Laju kursi roda Alyn tertahan saat ia melihat Igho masih termangu di samping jendela ruang tamunya.
Ia berdiri tegak sambil memandangi ke arah teras rumah. Bola mata Igho terlihat kosong, Alyn tak bisa terus berdiam diri melihat Igho murung seperti itu.
Sedangkan ruangan yang tadinya ramai karena ada Mama dan Ayah kini sudah mulai sepi kembali.
"Igho!"
Suara Alyn memecah suasana hening.
"Iya?"
Igho menoleh namun tatapannya masih saja kosong.
"Gho, sampai kapan kamu berdiri di sana? Mama sama Ayah udah pada berangkat kan? Sekarang giliran kita,"
Pikiran Igho yang sedang melayang membuat dia lupa apa yang akan ia lakukan detik itu juga.
"Emangnya kita mau pergi kemana?"
"Astaga? Bukannya kita mau pergi ke Prima Hospital?"
"Ya tuhan. Maaf, aku lupa." Igho menggaruk keningnya yang tidak gatal, sambil menyumbingkan senyuman dengan terpaksa.
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com