Nggak cuma di bus. Bahkan tiket pesawat kami memiliki nomor duduk berurutan. Silvi terus saja menakutiku. Sengaja terus membuatku berpikir yang tidak-tidak.
Silvi : Tetep jaga hati. Laki lo ngawasin dari sana.
Itu pesan whatsapp yang kesian darinya selama aku duduk di dalam bus bersama Thomy. Dan sekarang aku malah berdampingan lagi dengan lelaki itu.
"Kok kita deketan lagi sih, Pak?" tanyaku heran seraya mendongak melihatnya yang sedang kembali menyimpan tas ke bagasi pesawat.
"Aku nggak tau, Kanya. Aku duduk sesuai sama nomor tiket kok."
Aku mengembuskan napas pasrah. Lalu kembali mengirim chat ke Silvi sebelum pramugari menyuruh kami menghidupkan mode pesawat.
'Pastikan yang seperti ini jangan sampai Naren tahu.'
Setelah mengetik dan memastikan terkirim, aku menyalakan mode pesawat.
"Jangan main HP terus, bentar lagi kita lepas landas," ujar Thomy sambil duduk di kursi sebelahku.
"Ini udah saya matikan kok, Pak."
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com