webnovel

SATRIA

Siti_Handriani · Sports, voyage et activités
Pas assez d’évaluations
44 Chs

Planning 1

Banyak dari sekian orang yang kita percayai adalah orang terdekat dengan kita.

Namun siapa sangka jika ada musuh dalam selimut yang siap menikam kita .

〰〰〰〰〰

Flashback on

Setelah kepergian Athena dan Satria, Sakha bergegas mengeluarkan ponsel dan mengirim pesannya pada seseorang.

"Mereka pergi."Dan lagi, seringai itu muncul bak dewa iblis yang menakutkan. Dengan cepat ia memasuki lift rumahnya seraya membawa kunci yang telah ia genggam.

Bbrruumm bbrruumm

Motor itu melaju dengan cepat tanpa menghiraukan pengendara lain. Bak orang kesetanan, ia melajukan motornya di atas kecepatan rata-rata.

Brrruumm...

Bbrruum...

"Sebelah kanan." Ucap seseorang diseberang sana yang kini sedang memberikan instruksi pada Sakha.

"Kiri!"

"Tepat pertigaan hadang jalan mereka dan laksanakan."

"Baik."

Brruummmm bbbrruuummmm

Ia kini menaikkan kecepatan laju motornya, satu tangan ia gunakan untuk mengambil sesuatu dalam saku jaket hitamnya.

Cklek...

"Itu dia, It's so time... "

Orang itu mulai mengarahkan senjatanya pada ban mobil yang kini tengah menjadi targetnya.

Bbrruuum...

Sssrreekkkkk... cciittttt ....cciittttt

Mobil itu mulai oleng tak seimbang, berkali kali mobil mencoba menyeimbangkan lajunya namun itu semua tak berarti.

Dor

Dor

Dor

Mobil itu semakin kehilangan kendalinya, sang pengemudi yang terus mencoba menstabilkan kendaraannya mulai pasrah saat melihat dari arah berlawanan  terdapat truk pembawa barang bangunan besi.

Sssrreetttt... sssrretttt...

Bunyi gesekan ban mobil dengan aspal begitu memekakkan telinga bagi siapapun yang mendengarnya.

Bbbrrruuuukkkk , tabrakan itu terjadi tepat di hadapannya yang kini menyunggingkan senyum kebahagiaan.

"Mission complete!"  tanpa melihat korban, ia langsung meninggalkan tempat kejadian.

Flashback off

.

.

Lain halnya dengan keadaan dua orang yang kini masih terjebak dalam mobil itu.

"Rye... bangun... Rye, hey??" Tangan itu dengan lemahnya menepuk pipi Athena. "Bangun , Rye..."

Satria mencoba melepas sabuk pengamannya, ini tak sesuai dengan rencana, ada apa sebenarnya?? Aarrgghhh.." Rye.. hey, bangun !!!"

Darah bersimbah hampir menutupi seluruh wajah Athena , gadis itu tak menggunakan sabuk pengamannya mengakibatkan benturan keras membuatnya seperti sekarang ini.

kkllekk

Klleekkk

Klleekk

Satria terus mencoba untuk membuka sabuk pengaman miliknya , namun tak berhasil.

Ia menatap sekitar, banyak orang bergerombol , namun tak ada yang menolong satu orang pun. Mungkin karena cap mobil mereka telah mengeluarkan api membuat mereka takut untuk mendekat.

Eengghhh...kleekk kklleekk kklleekk , lagi, Satria terus berusaha sekuat tenaganya.

"Ayoo.. lepas lepass...lepaasssss..." keringat dingin mulai membasahi dahinya yang telah bercampur dengan darah.

Ceklek, terbuka.

Setelah itu, Ia mencoba membuka pintu mobilnya, namun tak bisa. Dengan segera ia menendang pintu mobil di sebelah Athena begitu kuat.

Bbrraaakkkk

Dengan cepat Satria keluar dan membawa Athena bersamanya. "Kamu harus kuat sayang... Rye harus kuat."

Banyak orang yang mulai berkumpul untuk melihat keadaan mereka , namun semuanya tak berlangsung lama saat sirine ambulance mendekati mereka.

"Jangan sentuh dia!" Ucap Satria dengan begitu dinginnya saat melihat petugas rumah sakit berniat mengangkat Athena. Akhirnya Satria pun mengangkat Athena untuk memasuki mobil dan mendapat penanganan terlebih dahulu.

Mata biru tajam itu melemah memperlihatkan segala kekhawatirannya.

.

.

"Apa?? Bagaimana bisa??" Teriakan itu membuat semua orang yang kini tengah berkumpul langsung terlonjak kaget.

"....."

"Saya segera kesana"

Tuttt.. panggilan itu dimatikan. Wajahnya menyiratkan kekhawatiran.

"Ada apa Faysa?"

"Ily ... anak kita kecelakaan."

"Apa???" Tak hanya Ily, namun Ken dan Tae pun ikut terkejut akan berita ini.

"Bagaimana bisa Fay??? Kenapa bisa seperti ini??"

"Ya, mereka merubah strateginya, lebih baik kita ke rumah sakit."

Air mata itu jelas hampir saja turun membasahi permukaan pipinya, namun dengan segera Ken menghapusnya dengan lembut dan menghangatkan. Kedua pipinya ia tangkup kan seolah memberi semangat  .

"Hey... lihat aku , mereka kuat, mereka pasti akan baik baik saja. Kita pun harus kuat dan semakin kuat, kenapa? agar bisa menjaga dan melanjutkan misi kita."

Ya, Ken benar... aku tidak boleh lemah, Ily yang mendengar itupun langsung menyeka air matanya, dengan segera ia melepas pelukannya dari Tae.

"Ily harus kuat, demi anak-anak Ily."

"Ya, itu benar sayang, demi anak-anak kita." cup , kecupan itu membuat Ily memejamkan matanya.

"Ayo kita pergi sekarang."

"Baik!"

〰〰〰〰〰

"Hahahahaha... bagusssss!!!! Ternyata kamu memang paling bisa di andalkan ya"

"Kita akan apalagi tante?"

"Kita tunggu informasi mereka berdua."

Dua orang itu datang dengan tergesa menghampiri wanita dan juga laki-laki yang sedari tadi berbincang.

Ya, itu adalah Daisy dan juga Sakha.

"Momma, mereka selamat."

"Apa?? Bagaimana bisa mereka selamat?" tanya Sakha dengan terkejutnya saat rencananya gagal membuat mereka lenyap.

"Hm, Satria hanya mengalami sedikit luka, namun Athena kini sedang menjalani operasi pada kepalanya karena terjadi pendarahan." Ucap seorang lelaki yang datang bersama Nabila.

"Baiklah Nabila, kini giliran kamu yang turun tangan." Nabil menatap puas saat ia di berikan tugas untuk menghabisi Athena, ya, karena itulah yang sedari dulu ia tunggu tunggu.

Sakha menatap ke arah Nabila dengan pandangan yang sulit di artikan, perlahan namun pasti Sakha mendekat ke arahnya dan kini ia tepat berada di hadapan, Nabila.

"Bila, bisa ngomong sebentar?"

"Hm..." ucapnya dengan ketus , ia menatap Daisy seolah meminta izin pamit pada sang ibu sekaligus orang yang selalu mendukungnya dari belakang selama ini.

Setelah mendapat persetujuan, mereka keluar, tak ada percakapan apapun dari mereka , hanya ada suara sepatu yang kini bergesekan dengan lantai.

Setelah sampai berada di balkon sebuah kamar, Sakha menghentikan langkahnya kemudian menatap Nabila dengan sangat lekat.

"Bila!"

"Hm...??"

"Besok giliranmu, boleh aku minta sesuatu?"

"Apa?"

"Jangan lukai bunda!"

"Hahahaha... konyol," suara tawa yang begitu menggelegar membuat Sakha mengepalkan kedua tangannya  menahan amarah yang siap memukul gadis dihadapannya ini.

"Tolong...."  Pintanya dengan lirih , namun mata itu berkata lain . Seolah ada amarah yang ia sembunyikan.

"Enggak!!!"

"Bila, Ingat dan pikir kan kembali! Bunda selalu ada buat lo, bunda yang selalu kasih sayangnya ke elo, dan bunda juga yang selalu ada buat lo."

"Bunda?? Hahahah... lo kayak gini bukan karena lo takut ada yang nyakitin bunda kan?? Lo takut kalo kejadian nanti bakal nyakitin seseorang yang lo cintai."

"A-ap A—apa? Maksud lo apa???" Ucap Skaha tergagap.

"Lo!" tunjuk nya tepat pada dada Sakha.

"Cinta sama bunda!"

〰〰〰〰〰

Comming...😁😁😁😁😁

Baru up nihhh.... aku usahakan besok akan up lagi, doakan yaa.... Dan semoga kalian para pembaca SATRIA tak kabur karena mami ini jarang up 😂😂😂

Semoga di part ini , kalian bisa berangan angan apa yang akan terjadi  di part selanjutnya 😉😉😉

Happy Reading 😘😘