Wijaya diam termenung menatapi dirinya di depan cermin. Pikirannya tak karuan, sampai kapan ia akan bersembunyi seperti ini. Bersembunyi dalam sebuah ketakutan yang ia ciptakan sendiri. Bahkan Wijaya merasa dia terlalu egois, dia hanya memikirkan dirinya sendiri, tanpa memikirkan kedua anaknya, Kania dan Delon.
"Besok aku harus kembali, apalagi yang aku cari di sini. Kedudukan tinggi sudah aku dapatkan. Kini saatnya aku menemui anak-anakku!" kata Wijaya sembari menatapi bayangan dirinya di cermin.
...
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com