webnovel

Pelangi Sebelum Hujan

"Kania, dengarkan aku!! kalaupun kita tidak bisa bersatu di dunia, aku akan menunggumu di surga!!" Kania Wijaya. Gadis cantik pecinta pelangi, putri dari konglomerat ternama Surya Wijaya. Menjalani kehidupan yang mewah. Begitu juga dengan kedua sahabatnya Sonya dan Tania. Ketiga gadis cantik ini terlahir untuk menjadi pewaris perusahaan terkenal. Persahabatan mereka begitu kuat, tak ada satupun yang dapat memisahkan mereka. Akan tetapi roda berputar begitu cepat. Kania harus kehilangan semuanya. Keluarga, sahabat, hartanya, bahkan seseorang yang sangat dia cintai, yaitu Miko. Jeremico Leven, seorang pria berdarah Belanda, yang menjadi kapten basket di sekolah. Namun ketulusan cinta dari seseorang yang selama ini tak pernah ia anggap dan ia benci, William Agler menyelamatkan semuanya. Begitu banyak rintangan dan cobaan menerpanya. Akankah Kania bisa melewati perjalanan hidupnya?? Simak terus kisahnya di Pelangi Sebelum Hujan.

Rieshika · Sports, voyage et activités
Pas assez d’évaluations
396 Chs

1. Persahabatan

Mobil Sonya melaju dengan kecepatan tinggi, karena mengingat waktu sudah hampir menginjak jam masuk sekolah. Keahliannya memainkan setir mobil dengan lihai ia pelajari dari sang ayah yang hobby balapan dimasa mudanya dulu. Sementara Kaniya memejamkan matanya sembari berteriak agar Sonya memperlambat lajunya, tapi tetap saja Sonya tidak menghiraukan perkataan Kaniya. Sedangkan Tania yang  duduk di bangku belakang melakukan hal yang sama seperti Kaniya, ia terus saja berteriak sambil memegang erat handle mobil di atasnya.

Dua sahabatnya selalu dibuatnya ketakutan dengan aksi kebut-kebutan Sonya yang bisa saja membahayakan dirinya ataupun pengguna jalan lainnya. Tetapi Sonya tampak santai dengan  kacamata hitamnya sembari mendengarkan musik pop-rock favoritnya. Apalagi rambut panjangnya selalu diikat rapi seperti ekor kuda. Tiba-tiba aksinya dihentikan oleh mobil lain yang sama-sama akan masuk ke gerbang sekolah secara bersamaan.

Cciiittt...

Sonya dengan sigap langsung menginjak pedal remnya. Ban mobilnya sedikit tergelincir karena injakan rem yang mendadak, tapi untung saja Sonya sudah ahli untuk urusan menyetir. Ujung mobilnya hanya berjarak beberapa centimeter dari mobil yang ada di depannya. Sementara kedua temannya terpental dan sedikit melukai kening Kaniya yang duduk di sebelahnya. Pengemudi mobil di depannya membuka pintu dan bermaksud akan melabrak Sonya. Sonya menyadari hal itu segera membuka kaca jendela mobilnya dan memejamkan matanya erat-erat.

"So--sory gue nggak sengaja!."

"Sonya?? Ini elu? Lain kali hati-hati dong. Gue kira siapa??"

Dengan cepat Sonya membuka matanya. Ia yang sebelumnya merasa sangat ketakutan langsung sumringah begitu melihat pria  yang ada di depannya.

"Miko?? Jadi elu? Sory gue buru-buru jadi nggak ngelihat mobil elu juga mau belok"

"Yaudah nggak papa, nggak ada lecet juga kok. Yuk kita masuk, bentar lagi udah bel"

Pria itupun dengan santai masuk ke mobilnya. Dan berlalu dari Sonya. Sonya juga melajukan mobilnya perlahan mengikuti mobil Miko untuk mencari parkir.

"Gila lu Soy, hampir aja kita mati sia-sia karena elu." Tania terus saja menunjukkan ekspresi kekesalannya kepada Sonya yang hampir saja mencelakakan banyak orang.

"Sory, sory, jamnya juga udah mepet. Untung kan kita nggak terlambat"

"Sudah, sudah. Jangan pada berantem, jamnya udah mepet banget. Kurang lima menit lagi kita..."

Teet...teet...

Belum juga Kaniya selesai bicara jam sekolah sudah berbunyi tanda akan dimulainya jam pelajaran.

"Tuh kan!!!" Kaniya segera membuka selfbelt dan bersiap turun dari mobil dengan tergesa-gesa tanpa menghiraukan kedua temannya. Dia tidak sadar kalau disebelahnya Miko juga membuka pintu mobilnya dengan tergesa-gesa.

Braakk...

Pintu mobil Miko mengenai tubuh  Kaniya yang saat itu tepat berada di samping pintu mobilnya. Kaniya pun terpental dan hampir terjatuh. Untung saja Miko segera meraih tangan Kaniya dan menariknya.

"Aww..." Teriak Kaniya.

"Sory gue nggak senga..." Miko berhenti bicara saat ia melihat wajah Kaniya yang cantik, putih berseri, hidungnya mancung dan dagunya agak lancip, persis sekali dengan artis-artis Korea yang sekarang sedang nge-hits. Sesekali hembusan angin menerpa rambut panjangnya dan menutupi sebagian wajahnya. Ia terpukau dengan kecantikan wajah Kaniya.

"Gue nggak papa kok, makasih udah nolongin." Kaniya segera menarik tangannya dari genggaman Miko dan berlari kecil menuju kelasnya. Begitupun dengan Tania dan Sonya, mereka juga berlari menuju kelasnya.

Kaniya, Sonya, dan Tania adalah siswi yang bisa di bilang paling terkenal di sekolahnya. Selain mereka adalah anak konglomerat, ketiga sahabat ini memiliki wajah yang sangat cantik, bentuk tubuh mereka hampir sama, kecil, langsing, dan tinggi rata-rata sekitar 165cm. Akan tetapi karena sebegitu terkenalnya mereka, banyak siswi-siswi lain yang iri dan selalu ingin menghancurkan mereka bertiga. Tapi karena mereka bertiga selalu kompak, tak satupun orang yang bisa menghancurkan persahabatan mereka.

"Selamat pagi pak!!!" Sapa mereka bertiga bersamaan karena ternyata langkah mereka tertinggal beberapa detik dari langkah pak guru matematika ini.

"Eh kalian, ayo cepat masuk. Pelajaran belum di mulai kok"

Tapi seketika semua mata siswi-siswi  tertuju kearah luar ruangan, saat melihat Miko melintas di depan kelas mereka.

"Wahh..gantengnya!!"

"Wahh makin cakep aja!"

"Iya ya, tubuhnya makin sixpack aja!!"

Suara kelas seketika berdengung seperti kumpulan lebah. Pak guru yang menyadari hal ini langsung memukul meja dengan telapak tangannya.

Brak..brak..

"Ayo semua perhatikan depan. Lihat cowok lewat sampai segitunya kalian.   Padahal di depan kalian ini juga ada cowok jomblo"

Seketika tawa seisi kelas pecah setelah mendengar pernyataan pak guru yang kebetulan memang masih lajang dan belum menikah tapi sudah tak muda lagi.

Jeremico Leven atau yang biasa dipanggil Miko beberapa bulan yang lalu memang dikirim ke London. Ia terpilih menjadi wakil pertukaran pelajar antar negara. Ia memang sangat cerdas. Selain dia putra orang terpandang, Miko memang memiliki keturunan darah Belanda. Parasnya yang tampan membuat siswi-siswi selalu mengidolakan Miko. Akan tetapi sampai saat ini mereka belum pernah melihat Miko memiliki pacar.

Ia melangkahkan kakinya perlahan walaupun bel masuk sekolah sudah berbunyi. Badannya tegap dengan posturnya yang tinggi dan berkulit putih bersih. Hidungnya yang mancung menambah poin ketampanannya. Miko berjalan santai melewati beberapa kelas untuk menuju ke kelasnya. Pandangannya lurus ke depan meskipun banyak wanita yang menggodanya, bahkan berebut hanya untuk mencari perhatian Miko. Tapi tak satupun wanita yang bisa menyentuh hatinya. Entah wanita yang seperti apa yang menjadi dambaan hati seorang Miko.

"Miko, apa kabar? Kamu sudah pulang?"  Keira menyambut kedatangan Miko dengan wajahnya yang sumringah. Tapi pesonanya tak sedikitpun mengalihkan pandangan Miko.

"Hai brother selamat datang di kelas tercintamu ini"

Seisi kelas menyambut kedatangan Miko dengan penuh gembira. Maklum beberapa bulan mereka tidak bertemu sahabat karibnya itu. Apalagi Satria, ia menganggap Miko lebih dari seorang teman, bahkan sudah seperti saudara. Miko, Satria, Revan, dan Sandy.

Mereka berempat bag tokoh utama drama Korea yang saat itu sedang populer, seperti Boys Before Flower. Yang bercerita tentang empat pria yang populer dan di idolakan semua murid di sekolah karena ketampanannya dan terlahir dari keluarga bangsawan. Begitupun keempat sahabat ini, mereka selalu menjadi dambaan setiap wanita di sekolah ini. Selain tampan dan kaya, mereka terkenal dengan kecerdasan dan prestasi di bidangnya masing-masing.

Setelah kejadian di parkiran mobil tadi pagi. Miko tidak bisa melupakan peristiwa itu saat dia menarik tangan Kaniya. Wajah Kaniya selalu hadir dalam lamunannya. Entah sihir apa yang dipakai Kaniya, sampai-sampai wajah cantiknya selalu terngiang di benak seorang Miko. Miko memang mengenal ketiga wanita populer itu, akan tetapi dia tidak pernah memperhatikan dengan seksama. Hanya saja dia lebih mengenal Sonya, karena Sonya kebetulan adalah anak sahabat mama Miko. Mereka berteman dari kecil.