webnovel

Pacarku Ketua BEM

Taera, mahasiswa yang terkenal sebagai mahasiswa kupu-kupu alias mahasiswa yang hanya kuliah-pulang-kuliah-pulang bertemu dengan seorang calon ketua BEM yang akan merubah hidupnya. New cover by : @lehh.art_ (HANYA BISA DIBACA DI WEBNOVEL)

mirnanata · Sports, voyage et activités
Pas assez d’évaluations
267 Chs

Kemarahan Stefa

Semua anak Manajemen tingkat tiga sangat kaget saat melihat Stefa yang mereka kenal sebagai Sekretaris 2 BEM Fakultas Ekonomi menampar wajah Yola sang Sekretaris 1. Mereka semua langsung bisik-bisik dengan apa yang terjadi. Saat itu, Ardilo masih belum keluar. Begitu juga dengan gengnya Ardilo.

"Stef...lo..."

"Puas lo bikin sahabat gue nangis dan sedih, kak?" tanya Stefa pada Yola. Dia sudah tak bisa menahan amarahnya lagi. Dia sangat kesal dengan Yola. Dia tahu sikapnya ini salah, tapi dia merasa sikap Yola lebih parah dan salah daripada sikap Stefa.

"Stef...kita bisa bicarain ini baik-baik. Jangan disini, oke. Nggak enak dilihatin anak-anak yang lain," kata Yola berusaha menahan malu karena sudah ditampar oleh adik tingkatnya. Walaupun sebenarnya tamparan Stefa terasa sangat sakit. Tapi rasa malunya lebih besar daripada rasa sakitnya.

"Bodoh amat kak. Biar semua orang tahu sebenarnya kakak itu kayak apa. Kenapa sih kakak meluk kak Ardilo kemarin? Hanya karena alasan diputusin sama pacar kak Yola? Itu urusan kakak. Kenapa melampiaskan kesedihannya ke kak Ardilo. Imbasnya kena Taera juga kak. Kak Ardilo udah punya pacar kak. Kakak sadar nggak sih?" tanya Stefa dengan marah.

Yola sebenarnya ingin menampar Stefa balik. Dia sudah membuat malu dirinya di depan teman-temannya. Saat itu Ardilo datang dan melerai mereka.

"Stef, udah jangan marah-marah disini. Ini masalah gue sama Yola dan Taera," kata Ardilo melerai mereka.

"Masalah Taera adalah masalah gue juga kak. Gue sahabatnya dia. Dan gue nggak akan membiarkan hubungan percintaan gue dirusak sama calon pelakor macam dia," kata Stefa kemudian pergi.

Dari kejauhan Hano melihat mereka. Dia kagum sama keberanian Stefa untuk membela Taera. Hano kemudian mengejarnya. Sementara Ardilo mengajak Yola dan Serry untuk pergi ke tempat yang lebih sepi untuk membahas masalah mereka. Ardilo tidak mengajak Yola sendirian agar mereka tidak berduaan dan tidak menimbulkan salah paham seperti kemarin. Itulah kenapa Ardilo mengajak Serry, sahabatnya.

"Yol, kita harus meluruskan ini. Dan gue mau Serry jadi saksinya," kata Ardilo setelah mereka sampai di taman belakang Dekanat Fakultas Ekonomi.

"Meluruskan apa Ardi?" tanya Yola polos.

"Apalagi kalau bukan masalah kemarin. Lo pikir tindakan lo kemarin baik-baik aja gitu? Lo nggak tahu masalah apa yang lo timbulin?" tanya Serry ikut terbawa emosi.

"Udah, Ser. Jangan ikutan emosi," kata Ardilo pada Serry.

"Gue pengen nanya sama lo, kenapa lo kemarin tiba-tiba meluk gue?" tanya Ardilo pada Yola.

"Gue....gue kemarin tuh lagi sedih banget Ardi. Gue diputusin Hendo sehari sebelum ujian. Bayangkan waktu itu gue kalut banget. Gue bingung, gue sedih, makanya gue putusin untuk ke kampus lebih awal," jelas Yola.

"Terus? Hubungannnya sama meluk gue apa?" tanya Ardilo. Serry hanya diam, dia masih menahan emosi untuk tidak marah-marah ke Yola.

"Waktu gue ke sekret BEM, ternyata ada lo disana. Gue ngelihat lo dan teringat kalau lo salah satu temen deket gue yang paling peduli dan ngikutin kisah gue sama Hendo dari awal. Makanya gue reflek meluk lo, Di," jelas Yola.

"Reflek apa sengaja?" tanya Serry.

"Reflek. Serius deh," jawab Yola.

"Terus kenapa lo meluk gue lagi untuk kedua kalinya?" tanya Ardilo.

"Karena gue sedih banget dan biasanya gue saat sedih butuh seseorang yang bisa mendukung gue. Dan gue rasa itu lo, Ardi," jawab Yola jujur.

"Tapi kan bisa lihat kondisi...." komentar Serry dipotong oleh Ardilo.

"Gue minta lo jelasin ini ke Taera. Gue nggak mau tahu pokoknya lo harus meluruskan masalah ini ke yang lainnya juga. Gue nggak mau Taera dan orang-orang salah paham soal ini," kata Ardilo.

"Baiklah. Akan gue jelasin sama dia, tapi bagaimana reaksinya nanti. Gue nggak tahu," kata Yola.

"Ya pokoknya lo tanggung jawab. Ini kan gara-gara lo Ardi sama Taera jadi berantem," kata Serry.

"Kalian berantem? Ya ampun, maaf ya. Gara-gara gue kalian jadi berantem," kata Yola meminta maaf.

Serry sedang menahan diri untuk tidak menjambak rambut Yola yang terlihat cantik karena perawatan di salon itu. Sepertinya kemarahan Stefa udah pindah ke Serry.

"Intinya gue mau lo jelasin semuanya. Keadaan lo saat itu dan alasan lo tadi ke Taera. Gue nggak mau tahu, Taera harus paham dan nggak salah mengartikan semuanya," kata Ardilo.

"Baiklah. Maafin gue ya, Ardi," kata Yola.

Ardilo terdiam sesaat. "Ya, gue maafin lo."

Yola kemudian tersenyum tipis.

"Ya udah gue balik dulu. Ayo, Ser," ajak Ardilo. Mereka berdua pun pergi meninggalkan Yola disana.

Yola melihat sekeliling, disana sepi. Dia kemudian tertawa, "Mereka berantem? Kerja bagus, Yola."

***

"Stefa! Stefa, tunggu!" panggil Hano sambil mengejar Stefa yang berjalan ke parkiran mobil.

Stefa menoleh. Ternyata Hano sedari tadi mengejarnya. Stefa terfokus pada kemarahananya sampai tidak mendengar Hano.

"Kak Hano, kenapa kak?" tanya Stefa.

"Gue tadi lihat lo nampar Yola, asli lo berani banget," kata Hano.

"Lo memuji atau mau ngatain kak?" tanya Stefa. Entah kenapa dia jadi sensi banget.

"Memuji lah. Selama ini nggak ada yang berani sama Yola. Eh, tiba-tiba lo datang dan nampar dia. Keren banget," jawab Hano.

"Kakak emangnya nggak di pihak kak Yola? Kak Hano kan salah satu temen deketnya juga," kata Stefa.

"Iya, dia emang salah satu temen deket gue tapi kan ada batasnya juga. Setelah denger kejadian kemarin, gue jadi sadar mungkin Yola udah melewati batas atas nama sebuah teman dekat. Dia sampai meluk Ardilo. Gebetan aja belum tentu berani meluk, apalagi temen deket. Dia udah kelewatan," kata Hano.

"Makanya gue marah banget kak. Apalagi Taera sampai minta putus dari kak Ardi. Kan udah parah banget tuh. Dia kecewa banget sama kak Ardi. Semoga aja kak Ardi setelah ini bisa meluruskan masalah ini dengan Taera," kata Stefa.

"Iya. Denger-denger sih, Ardi kemarin rencananya emang mau nyuruh Yola minta maaf ke Taera. Semoga aja nggak ada masalah lagi," kata Hano.

"Aamiin," kata Stefa.

Mereka berdua kemudian saling menatap. Entah kenapa Stefa jadi salah tingkah.

"Kalau gitu gue pulang duluan ya kak, mau belajar. Besok ada ujian lagi," kata Stefa.

"Mau belajar bareng nggak?" tanya Hano.

"Kita kan beda jurusan kak," jawab Stefa.

"Ya gapapa, belajar bareng kan nggak harus satu jurusan. Kan kamu bisa belajar, aku juga belajar. Kita belajar sendiri-sendiri di tempat yang sama, namanya belajar bareng kan?" kata Hano kemudian tersenyum manis.

Dasar modus, tapi pengen sih belajar bareng kak Hano, batin Stefa.

"Boleh deh kak," kata Stefa.

Saat itu hp mereka berdua bergetar. Ada informasi di grup BEM Fakultas Ekonomi.

"Pemberitahuan. Akan ada sidang di hari Sabtu atas tindakan tidak terpuji yang dilakukan oleh BPH BEM Fakultas Ekonomi, yaitu Stefa, Yola, dan Ardilo. Rapat bersama BPH DPM dan Komisi 1 harus diikuti oleh semua anggota BEM Fakultas Ekonomi. Terima kasih."

"Waduh, jangan-jangan ada yang lapor? Gimana nih?" tanya Hano khawatir dengan Stefa.

Halo, aku update lagi. Makasih udah baca cerita ini. Ikuti terus kelanjutannya ya :)

mirnanatacreators' thoughts