webnovel

Penyihir Petualang Virgo

Monster tiba-tiba muncul dan mulai membuat petaka bagi semua penghuni bumi, Mereka di duga mendapatkan kekuatan dari dewa kegelapan. Untuk melindungi diri dari monster, manusia mempelajari buku sihir yang di berikan oleh Dewa matahari dan Petir, lalu mereka yang mempelajarinya akan di kenal sebagai seorang penyihir. Di era ini seorang anak laki-laki bernama Virgo yang tidak memiliki bakat sihir terdampar di sebuah pulau misterius yang di penuhi hewan buas mematikan, pulau tersebut bahkan tidak bisa di deteksi oleh para penyihir. Di pulau itu Virgo bertemu dengan inti kekuatan dari dewa penjaga kegelapan yang telah tersegel, Virgo yang ingin kembali ke tempat asalnya harus setuju menjadi pewaris kekuatan dewa penjaga kegelapan sekaligus menuntaskan misi untuk mencegah bangkitnya kekuatan iblis. Ikuti dan dukung terus perjalanan Virgo ^_^

Umam_Young · Fantaisie
Pas assez d’évaluations
380 Chs

Pertarungan Hewan Buas Raksasa

Suara riakan keras dan melengking terdengar dari ular dan juga elang raksasa tersebut, membuat angin menyapu tempat itu hingga puluhan meter. Wajah Virgo langsung pucat pasi, namun ia masih belum berani melihat apa yang terjadi.

Setelah kemunculan Ular hitam raksasa di depan Virgo, kini Elang bersayap biru itu mengalihkan targetnya, ia langsung terbang menukik dengan kecepatan penuh, sehingga menghasilkan suara seperti meteor yang jatuh dari langit.

Elang bersayap biru yang awalnya mengincar Virgo kini harus menghadapi Ular hitam raksasa di depannya, Dua hewan buas Raksasa itu berbenturan dengan keras.

Membuat gelombang angin yang menyapu pepohonan di dekatnya hingga ratusan meter, bahkan anginnya sampai membuat pohon tempat Virgo bersembunyi hampir terangkat terbang.

Virgo perlahan Menoleh ke arah kedua hewan buas raksasa, kini ia menyaksikan perkelahian dua hewan buas Raksasa itu dengan tubuh kaku dan mata yang melotot serta keringat dingin, ia tidak bisa membayangkan apa yang akan terjadi jika sampai Elang bersayap biru itu menyerangnya.

"Boom".

Sebuah lubang seluas puluhan meter langsung terbentuk dan menjadi arena pertempuran kedua hewan buas Raksasa tersebut, dengan kumpulan awan debu yang menyelimuti area itu tanpa henti.

Suara lengkingan dan angin menambah suasana menjadi kian menegang,

"Mereka benar-benar bertarung". Virgo masih belum bisa mengatur napasnya dengan benar.

Virgo sebenarnya ingin segera pergi sejauh mungkin dari tempat tersebut, namun menyaksikan pertarungan yang luar biasa dan tak pernah terbayangkan olehnya, ia memutuskan untuk diam sedikit lebih lama lagi, "Inikah Kekuatan Hewan buas Raksasa?".

Virgo hanya bisa menelan ludah, tercengang dan juga merasa ngeri.

Virgo pun mulai mengingat lagi apa yang di katakan orang tuanya dan penduduk desa sebelumnya, tentang kekuatan hewan buas raksasa biasa tidak ada apa-apanya nya di bandingkan dengan sebuah monster tingkat rendah.

Mengingat hal tersebut, Virgo pun juga kembali teringat dengan Monster kendi yang telah memangsa kedua orang tuanya, hingga ia berakhir seperti ini.

"Jika dua hewan buas raksasa di depan ku hanyalah tingkat biasa, lalu bagaimana dengan kekuatan para monster tingkat rendah dan apakah mungkin ada hewan buas lainnya yang lebih menakutkan?". Virgo tidak bisa membayangkannya dan hanya bisa menghela napas cemas.

Setelah beberapa jam kemudian, elang raksasa itu terbang keluar dari kumpulan awan debu, lalu ia melong-long ke langit sambil mengepalkan sayapnya.

saat itu juga hujan sayap berwarna biru melesat dengan cepat ke arah ular hitam raksasa yang masih tertutup debu.

"Swuuua".

ular hitam raksasa melingkarkan tubuhnya lalu sebuah sisik hitam bening dan berkilau muncul dari tubuhnya.

"Teng ... Teng".

Suara benturan serangan dan pertahan kedua hewan buas raksasa terdengar nyaring, dan bahkan membuat percikan api, namun tetap saja pertahanan ular hitam raksasa masih bisa terkikis oleh hujan bulu yang melesat seperti jarum.

"Weeeng".

Ekor ular raksasa tiba-tiba menjulang tinggi ke langit lalu menghantam tubuh elang raksasa dengan keras, suara pekikan pun langsung terdengar keras.

Kedua monster tersebut terlihat kelelahan dengan bekas luka masing-masing, mereka hanya saling memandang penuh waspada, sebagian tubuh ular tersebut melingkar dengan kepala yang terangkat, sedangkan elang raksasa itu masih berada di udara, meskipun ia terkena hantaman keras dari tubuh ular hitam raksasa.

"Apakah sudah selesai? mereka berhenti bertarung". Virgo mulai melihat keadaan tersebut, namun sesaat kemudian pertarungan itu kembali terjadi dengan sisa-sisa kekutan masing-masing.

Dan pada akhirnya ular hitam raksasa itu terbaring di tanah dengan luka sayatan di sekujur tubuhnya, itu adalah bekas cakar dari elang raksasa yang sangat tajam, sedangkan elang bersayap biru terlihat berantakan, yang kemudian perlahan jatuh ke tanah di dekat ular hitam raksasa.

"Sudah selesai, keduanya telah mati". Virgo mengusap keringat di keningnya dengan sedikit lega, ia melihat hanya elang itu yang masih sedikit bergerak, namun terlihat sudah sekarat dan akan segera mati, sedangkan ular hitam raksasa sudah tidak bergerak sama sekali.

Setelah suasana sedikit tenang Virgo pun bermaksud untuk mendekat ke arah kedua hewan buas Raksasa yang telah tewas, namun di dekat area pertempuran itu terdapat beberapa hewan buas yang lebih kecil mulai bermunculan dari semua arah.

"Sepertinya para hewan buas kecil itu juga menyaksikan pertempuran tersebut, lalu menunggu salah satunya tumbang hingga bisa memakannya". Gumam Virgo mengangguk yakin.

Para hewan buas yang telah tiba pun kini mulai saling menyerang untuk mendapatkan bagian dari bangkai kedua hewan buas raksasa yang telah tewas, pertempuran antar hewan buas semakin menjadi di area itu, membuat Virgo mengubur dalam-dalam niatnya untuk mendekat ke area tersebut.

Di saat yang sama ia merasakan ada sesuatu yang sedang memperhatikannya.

"Gwrrrck".

Sebuah Geraman terdengar di dari bawah pohon tempat Virgo berdiri, benar saja di bawah pohon tersebut seekor macan hitam dengan tubuh hampir sebesar gajah dan dua taring tajam seperti pedang sedang menatapnya dengan nafsu membunuh.

Walaupun hewan buas itu berukuran lebih kecil dari hewan buas raksasa lainnya, namun tentu saja itu lebih dari ukuran normal pada umumnya, dan aura macan hitam itu membuat Virgo tidak berani bergerak sembarangan, beruntung ia berada di atas pohon dan macan hitam tidak bisa menjangkaunya.

"Raaaung".

Macan hitam tiba-tiba melompat dan berusaha untuk memanjat pohon yang di tempati Virgo, pohon tersebut sampai bergetar seolah akan tumbang.

"Sial ini benar-benar buruk".

Virgo memaki dalam hati, ia berpegangan pada pohon yang bergetar dengan kuat agar tidak terjatuh.

Ia tidak bisa membayangkan apa yang akan terjadi jika pohon itu tumbang, tubuhnya pasti akan langsung menjadi Camilan macan hitam yang terlihat sangat kelaparan.

Di udara tiba-tiba sebuah burung ungu bersayap tajam berputar di atas Virgo.

"Sial, apalagi sekarang?". Virgo memaki dalam hati.

Keadaannya sudah sangat buruk karena mendapat ancaman dari macan hitam, dan sekarang ditambah dengan burung bersayap tajam dengan ukuran cukup besar yang bisa menelannya dengan bulat-bulat.

suara pekikan dan erangan semakin keras dan burung bersayap tajam seukuran 5 meter itu langsung menyerang Virgo.

Di saat yang sama angin berhembus dengan kencang membuat rambut dan selendang Virgo berkibar-kibar.

Mata burung bersayap tajam bekerling dan tubuhnya langsung seakan membeku di udara, dan begitu pun dengan macan hitam, ia seperti kehilangan jiwa saat melihat simbol matahari dan petir bersinar dengan cahaya emas kebiruan di dada Virgo.

Virgo jelas kebingungan dengan perubahan mendadak pada kedua hewan buas tersebut, ia benar-benar tidak mengerti apa yang sedang terjadi.