" trus gimana? masa iya kita harus pisah ranjang sayang. "
" sementara aja mas. kita tetep tinggal di Mess. tapi nanti kalo aku libur, kita tinggal di kontrakan atau kredit rumah aja gimana Mas ? "
" Apa kamu ga bisa pindah divisi sayang. yang ga ada shif malamnya. aku nggak mau kamu8 kecapean harus pulang pagi. "
" Ya aku juga nggak mau. moga aja deh mas nanti ada jalan keluar buat kita. yang terbaik ya mas. yang penting kita selalu komunikasi aja mas. biar nggak ada salah paham. "
" Mas nggak ngelarang kamu kerja sayang. cuma mas ga mau kamu kerja terlalu berat. kan kamu udah jadi tanggung jawab mas. Biar Mas yang nafkahi kamu. kamu cukup doain mas biar pekerjaan mas lancar dan dimudahkan rejeki kita sama Allah. Doa istri yang sholehah itu pasti dikabulkan sama Allah. " ceramah Arul kapada Istrinya.
" Iya pak ustad. " ledek Risya.
" kamu tuh ya dibilangin malah ngledek. " kata Arul sambil menjewer telinga Risya lembut.
" aah...sakit mas. " pekik Risya
" emang sakit? mas cuma ngelus pelan aja kok. "
" tapi sakit. " kata Risya manja sambil mengusap-usap telinganya.
" iya maaf kalo mas nyakitin kamu. mana yang sakit. biar mas obatin.sini mas cium. " kata Arul langsung mencium telinga Risya lembut. lalu berlanjut mencium leher Risya,
" Mas yang sakit cuma telinga kok jadi ngobatinnya kemana-mana ? "
" Habisnya kamu harum banget sih. mas suka banget wangi tubuh kamu." kata Arul sambil terus menelusuri leher jenjang Risya.
" Mas nakal..."
Tangan Arul mulai membuka kancing baju Risya dan menelusuri bahu Risya. Risya mulai menggelinjang. Arul lalu melepas Bra yang digunakan Risya meremas payudara Risya yang kenyal dan mulai bermain.
" tok...tok...tok..." terdengar suara Pintu di ketuk di luar.
" Mas...a..da yang ..da..tang. " ucap Risya terbata-bata sambil menikmati cumbuan yang diberikan Arul.
" Biarin aja sayang. "
" tapi mas...sapa tau penting. "
Arul lalu menghentikan kegiatannya dengan wajah Garang. Dia sangat terganggu dengan kedatangan tamu tak di kenal. Merapikan pakaiannya yang sedikit berantakan lalu berjalan membukakan pintu. Sementara Risya masih menunggu.
" Assallamuallaikum Rul. maaf mengganggu boleh aku masuk ?
" Eh...kamu Vin. boleh aja tapi sebantar. " jawab Arul langsung menutup pintu. dan berlari ke arah Risya yang masih duduk di sofa dengan baju dan rambut yang berantakan.
" sayang ada Cavin. cepat masuk rapikan baju dan pakai hijab kamu. aku nggak mau cavin melihatmu seperti ini. " kata Arul terlihat begitu ketakutan seperti pasangan selingkuh yang digrebeg hansip.
" iya aku tau mas. masa iya berpenampilan begini depan teman kamu. tapi itu ekspresi wajah kamu dirubah Mas. pandangan kamu kaya selingkuhan kepergok sama suami selingkuhannya. tegang banget. " balas Risya sedikit terkikik lalu berlari ke kamar.
"emang ekspresi aku begitu ketakutan apa? " gumam Arul. lalu berlari kearah pintu dan membukakan pintu kembali.
" eh...masuk vin. " kata Arul sedikit salah tingkah.
" haha...santai aja Rul. jangan tegang begitu. maaf kalo aku mengganggu aktivitasmu. " lirik Cavin sambil tersenyum-senyum penuh arti
" kenapa tampang kamu jadi mesum begitu vin?" tanya Arul
" haha...aku tau rul apa yang dilakukan pengantin baru di pagi hari begini. tadinya aku nggak mau gangguin kamu cuma aku perlu diskusi suatu hal mengenai video kalian berdua. Aku harus pergi pagi ini untuk mengurus beberapa hal dan mungkin sampai pagi lagi. jadi ku sempatkan mampir. sekalian aku mau mengucapkan Selamat atas pernikahan kalian. maaf aku nggak bisa kasih apa-apa sama kamu. Tapi terimalah hadiah kecil ini dariku. "
" wah jadi ngrepotin kamu lagi nih Vin. " jawab Arul
Risya tiba membawa nampan berisi cemilan dan teh hangat untuk Cavin dan Joni.
" Silahkan diminum tehnya pak Cavin pak Joni"
Cavin begitu terpana melihat wajah cantik Risya yang dibalut hijab warna hijau Daun senada dengan gamisnya. " cantik sekali" gumam Cavin lirih namun terdengar juga oleh Arul dan Joni.
" Tolong jaga pandanganmu terhadap istri orang vin. " kata Arul mengingatkan dengan nada yang tidak senang dengan tatapan sahabatnya.
" eh...maaf...maaf Rul. aku ga sengaja. " kata Cavin sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
Risya lalu mendekati Arul dan langsung bergelayut manja di tangan Arul. seakan ingin menunjukan pada Cavin bahwa dia sudah ada yang punya. dan Cavin tidak boleh melanggar batasannya.
Walaupun tidak berbicara namun tindakan Risya mampu " memukul Dua burung dalam satu tepuk". Yang pertama tindakannya mampu menenangkan hati Arul yang sedang gundah karena cemburu pada sahabatnya. Yang kedua dia mau Cavin tidak memandangnya dengan tatapan seperti pemuda yang menyukai seorang gadis. Dia mau Cavin sadar bahwa dia sudah mempunyai label istri. apalagi dia istri sahabat baiknya.
Tatapan Cavin langsung berubah melihat kemesraan yang ditunjukan Risya.
" ohh...shit...kalian menunjukan pemandangan seperti ini kepada orang lajang sepertiku. " keluh Cavin.
Arul hanya tersenyum-senyum bangga pada istrinya. " makanya cepat menikah vin. jangan sampe kamu menyesal nanti. oh ya kenalkan ini istriku Risya. Dan sayang, ini temanku yang sudah endorse in kita hotel dan candyled dinner kemarin. " jelas Arul.
Cavin langsung mengulurkan tangannya ingin menjabat Risya.
" Aku Cavin. sahabat Arul waktu SMP "
Risya tidak mau menjabat tangan Cavin. Dia hanya menangkupkan kedua tangannya di depan dada dan tersenyum sangat manis. " aku Risya. assallamuallaikum. " kata Risya tak lupa menyunggingkan senyum manisnya.
Lagi-lagi Cavin terpesona dengan senyum manis Risya dan kedua lesung pipit di pipinya saat Risya tersenyum. " lama-lama aku bisa diabetes nih melihat senyumannya manis banget. " batin Cavin.
" Waallaikum...salam." jawab Cavin begitu canggung lalu menarik tangannya.
Risya yang merasa nggak enak dengan ekspresi Cavin jadi bertanya pada Cavin
" Apa pak Cavin membawa Video dan Foto-foto kami? " tanya Risya mencairkan kecanggungan antara mereka.
" Saya mohon maaf pak Cavin, Saya harap bapak Cavin dan Bapak Joni jangan tersinggung karena saya tidak bisa menjabat tangan Anda. karena keyakinan saya tidak mengijinkan saya menyentuh tangan orang lain selain suami dan muhram saya. mohon bapak berdua jangan tersinggung. bukannya saya sombong atau bagaimana. saya hanya mencoba belajar meyakini seperti yang agama saya yakini. "
Cavin bertambah kagum dengan prinsip Risya yang tegas. Risya selalu menyunggingkan senyum kepada lawan bicaranya bagimana bisa terkesan sombong walaupun dia tidak mau menjabat tangannya.
" Saya sangat memahami keyakinan anda nyonya Risya. Maafkan saya bila tindakan saya tadi membuat anda tidak nyaman. "
" oh...tidak...tidak sama sekali bapak Cavin. sahabat suami saya berarti sahabat saya juga. senang berkenalan dengan Anda berdua.
.Cavin memperlihatkan laptopnya kepada Arul dan Risya.
" Ini video kalian yang akan aku masukan pada Biro iklan siang ini. bagaimana menurut kalian? apa kalian setuju? " tanya Cavin
Arul dan Risya tampak berpandangan
"bagaimana menurutmu sayang. " tanya Arul
" aku rasa cukup bagus Mas. terlihat sangat alami. " jawab Risya.