"You name it whatever you want, man." Keangkuhan tergambar jelas dari gestur tubuh Teodor. "But, you can't change things. Just accept your destiny as the lowest caste to serve us, the nobles."
"Why don't you shoot all of us to death now?"
Tantangan Hyker tersebut bukanlah tidak beralasan, pria tersebut hanya ingin memastikan lebih jauh jika apa yang telah diprediksi Dharma adalah sebuah kebenaran.
"I could," jawab Teodor. "But, we needed slaves for plantations and agriculture. Also, the miners."
Hyker menyeringai memandang pada Dharma di damping kanannya. "Sepertinya Anda benar, Kap," ujarnya setengah berbisik. "Semoga saja rencana kita bisa berjalan dengan lancar."
"Sudahlah," bisik sang kapten pula. "Jangan sampai mereka mengetahui, bisa berantakan semuanya."
"Warning, warning, warning."
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com