Thomy melambaikan tangan padaku. Menyuruhku mendekat bergabung dengan permainan mereka. Namun, aku menolak dengan melambaikan tangan kembali. Aku akan bergabung ketika matahari sudah agak turun ke arah barat. Kulitku sudah hitam, akan jadi seperti apa lagi kalau berjemur di bawah sinar matahari seterik itu?
Tanganku menggapai es kelapa yang tersaji di batok kelapanya langsung. Air kelapa aslinya dicampur dengan gula merah dan susu. Lalu diberi es batu. Rasanya luar biasa nikmat.
Tatapku melihat Thomy berlarian di atas pasir, lalu langkahnya melambat saat mulai dekat dengan tempatku duduk.
"Kenapa kamu nggak ikut main sama mereka?" tanya Thomy seraya menarik kursi plastik yang menganggur.
"Nggak ah, panas. Jadi apa kulit saya nanti? Bisa-bisa kayak pantat kuali," celetukku kembali menyeruput es kelapa tersebut.
"Ya nggak gitu juga. Kulitmu sekarang itu bagus banget tau enggak sih? Aku loh iri punya kulit eksotis kayak kamu."
Support your favorite authors and translators in webnovel.com