webnovel

Playboy juga punya hati

Arul adalah seorang Playboy yang suka gonta-ganti pacar karena dia benci pada wanita dan ingin membalas dendam pada wanita karena kehidupan keluarganya. Risya gadis tomboy berkulit putih yang memiliki lesung pipit di pipi. tidak pernah pernah pacaran perempuan sholehah yang memasuki kehidupan Arul dan merubah Playboy yang tidak punya hati. menjadi seorang Lelaki yang memiliki hati. Dia memiliki prinsipnya pacaran 1x, jatuh cinta 1x dan menikah 1x. Belinda gadis Psikopat yang mencintai Arul dan terobsesi pada Arul. yang akan melakukan apapun untuk bisa mendapatkan cinta Arul. " Cinta yang ada di hati hanya memiliki 1 nama, Namun Takdir kadang memberikan banyak nama dalam kehidupan kita. karena Takdir berbeda dengan Cinta. Cinta hanya mampu dirasakan dengan hati. tapi takdir adalah sesuatu yang harus kita terima walau tidak sesuai keinginan hati. " Bagaimana kisah Arul dan Risya ?? akankah mereka hidup bersama ?

kavia_trina · Urbain
Pas assez d’évaluations
155 Chs

115. Cinta butuh ruang untuk selalu bersama ( part 9)

" Pah...apa papah tega memisahkan mereka?lihat Arul Pah. betapa bahagianya dia sekarang. Dia banyak berubah pah. jadi lebih baik. Mamik mohon Pah, pikirkan Arul. Dia sangat mencintai Risya Pah. "

" Tapi semua ini salah Mik, kamu tau itu. Arul dan Risya harus bercerai secepatnya. mereka nggak mungkin bersama." kata Pak Safei dengan tegas.

Risya terkejut mendengar kata-kata yang diucapkan pak Safei. Risya yang akan ke dapur mengambil minum tak sengaja mendengar pembicaraan Mertua dan kakak iparnya. membuatnya tidak jadi mengambil air minum dan kembali ke kamarnya.

"jadi mertuanya tidak menyukainya." batin Risya.

Risya masih terdiam memegang gelas kosong ditangannya membuat Arul bingung melihat sikap istrinya itu.

" sayang, kamu nggak jadi ambil minum?" tanya Arul yang tidak dihiraukan oleh Risya yg masih bengong dengan pikirannya sendiri.

" sayang, kamu kenapa ?" Arul lalu menyentuh bahu istrinya karena khawatir dengan istrinya yang masih melamun tanpa menjawab panggilannya.

"eh....hm....apa mas? " Risya tergagap.

Arul lalu duduk mendekati Risya, Dipeluknya bahu gadis cantik pujaannya itu.

" kamu kenapa sayang?ada yang mengganggu pikiranmu?" tanya Arul lembut sambil mengusap punggung istrinya lembut.

" oh...nggak papa kok mas. " Risya berusaha menyembunyikan masalah yang dipikirkannya.

" sayang, jangan bohong pada suamimu. katakan apa yang kamu pikirkan? mas sangat mengenalmu sayang, kamu sendiri yang bilang kita jangan sampe menyembunyikan apapun dan harus jujur. ya kan?"

Risya mengambil nafas panjang. berusah menata hatinya. Dia nggak mau membuat Atul marah jika dia menceritakan apa yang di dengarnya barusan. Risya tidak mau sampe Arul dan papahnya bertengkar karena masalah ini.

" sayang..." Arul mengagetkannya lagi hingga Risya tersentak.

" Mas kamu mengagetkanku..."

" kamu ngelamunin apa sih? kamu mikirin siapa? mas mu ini udah di sampingmu lo dek. masa kamu masih mikirin yang lain. " ledek Arul sambil memanyunkan bibirnya merajuk.

" apa sih mas. aku nggak pernah mikirin laki-laki lain selain kamu mas. cuma kamu pemilik hati dan jiwaku. " jawab Risya merayu.

" Duh istri mas udah pandai merayu sekarang. mas jadi takut tersaingi nih." Arul mencubit mesra pipi Risya.

" habis mas sekarang nggak pernah merayuku lagi. " kini giliran Risya yang cemberut.

" Oh..jadi bidadari mas ini minta dirayu nih ceritanya? mau rayuan maut apa rayuan gombal?" tanya Arul

" ih...mas norak." Risya menyikut perut suaminya.

" aau...sakit sayang. "

" biarin..." Risya dan Arul tertawa bahagia

" sekarang bilang sama mas? apa yang terjadi sampe kamu balik lagi nggak jadi ambil minum. " Arul bertanya lagi pada Risya.

" Mas udah jangan tanya lagi ya. nggak ada apa-apa kok. " Risya enggak bercerita tapi Risya juga tidak mungkin berbohong pada Arul.

" Mas jadi tambah curiga dengan sikap kamu ini dek. kalo kamu nggak mau cerita mas akan cari tahu sendiri. " kata Arul marah sambil beranjak dari tempat duduknya.

Risya memegang tangan suaminya

" Mas...ok aku cerita tapi tolong mas tenang dulu. mas janji nggak akan marah ya. "

" kenapa mas harus marah?"

" mas janji dulu. baru aku mu cerita. "

" ok mas nggak akan marah. "

" Mas tadi nggak sengaja aku dengar kalo papah ingin kita segera bercerai mas. "

" Apaaaa?" Arul langsung merah padam mukannya dan langsung akan mendatangi pak Safei papahnya. namun segera ditarik tangannya oleh Risya.

" Mas tenang dulu. mas janjikan nggak akan marah tadi. "

" tapi ini keterlaluan sya. papah nggak bisa mengatur hidup kita seperti itu. dan aku nggak mau sampai siapapun memisahkan kita. walaupun itu papah aku sendiri."

" Iya mas aku tau. tapi bagaiamanapun dia papah kamu sayang. kamu nggak boleh emosi seperti itu. kita bisa bicara baik-baik dan tanya apa alasan papah nggak mau kita bersama. Mas, jangan marah ya. apapun yang terjadi. kamu janji sama aku agar bisa menahan emosimu. ingat sayang, jangan sampe kita menjadi orang yang durhaka. Dia orang tua kita sayang, nggak pantas kalo sampe kita mengecewakan mereka. " Risya mencoba menenangkan hati suaminya.

Arul menarik nafas panjang, dilihatnya wajah cantik istrinya yang begitu menawan. hatinya tercabik, saat mendengar Papahnya sendiri tega ingin memisahkan Dia dari belahan jiwanya. belahan hati yang selalu di cintainya dengan sepenuh hati.

Arul tak kuasa membendung keinginannya, di tariknya Risya dalam dekapan cintanya. "mengapa jalan kita begitu sulit. " batin Arul dengan masih memeluk Risya di dadanya. hatinya berdegup kencang. Ingin sekali dia menyembunyikan cintanya terus di dalam peluknnya agar tidak ada seorangpun yang menyakitinya atau memisahkan Dia darinya. Arul meneteskan airmata yang tak mampu di tahan lagi di dadanya.

Risya bisa merasakan kesakitan di dada Arul. " Mas,..."

" Hm..."

" kamu tau nggak. kenapa malam menjadi indah jika ada bulan yang bersinar?

" karena bulan memang indah sayang. "

" sebenarnya bulan tidaklah indah mas, dia bahkan tidak mampu bersinar sendiri. dia butuh bantuan matahari untuk memberikan sinarnya. seperti aku yang juga membutuhkanmu agar tetap tegar dan bersinar walaupun banyak cobaan yang akan aku hadapi. kamu seperti matahari bagiku. mampu memberikan kekuatan disaat aku meras lemah. tanpa kamu aku seperti rembulan yang tidak mampu memberikan keindahan pada malam. aku tidak berarti tanpamu Mas. "

" sayang... ungkapanmu begitu indah. aku sungguh mencintaimu. kamu sungguh pandai merayu sekarang. " Ucap Arul sambil mempererat pelukannya pada Risya.

" aku juga sangat mencintaimu mas. "

" terima kasih sayang, kamu selalu mampu menenangkan hatiku. aku bersyukur pada Allah karena memilihkan kamu menjadi istriku. aku sangat bahagia."

" aku juga sangat bahagia mas. bisa menjadi istrimu. semoga kita bisa bersama sampe tua ya mas. saling mencintai dan selalu bersama. "

" Mas....aku lapar. pengin bubur ayam."

" oh...ok ayuk kita joging sekalian makan bubur ayam nanti.biar sehat. ganti bajumu sayang. "

" siap bos. "

Risya lalu mengganti bajunya dengan training olahraga. dan menghampiri Arul diluar. berdua mereka menuju GOR yang ada di tengah kampung mereka untuk berolahraga dan membeli makanan.

" cape mas...yuk makan. "

" iya yuk mau makan apa? tuh ada bubur ayam dek. "

" hehee...iya mas pesenin 2 mas. "

" kamu mau makan 2 mangkuk sayang?"

" gak lah mas. kan sama mas. "

" hehe...kirain. saking lapernya kamu mau 2."

" ih...mas mau bikin aku gendut. "

" hehehe...yang penting kamu bahagia sayang. mas ikhlas kok kasih makan kamu apa aja. "

" iya deh mas. mas emang yang terbaik. jadi tambah sayang deh sama mas.muach."

Arul terkejut menerima ciuman mesra dipipinya? Arul tidak menyangka istrinya akan melakukan itu di tempat umum seperti ini. senyum merekah di bibir merah Arul.

Dengan senang hati Arul memesankan bubur ayam untuk istri tercintanya. sementara Risya duduk dibawah pohon beringin yang rindang.