Kak Usagi memandangi adiknya dengan kedua mata marah. Ratu ratu brengsek itu mengunakan kekuatannya untuk memanipulasi Alice .
Kak elang dan kak tikus menyadari kekhawatiran mereka menjadi kenyataan. Kak tikus dan kak elang buru buru mendekati Alice yang menangis tiba tiba..
Mereka mengoncang adiknya yang tampak terpaku .Ratu memiliki kekuatan untuk berbicara menggunakan telepati. Oleh karena itu Ratu bisa memanipulasi seseorang termasuk untuk membuat dia hilang ingatan.
Kak Usagi memegangi kedua pundak Adiknya sedangkan kak tikus memandangi adiknya dengan sangat khawatir.
Kak elang berada di belakang memeluk dengan erat sang adik dengan kedua mata berair mata.
"Alice Alice kau tidak boleh mendengar perkataan itu!!" teriak kak tikus berusaha agar Alice tidak semakin terlena.
Kak Usagi hanya diam. Dia diam diam mengumpat sang ratu yang telah menggunakan kekuatannya dengan cepat.
"Hah.. Usagi. kau tau semakin cepat semakin baik. Biar saja ia seperti itu. Kau kan sudah ada sampelnya "
Kak Usagi terdiam. Ia menunduk berusaha menyembunyikan wajahnya yang terlihat sangat marah.
"Sialan kau kau benar benar brengsek, aku tidak akan membiarkan mu membuat Alice ku seperti ini!!"
"Usagi kau benar benar terpengaruh oleh pria itu. Ia bukanlah adik kandungmu. Kau tidak perlu berbaik hati seperti itu"
"Sialan, kau harus nya tidak mengingkari janjimu. Kau akan menunggu saat Alice dewasa. Kau benar benar ratu brengsek!!"
"Kejam sekali Usagi. Aku hanya menjalankan tugasku. Semakin cepat semakin baik kan"
Kak Usagi menunduk mengumpat ke arah sang ratu. Sebagai keluarga langkah ia juga memiliki kemampuan hampir sama dengan ratu.
Srek.., Alice melepaskan pegangan kak Usagi. Kedua matanya memicing dengan sendu ke arah kak Usagi.
Kak Usagi termenung. Matanya terbelalak dan ia tidak bisa berkata apapun.
"Alice...sudah tau kak.., Alice..sayang kakak" seru Alice ia tersenyum lalu mencium kening kak Usagi.
Tes..
Kak Usagi untuk pertama kalinya meneteskan air mata. Air mata yang sangat sedih yang bahkan tidak di sadari.
Wajah Alice..jangan.. Jangan..sekarang.
_
_
_
"Hei elang. Alice itu ternyata lebih dewasa dari yang kubayangkan. Ia menerima permintaan ku"
Kak elang berhenti memeluk. Dia menatap kearah Alice yang hanya tersenyum manis menatapnya.
"Ti... tidak mungkin"
"Tentu saja, bukankah ia pantas menerima semua itu. Ini tentang dirinya bukan"
"Alice..., jangan..pergi" seru kak elang tidak mempedulikan suara ratu yang memuji dirinya.
Di matanya hanya terdapat wajah Alice yang perlahan tersenyum dan mengecup pipi sang kakak.
_
_
_
Srek...
Kak tikus beralih menghadang tempat dimana pintu kamar berada..
Tetapi Alice hanya tersenyum ramah. Senyum yang sangat manis lalu memeluk kak tikus dan membuatnya terdiam.
"Kak..aku tidak akan melupakan kebaikan kalian. Kalian adalah kakak yang sangat baik dan hebat"
Alice berbalik. Rambutnya bergoyang perlahan. Dan tetesan air mata hangat mengalir.
"Aku tidak pantas berada di sisi Kalian lebih lama lagi. akan sangat menyakitkan saat aku berada disini tetapi bukan berasal dari sini"
Tak
Tak
_
_
_
Kak Usagi segera tersadar setelah langkah kaki itu perlahan menghilang. Masih ada waktu benar ..
Kak Usagi segera memegang pundak kak elang yang hanya terdiam. Lelehan air mata mengalir dimatanya tanpa henti .
"Kita harus menghentikan dia!!, masih ada waktu!!" seru kak Usagi menatap ke arah kak elang.
Kak elang menghapus air matanya tetapi tatapannya berganti dengan tatapan Tersenyum seolah pasrah.
"Kak.., ini sudah takdir Alice. Alice menginginkan ini" serunya lagi.
Kak Usagi menatap dengan kedua mata yang terbelalak terkejut.
Dia beralih pada kak tikus yang hanya diam membisu. Dia sama sekali tidak sadar saat kak Usagi memgoyangkan badannya.
"Sial!!, aku tidak akan membiarkan Alice mati!!, Alice harus hidup denganku!!"
Kak Usagi melangkah dengan cepat. Dia membuka pintu dan melihat alice sosok adik manis yang kini sedang berjalan.
Dia berbalik dan melihat ke arah kakak nya yang kini sedang menatapnya dengan tatapan berbeda.
Kedua matanya berwarna kuning seperti bunga matahari. Senyumnya sangat manis mampu melelehkan es terdingin sekalipun.
Keberadaan nya adalah anugrah, dan setiap orang mencintai dirinya. Dia di cintai oleh pulau ini dan juga ratu .
Oleh karena itu ia harus mati untuk kedamaian pulau ini. Agar kakak kakak tidak terlena dengan keberadaannya.
Keberadaannya hanya sekadar alat, dan akan selalu seperti itu..
Ia tersenyum ramah untuk terakhir kalinya. Di tatapnya ketiga kakaknya yang menyusul.
Dan air mata menetes perlahan dari pipi kecilnya. Udara hari itu terasa sangat dingin dengan hujan perlahan jatuh dan membuyarkan tatapan siapapun.
"Selamat tinggal kakak, dan aku mencintai kalian semua"
Hanya perkataan itu dan semuanya lenyap. Tubuh kecilnya jatuh dengan darah yang membasahi.
Suaranya tidak lagi terdengar.
Kak Usagi terdiam. Dia tidak bisa menyelamatkan nya lagi. Kedua matanya menatap terbelalak dan kosong.
Kak elang baru saja menyusul tetapi ia terduduk lagi. Ia menangis keras seperti anak kecil dan menutup wajah nya.
Kak tikus hanya diam. Dia menatap dengan kedua mata datar nan dingin. Seperti ada es baru yang terbangun dalam dirinya.
_
_
_
_
Kejadian itu mengubah semuanya..
_
_
_
_
Alice..pria manis yang akan selalu ada dan selalu ada Setiap tahun dan selamanya di pulau tersembunyi dengan rahasia tertutup rapat.
_
_
_
_
_