Bukan Astro jika melepasku dengan mudah setelah gagal merayuku untuk bercinta dengannya di rumah pohon tadi siang. Saat ini aku harus merelakan waktu istirahatku selama dua jam untuk menemaninya.
"Udah, Honey. Besok kita berangkat pagi." ujarku sambil berusaha menjauhkan wajahnya dari tengkukku. Kami sedang saling memeluk bersisian. Bahkan sebetulnya kami sudah menyelesaikan sesi bercinta kami sesaat lalu, tapi dia masih saja merayapi tubuhku.
"Sebentar lagi." ujarnya sambil mengecup tengkukku, membuat bulu halusku meremang.
Aku meremas rambutnya perlahan saat merasakan bibirnya menyapu satu titik sensitifku, "Udah."
Dia hanya menggumam.
"Udah, Honey." ujarku sambil mendorong wajahnya menjauh dengan paksa.
Astro menatapku dengan wajah yang merona merah sekali. Wajahnya selalu seperti ini setelah kami bercinta. Terkadang membuatku merasa gemas, tapi juga membuatku merasa sebal di lain waktu, "Yakin ga mau lagi?"
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com