webnovel

remember that day

Airin Kamiliana, wanita yang hampir selalu baik-baik saja dalam hidup. Terlahir dalam keluarga yang berkecukupan, memiliki orangbtua yang sangat mencintainya, tumbuh menjadi wanita cantik dan cerdas, hingga dinikahi oleh laki-laki yang behitu mencintainya dan dicintainya. Seperti ini kan perjalanan hidup yang diinginkan semua orang? Dan Airin beruntung bisa menjalani kehidupan sempurna seperti ini Namun, bukan hidup tidak pernah akan sesempurna itu. Begitu pula yang akhirnya harus Airin rasakan. Dia akhirnya harus merasakan perihnya kecewa dan penghianatan. Bian, pacar yang sudah sekian tahun ia pacari dan kini sudah menjadi suaminya dengan tega membuat keputusan untuk menceraikannya karena tergoda oleh sahabat lamanya. Namun, untuk menutupi semua kesalahamnya dia justru menuduh Airin berselingkuh dengan sahabat lamanya juga Setelah persidangan memutuskan perceraian mereka secara resmi, hari-hari penuh kenangan terus menjadi bayang-bayang untuk Airin dan Bian. Seperti banyak kalimat bijak yang sering kita dengar, kita akan merasa sangat menyesal setelah kita kehilangan. Dan yaps... Bian akhirnya membuktikan kebenaran kalimat bijak itu. Bian kini terus menyesal karena melepaskan Airin. Namun apa mau dikata, nasi sudah menjadi bubur. Airin sudah menemukan kehidupan barunya, kebahagiaan barunya. Apakah Bian akan yega datang lagi kepada Airin dan menghancurkan kehidupan bahagia Airin untuk kedua kalinya?

Galuh_Fifiana · Fantaisie
Pas assez d’évaluations
377 Chs

Bagian 102

Mbok Jah sudah siap untuk kembali berteriak, tetapi Alif langsung menyerobot.

"Udah, dari pada nggak jelas. Mending Mbok Jah bantu aku untuk buka pintu aja tuh," pinta Alif sambil menunjuk ke arah pintu garasi yang masih tertutup rapat.

Mau tidak mau Mbok Jah mengikuti keinginan Alif. Mbok Jah membukakan pintu garasi.

Melihat pintu garasi sudah terbuka dengan lebar, Alif langsung tancap gas meninggalkan pekarangan rumahnya.

Mbok Jah hanya bisa membiarkan Alif pergi, dia harus terima jika dia belum mendapatkan jawaban pasti kemana Alif akan pergi. Mbok Jah harus siap jika nanti ditanyai oleh Mama dan Papa Alif mengenai kepergian Alif yang entah ngeloyor kemana.

"Yah, udah lah. Aku harus siap-siap dimarahin lagi sama Tuan dan Nyonya besar," kata Mbok Jah sambil menutup pintu garasi.

Di dalam mobil….

Chapitre verrouillé

Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com