
430 Chs

150. Rey Takumi

Meja makan panjang telah terisi penuh oleh makanan manis, dan buah apel berwarna hijau. Arka dan Rian menatap dua kursi kosong di samping Arista, Mereka menunjuknya dan di jawab anggukan kepala Alden.

Rian menelan ludah, lalu perhatiannya jatuh pada gadis asing yang baru dia kenal, yaitu Zalu teman Arista. Gadis itu juga menatap Arista dengan pandangan sedih campur bingung.

"..Mari kita mulai, Leander akan datang terlambat." Alden memanggil Arista yang memakai topi kerucut bergambar warna warni sangat ceria. "...Ayo kita tiup lilitnya, sebelum itu jangan lupa berdoa."

"Tunggu! Kita harus bernyanyi dulu. Baru tiup lilin nya kan? " tanya Arka protes.

"Kita lewatkan saja bernyanyinya.. langsung tiup lilin dan potong kuenya, aku sudah sangat lapar.. "sahut Rian, hingga mendapatkan tatapan tajam dari Arka. Cowok itu langsung menutup mulutnya rapat-rapat.

Alden kemudian bertanya pada Arista ".. Nah, bernyanyi dulu atau langsung makan?".

Chapitre verrouillé

Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com