webnovel

PHOBIA

Fiona Agatha Helena seorang gadis blasteran yang terkenal cuek, jutek, sombong, dan sok cantik di sekolah. Namun, di balik sikafnya itu terdapat alasan yang membuatnya takut dan sedih.

Riska_fauziah · Sports, voyage et activités
Pas assez d’évaluations
18 Chs

Part 16

Kenapa sih Fi. Yang ada di pikiran loe itu semua orang yang ngedeketin elo bakalan sama niatnya? Enggak semua orang itu sama Fi. Coba deh sedikit saja elo buka hati loe buat percaya sama orang lain. Ya emang gue tahu setiap ada orang yang ngedeketin elo pasti karena ada maunya dan wajar juga sih ngebuat loe jadi trauma seperti ini. Tapi bukan berarti sama sekali enggak ada yang benar-benar tulus ngedeketin elo, pasti ada Fi. Mau beribu orang pun yang bermaksud jahat sama loe, elo harus yakin masih banyak yang tulus sama elo. Apa yang kita lihat buruk belum tentu itu tidak baik. Kebaikan akan datang pada orang yang mau menerima kebaikan itu".

Fiona terdiam di halaman belakang rumah nya sambil merenungkan perkataan Diky yang masih terngiang di telinganya. Ia sadar bahwa ucapan Diky itu benar tapi dia hanya manusia biasa yang memiliki kekuatan yang seperti sudah mendarah daging dalam hidupnya.

Flashback On

Di atas balkon apartemen yang terletak di tengah kota yang begitu ramai terdapat seorang ibu dan anaknya yang berumur 8 tahun, yakni Bu Luna dan Fiona, mereka sedang duduk bersama sembari mengobrol santai. Bu Luna berusaha menenangkan Fiona yang sedang merasa sedih karena habis di bully oleh teman sekelas nya karena kondisi kakinya yang cacat.

"Enggak semua orang sama sayang. Jika kita ingin bahagia kita pasti akan menemukan orang yang buruk terlebih dahulu sebelum kita menemukan orang-orang baik. Kebaikan akan datang dalam hidup kita dan kita harus percaya itu". Ucap Mama Luna sembari menenangkan Fiona.

"Tapi kalo di dalam hidup kita sama sekali enggak mendapatkan orang-orang baik gimana Mom?". Tanya Fiona.

"Enggak mungkin sayang, karena Tuhan itu Maha Adil. Tuhan enggak akan pernah membuat hambanya hidup menderita. Tuhan punya caranya sendiri untuk membuat hambanya bahagia. Kita harus percaya itu. Dan kamu harus yakin kebaikan itu akan datang dan selalu datang dalam hidup kamu".

Fiona tersenyum menatap sang Mommy yang selalu memberikan semangat untuk dirinya di saat ia merasa terpuruk.

Flashback Off

"Tapi sayangnya kepercayaan itu sudah hancur lebur hingga tak tersisa sedikitpun". Ujarnya sembari menatap langit yang masih cerah namun tidak menyengat.

"Elo kenapa? Dari tadi gue lihat loe kayak lagi mikirin keras gitu". Raja membuyarkan Diky yang terdiam sejak tiba di rumah.

"Hmm gue lagi mikir".

"Mikir apa?".

"Gue lagi mikir, gue salah enggak ya ngomong kaya barusan sama Fiona?".

"Emangnya elo ngomong apaan? Jangan bilang loe menyatakan Cinta ke dia". Raja mendekatkan wajahnya di depan wajah Diky.

Diky menoyor kepala Raja.

"Ya enggak lah, ngacok loe, tadi pas pulang sekolah gue sok kepinteran nasihatin dia, gue bilang ke dia, enggak semua orang itu punya niat yang sama ke dia, terus tanpa basa-basi dia pergi ninggalin gue".

"Ya kalu menurut gue sih elo enggak salah ngomong kayak gitu ke dia tapi enggak tahu juga menurut dia salah atau enggak nya, elo kan tahu dia anaknya aneh. Lagian ya elo kenapa sih masih saja ngedeketin dia? Elo seriusanan sama dia?".

"Kalo gue enggak serius, mana mungkin gue sudah sampai sejauh ini. Harusnya loe ngedukung gue dong".

"Gimana gue mau ngedukung loe, orang gue kagak dekat sama si Fiona".

"Ya enggak mesti nunggu Loe deket dulu sama dia baru loe ngedukung gue, paling enggak nya elo kasih gue semangat kek atau ngasi doa ke gue gitu biar di permudah jalan gue menuju Fiona".

"Iya iya gue doain semoga Fiona enggak jutek lagi sama elo, semoga hatinya cepat luluh dan semoga tujuan elo ke Fiona segera tercapai, Aamiin".

"Aamiin. Gitu lah dari tadi ke, thanks ya bro he he he".

"Hmm... ".

"Kira-kira Fiona datang enggak ya ke malam prom nanti?".

"Mana gue tahu, emang nya gue bapaknya".

"Ya elah Ja, di kira-kira saja kenapa sih Ja, lagian gue kan cuma nanya doang".

"Lagian gue mana tahu dia pergi apa kagak, loe salah nanya sama gue".

"Jadi gue nanya sama siapa kalau bukan elo?".

"Loe tanya saja sama s*t*n sono".

"Iya elo s*t*n nya ha ha ha".

"Sialan loe ngatain gue set**". Raja melempar sebuah buku tepat pada kepala Diky. Diky pun merintih kesakitan namun tidak membalasnya.