Selesai makan, mba mamik langsung duduk di hadapan Arul.
" Rul, sekarang jelasin semuanya ? kamu jangan berani mempermainkan anak orang. ingat Rul mba juga seorang wanita, ponakan kamu juga wanita. jadi mba nggak mau kamu mempermainkan Risya. "
" mba mana mungkin aku mempermainkan Risya.aku sangat mencintainya mba. makannya aku menikahinya. aku nggak mau dia menjadi milik orang lain mba. Dia wanita yang baik dan sholehah.aku nggak mau kehilangan dia mba. dan satu-satunya cara adalah segera menikahinya. walaupun secara siri. karena orang tuanya belum mengijinkan. "
" ya kalo belum diijinkan kenapa kamu nekad. trus kalo sampai nanti Risya hamil bagaimana? cepat atau lambat kalian harus segera menikah secara resmi. kalo sampai papah dan mama tau, mereka bisa marah besar."
" makanya sekarang aku pulang mba. sebab aku ingin segera menikahi Risya secara resmi. aku nggak mau kehilangan dia. apalagi sebentar lagi Risya akan di promosikan ke Jepang selama 6 bulan. "
" ya udah. bentar lagi papah pulang. kamu harus segera bicarakan dan segera melamar Risya secara resmi ke orang tuanya. "
" Iya. itu yang aku dan Risya mau mba. "
" ya sudah. mbak akan bantu kamu ngomong nanti. "
" mbak, gimana menurut mbak pilihanku? " Arul mendekati mbak mamik meminta pendapatnya mengenai Risya.
"lumayanlah. " kata mbak mamik acuh.
" cuma lumayan ?" Arul mukanya memerah tanda dia tidak terima dengan penilaian kakanya pada Risya istrinya.
" hahhaa...." mbak mamik jadi terbahak-bahak melihat ekspresi adiknya itu.
" iya Risya cantik dan baik anaknya.Dia juga sangat perhatian sama kamu. mbak suka sama dia. "
Arul tersenyum bahagia mendengar pendapat kakaknya kali ini. ternyata mbak mamik hanya menggodanya tadi.
" Rul jawab mba. apa kalian sudah melakukan ML?" tanya mbak mamik pada adiknya.
Arul tersipu malu. pipinya merona merah dengan pertanyaan saudari satu-satunya.
Mba mamik sudah bisa menebak apa jawaban Arul dengan melihat rona kemerahn di wajah adiknya. namun dia masih bertanya memastikan dugaannya.
" jawab Rul. " bentak mbak mamik.
Arul hanya bisa mengangguk tanpa mampu menjawab pertanyaan kakak kandungnya. walaupun mereka bukan anak kecil lagi tapi Arul merasa canggung membicarakan hal itu dengan kakak perempuannya.
" Lalu apa kamu pake pengaman? bagaimana jika Risya hamil rul? " tanya mba Mamik lagi
" apaan sih mba tanya begituan. kalo Risya hamil itu rejeki namanya mba. aku akan sangat senang. " jawab Arul
" tapi aku harap Allah akan memberikan rejeki itu setelah kami mendapat restu dari semua keluarga mbak. aku selalu menjaga agar Rosya tidak hamil duluan. " Arul jujur pada kakaknya.
" kalian pake kontrasepsi? kalian masih muda. dan masih dalam masa subur rul. jadi kemungkinan hamil akan lebih besar. "
" ya aku...ah...udahlah mba jangan bahas itu. aku malu. " kata Arul sambil menghindari pertanyaan kakak perempuannya itu. entah mengapa dia sangat malu menjelaskan semuanya pada mba mamik. padahal biasanya tanpa di tanya Arul akan selalu bercerita d3ngan sendirinya pada kakak perempuannya itu.
" ya udah. mbak nggak akan tanya lagi, dimana istrimu Rul? apa dia masih tidur? "
Baru ditanya Risya sudah keluar dari dari kamar Arul dan sudah mandi.
" Nah itu orangnya datang mbak. panjang umur kamu sayang. baru aja mbak mamik nanyain kamu. " Arul langsung meraih tangan kiri Risya dan menggenggamnya.
" oh ya...maaf ada yang bisa aku bantu mbak? " tanya Risya.
mbak mamik malah bengong melihat kemesraan pasangan muda di depannya itu.
sampi dia harus di pegang bahunya sama Arul baru sadar.
" kok malah ngelamun mba. " Arul mencolek tangan mbak mamik.
" eh...e.iya..ke..napa?"
" mba mamik ada perlu apa sama Risya?:
" oh...iya. gpp Ris, mbak cuma tanya kamu aja. apa kamu sudah makan? "
" ehm....h....be..belum mba "
" jadi kamu blm makan?Arul kamu keterlaluan membiarkan istrimu kelaparan.
" apa mbak nggak liat. ini aku sudah mengambil nasi untuk Risya. baru aku mau anter ke kamar mbak. tadi dia bilang sangat mengantuk. jadi aku nggak mau mengganggunya. " jawab Arul membela diri.
" Ya udah Ris. kamu makan dulu. jangan sampe kamu sakit nanti. "
" iya mba makasih. "
"mba tinggal dulu ya. "
" iya mba."
Arul lalu menarikkan kursi untuk Risya.
" duduk sayang. aku suapin ya. "
" ga usah mas. aku bisa makan sendiri. "
" tapi mas pengin nyuapin kamu sayang. "
Arul lalu mengambil sendok dan mulai menyuapin Risya nasi goreng.
" enak sayang?"
" iya enak mas. "
Arul dengan lembut terus menyuapi Risya dengan penuh kasih sayang.
" mas aku bisa makan sendiri. malu nanti kalo dilihat mbak mamik. " bisik Risya
" biarin. kamu kan istri mas. mas ingin memanjakanmu sayang. "
" tapi ma..." Risya nggak bisa melanjutkan kata2nya karena Arul sudah mengunci bibir Risya dengan bibir Arul. Risya kaget saat Arul menciumnya.
" hm...nasi gorengnya sangat enak. " tambah Arul dengan senyum menggoda istrinya.
Risya lalu memukul lembut bahu Arul.
" ih...mas nakal." walaupun Risya merasa suaminya sangat jahil. tapi dia juga senang dengan perlakuan lembut dan kemesraan yang ditunjukan sang suami.
" hehehe..mas cinta sama kamu de. "
" aku juga mas. "
mba mamik melihat dan mendengar kemesraan yang ditunjukan oleh 2 sejoli itu ikut merasa bahagia. walaupun dia tau kalo adiknya adalah playboy yang suka berganti2 pacar. namun binar cinta dan perlakuan manis Arul baru dilihatnya saat ini bersama Risya. Arul tampak bahagia dan hidup saat ini. berbeda dengan dulu waktu sma. saat Arul berpacaran dengan pacar2 nya. Arul terkesan cuek dan tidak perhatian seperti saat ini.
" Semoga kamu selalu bahagia Rul. dan mbak senang melihatmu tertawa lepas seperti itu tanpa beban. "
*******
" mas kapan aku bisa pulang ke rumah?"
tanya Risya.
" sabar ya sayang. besok mas bawa kamu pulang ke rumah. hari ini kita tunggu papahku pulang ya. kita bicara dulu dengannya. lalu besok aku akan mengantarkanmu dan segera melamarmu secara resmi. "
Risya menggelayut manja di bahu Arul. sesekali Arul menyibakkan rambut Risya dan mencium gadis pujaannya itu.
" mas....aku takut. " Risya mulai mengungkapkan kegundahan hatinya.
" apa yang kamu takutkan sayang?aku disampingmu. "
" takut kalo sampai kita nanti dipisahkan. "
" sssttt....jangan bicara begitu sayang. apapun yang terjadi aku tidak akan meninggalkanmu. "
" ya ...tapi mas..."
" udah kita ngobrol yang lain ja ya mas?"
" kamu senang di rumah ini?"
" ya aku pasti senang dimanapun asalkan bareng kamu mas. "
" kamu tuh ya. udah pinter ngerayu mas. " Arul menjentikkan jarinya di hidung Risya.
" sapa yang merayu sayang. aku serius mas, mau dibawa kemana aja asal sama kamu."
" Iya sayang aku percaya. aku juga sama. asal sama kamu kemana aja aku mau.
" I Love You sayang. "
" I Love You too mas "