Di sebuah Hutan yang lebat dan luas.
Ada banyak langkah kaki yang berlarian di dalamnya sangat cepat.
Mereka terlihat seperti sedang mengejar sesuatu. Tapi apa itu ?
Di depan mereka jauh sekali ada seseorang yang terliat sedang berlari dengan sangat cepat.
Jika di lihat dia seorang perempuan. Bukan perempuan Manusia melainkan Dark Elf.
Dark Elf perempuan itu berlari dengan cepat dan nafasnya terengah-engah karena kelelahan. Tubunhnya dan kulitnya yang Coklat itu terlihat terluka namun tidak parah akibat besetan Pedang dan anak panah yang mengenainya.
Dia berlari sambil membuang nafasnya banyak, Dia kelihatan sudah sangat lelah dan sepertinya tidak bisa lagi melanjutkan lariannya.
Dia terlihat ingin terjatuh berkali-kali layaknya tersandung oleh batu besar di depannya tapi berusaha untuk bangkit lagi dan melanjutkan lariaanya yang semakin pelan itu.
Untuk mengumpulkan tenaga dan nafasnya yang terbuang, Dark Elf itu melompat dari pohon ke pohon untuk beristirahat sejenak dan melanjutkannya lagi di ganti dengan melompat dari pohon ke pohon.
Kenapa dia melakukan itu ? Dia bisa saja tersusul oleh mereka yang mengejarnya. Itu karena yang mengejarnya adalah sekolompok manusia yang jumlahnya sekitaran 20 orang.
Dari ke-20 orang yang mengejarnya tidak ada salah satu dari mereka yang berprofesi sebagai Assassins atau Pencuri yang di kenal sangat lincah dalam melakukan perkerjaannya.
Assassins dan Pencuri dapat berlari dengan sangat kencang dan dapat berlompatan dengan sangat mudah dan cukup tinggi layaknya Dark Elf yang satu ini.
Namun yang mengejar mereka adalah sekumpulan Manusia dengan Class atau profesi Warrior yang mengenakan Armor yang berat dan itu menyusahkan mereka untuk berlari dengan cepat.
Ada juga yang berprofesi atau memiliki Class Archer tapi mereka kesusahan untuk membidik Dark Elf itu yang melaju sangat cepat walaupun dia sudah mulai kehabisan tenaganya dan tidak bisa mengatur langkahnya.
Walaupun Dark Elf itu sudah hampir ke habisan tenaganya dan kesusahan untuk mengatur langkahnya, Dark Elf itu terus berlari dan berlari secepat tenaga dari sisa tenaga yang ia miliki. Dia sudah berhasil sejauh ini, Dia sudah mendapatkan sesuatu yang dia inginkan tapi kondisinya sangat ini benar-benar tidak menguntungkannya.
"Kenapa ini bisa terjadi ?"
Dark Elf itu bergumam penuh kebingungan.
"Kenapa mereka mengincar kita ?"
"…Kita tidak melakukan hal buruk pada mereka selama ini"
"…Tapi kenapa mereka mengincar kita ?"
"…Ibu, Ayah, Adik ku. Ku harap kalian baik-baik saja. Semua penduduk desa juga. Aku akan segera kembali…Tunggu aku…Aku akan menyelamatkan kalian"
Dark Elf itu bergumam penuh harapan agar Keluarga dan penduduk desanya berada dalam kondisi yang aman dan berjanji agar kembali kepada mereka secepatnya untuk menolong mereka semua.
Melompat dari pohon ke pohon dan beristirahat lalu melanjutkan lagi, Dia sudah kelihatan tidak sanggup lagi untuk melompat bahkan untuk berlari saja dia sudah tidak kuat lagi.
Dia membawa Panah di punggungnya dan membawa Pedang di pinggang kirinya dan di sebelah Panahnya dia membawa Tombak yang dapat di lipat agar mudah untuk di bawa kemana saja.
Namun, Kenapa dia tidak melawan balik ? Itu karena dia sudah melawan sebelumnya. Anak panahnya sudah habis sepenuhnya, Pedangnya sudah berlumuran darah, Tombaknya masih tersisa dan masih dapat di gunakan namun tubuhnya yang mungil sudah tidak kuat lagi.
Tubuhnya sudah penuh dengan luka-luka gores dan karena di paksa untuk terus lari olehnya tubuhnya mengeluarkan darah segar dari dalam tubuhnya melalui luka goresnya yang membesar.
Dia tidak bisa lagi bertarung secara fisik, Tapi dia masih bisa menggunakan sihir yang ia pelajari. Namun juga, Kenapa dia tidak menggunakannya ? Itu karena dia menyimpan energi sihirnya untuk suatu alasan.
Dia bisa pergi jauh dari desa Dark Elf-nya bukan karena suatu alasan sepele, Dia berencana ingin memperkuat desanya yang sedang bobrok dan mulai menjadi miskin. Sayangnya Desanya sangat jauh dari kerabat mereka yaitu Forest Elf dan Desa mereka terletak di dalam hutan yang sangat lebat. Di seberang Hutan itu terdapat Kota yang dapat di tempuh selama setengah hari perjalanan Kaki.
Dark Elf Perempuan itu baru saja kembali dari kota untuk membeli sesuatu dan ingin segera kembali ke Desanya. Namun di tengah jalan dia melihat dari kejauhan ada asap dari arah Desanya. Panik akan hal itu, Dark Elf ini langsung berlari menuju desanya tapi di tengah jalan harus terhalang oleh sekelompok manusia yang menghalang jalannya. Dia terpaksa untuk mengambil jalan lain dan melarikan diri.
Di tengah perlariannya dia sempat berhasil di hadang oleh sekelompok manusia itu dan terpaksa melawannya. Saat berhasil menghabisi musuhnya, Musuh yang baru terus berdatangan dan dia terpaksa melawan mereka terus-menerus untuk menjaga dirinya sampai dia harus terluka dan kelelahan juga kehabisan seluruh persedian yang dia bawa untuk bertarung.
Karena dia tahu dia tidak bisa seperti itu terus-menerus, Dia lebih memilih untuk berlari ketimbang meladeni mereka dan membahayakan nyawanya. Dia akhirnya memutuskan untuk lari ke dalam hutan yang paling dalam untuk mengeluarkan sihir yang ia pelajari selama 3 minggu lebih bersama seseorang yang dia panggil sebagai "Si Tua Pengelana".
Saat dia merasa sudah berhasil menguasai sihirnya dia justru mengalami bencana yang di luar perkiraanya dan itu adalah yang terjadi sekarang ini.
Di saat dia terus berlompatan dari pohon ke pohon, Sebuah anak panah mengenai tubuh bagian belakangnya. Untungnya itu tidak terlalu dalam tapi itu membuatnya kehilangan keseimbangannya dan harus terjatuh dengan keras ke tanah dari atas pohon.
Dia kesakitan dan berusaha untuk berdiri, Dia pun berhasil untuk berdiri dengan kaki yang sudah tidak bisa tegak lagi dan tubuh yang melemas seakan di tiban oleh batu yang besar di pundaknya.
Dia terengah-engah dan membuang terlalu banyak nafas setiap dia ingin bergerak tubuhnya merintih kesakitan dan lukanya semakin terbuka lebar. Anak panah yang menusuknya ia cabut dengan sekuat tenaga dan membuangnya ke tanah.
Dari jauh, Manusia yang mengejarnya semakin mendekat dan dia sudah tidak bisa lari lagi. Pilihan utama adalah menyerah tapi Perempuan Dark Elf ini tidak ingin menyerah. Dia tidak ingin menyianyiakan latihan 3 minggunya bersama "Si Tua Pengelana" itu. Dia sudah berhasil sejauh ini dengan latihannya yang keras dan tidak ingin menyianyiakannya begitu saja.
Tapi di benaknya dan di kepalanya selalu berdatangan pertanyaan yang negative.
"Apa aku akan mati ?"
"Apa aku bisa hidup ?"
"Apa mereka akan menangkap ku ?"
"Apa mereka akan menjadikan ku budak mereka ?"
"Apa mereka akan menjual ku sebagai budak ?"
"Apa yang akan terjadi kepada ku selanjutnya ?"
Dia tidak bisa membuang pikiran Negatifnya itu. Seakan sudah pasrah dengan nasibnya yang tidak jelas, Dia melihat ke atas.
Dia atasnya ada banyak pohon yang besar dan bersih. Tidak ada sedikit pun kerusakan di setiap pohon itu dan dari atas ada pantulan sinar matahari melewati daun-daun dan menyinari Dark Elf itu dengan hangat.
Dia tahu kalau dia tidak bisa berbuat banyak lagi dan ingin mempasrahkan hidupnya begitu saja di hadapan manusia yang mengejarnya.
Setelah terkepung oleh 20 Manusia yang mengejarnya dia melihat ke arah mereka semua.
Mereka semua mengenakan Armor yang berbeda-beda dan senjata yang berbeda-beda pula. Mereka tidak kelihatan seperti tentara kerajaan dan mereka juga tidak kelihatan begitu kuat. Namun yang membuat mereka kuat adalah jumlah mereka yang banyak dan berhasil menyudutkan Dark Elf perempuan yang cantik ini.
Dark Elf perempuan cantik ini memiliki penampilan sebagai berikut.
Dia adalah Gadis Dark Elf yang tidak terlalu pendek maupun tinggi dan dia sangat cantik dengan kulit Coklat yang bersinar cerah, Rambut Perak panjang yang mencapai pinggangnya, dan mata Emas besar yang indah, dan suasana yang elegan dari tubuhnya dapat menggoda siapa pun yang melihatnya.
Jika ada dari mereka yang memiliki pandangan lain maka suasana Elegannya akan berubah menjadi Suasana kekanak-anakan.
Tubuhnya dibalut Armor hitam, Full-Body namun sangat terbuka dan memperlihatkan Kulit dan tubuhnya yang Coklat dan sangat indah, Memperlihatkan pundak hingga lengannya sampai tangannya yang di lindungi dengan Sarung tangan warna hitam, Memperlihatkan Perutnya, Pahanya yang mulus dan di bawahnya mengenakan sepatu besi yang ringan, Mengenakan celana ketat yang sangat pendek yang sedikit memperlihatkan jiplakan pakaian dalamnya, Lalu seperti jubah di bagian pinggang sampai kakinya namun tidak dari atas tubuhnya yang berwarna Merah.
Kupingnya berbeda dari Dark Elf yang lain dimana yang lain panjang sedangkan dia Pendek seperti Half-Elf.
Di lihat darimana pun dia sangat lah cantik dan menggoda.
Walaupun begitu umurnya adalah 180 tahun.
Para manusia yang mengejarnya kelihatan seperti Tentara bayaran dan benar saja mereka adalah tentara bayaran yang di tugaskan untuk memburu Elf dan menagkap mereka sebagai budak untuk diperjual belikan.
Penjualan Budak dan Perbudakan tidak di larang di beberapa Kerejaan dan mereka akan berkeliling ke setiap Kerajaan yang ada untuk menjual budak kepada mereka yang menginginkan.
Budak yang di perjualkan adalah seluruhnya wanita dan dari 2 Ras yaitu Manusia dan Elf baik Elf biasa, High Elf, Forest Elf, dan Dark Elf. High Elf kebanyakan memiliki harga jual yang paling tinggi karena High Elf adalah kualitas terbaik yang pernah ada mulai dari Tampang mereka yang cantik dan tubuh mereka yang indah. Elf juga menjadi langganan terbaik dengan rasio penjualan yang besar, Para penjual budak sangat untung dari menjual Elf ketimbang wanita manusia.
Perbudakan atau penjualan budak tidak pandang bulu dari muda, remaja, hingga yang sudah tua namun masih sehat dan segar.
Ada anak kecil yang di jual dan sering di pergunakan untuk pekerjaan yang mudah membuat mereka lelah.
Perbudakan juga di gunakan untuk memuaskan nafsu mereka. Mereka rela membayar berapa pun yang memiliki Kualitas terbaik dari yang di perjualkan untuk memuaskan nafsu mereka baik Manusia maupun Elf.
Sekarang ini, Dark Elf Perempuan ini dalam kondisi yang sangat tidak menguntungkannya.
Dia tahu kalau dia tidak akan di bunuh melainkan akan di tangkap setelah melihat salah satu manusia melumuri semua senjatanya dengan obat bius yang dapat membuatnya tidak sadarkan diri untuk waktu yang lama.
Reaksi para manusia itu di penuhi dengan senyuman yang kejam dan di penuhi oleh nafsu. Sepertinya mereka berpikir setelah membiusnya mereka ingin bersenang-senang terlebih dahulu dengan Dark Elf perempuan ini untuk memulihkan rasa lelah mereka.
Bagaimana tidak di hadapan mereka ada seorang Gadis Dark Elf yang sangat cantik dan sangat indah. Bagi mereka yang melihatnya pasti akan teralihkan pandangannya ke arahnya karena wajahnya yang cantik dan menawan, Tubuhnya yang indah, Warna coklat yang sangat mulus dan halus pasti akan memuaskan mereka yang melihatnya.
Sekelompok manusia yang mengejarnya perlahan demi perlahan mendekatinya dan Gadis Dark Elf ini tidak bisa berbuat banyak lagi selain pasrah akan nasibnya yang akan datang selanjutnya di depan matanya.
"Aku…Akan di jadikan Budak…"
"…Ya. Itu sudah pasti…"
Gadis Dark Elf itu bergumam penuh dengan nada yang pasrah.
Dia menarik nafasnya dengan terengah-engah tidak bisa mengatur nafasnya dengan baik. Tubuhnya yang sedikit lagi akan roboh bagaikan pohon yang di tebang di tahan olehnya untuk dapat tetap berdiri dengan sisa tenaganya.
Kakinya bergetar di campur rasa lelah dan ketakutan.
Tangannya yang lemas dan terayun-ayun tidak bisa ia kendalikan.
Pengelihatanya yang perlahan mulai hilang dan buram dari pandangannya dia paksa untuk tetap sadar agar dapat bertahan lebih lama lagi melihat nasibnya yang selanjutnya.
Walaupun dia terlihat pasrah dengan hidupnya, Dia masih ingin melihat kejadian selanjutnya dengan sisa tenaganya.
Apa yang dia lihat hanya sekumpulan Pria yang penuh dengan Nafsu yang ingin menangkapnya dengan cara paksa dan kekerasan.
Tidak ada lagi pemandangan yang lebih baik daripada itu.
Walaupun ada banyak pohon-pohon dan tumbuhan di sekitarnya, Dia tetap tidak dapat melihatnya dengan jelas.
Tidak ada yang bisa menenangkan hatinya dan perasaannya sekarang ini.
Perasaannya yang penuh dengan rasa Takut setengah mati tapi dia tidak tunjukkan. Wajahnya yang kelelahan tidak menunjukkan rasa takut melainkan rasa lelah yang terengah-engah.
Pertahanannya yang sangat terbuka seolah-olah dia mengatakan "Sini maju !" membuat kumpulan Pria itu maju secara perlahan dan hati-hati mewaspadai tindakan dari Dark Elf yang tersududkan itu.
Walaupun Dark Elf itu sudah tersudutkan, Mereka tetap berhati-hati karena setelah melihatnya berhasil menghadapi puluhan pasukan yang datang melawannya sebelumnya dan berlari dengan cepat dengan lukanya yang banyak membuat mereka lebih berhati-hati menghadapinya dan menangkapnya.
Mau bagaimana pun mereka berpikir kalau Dark Elf ini sangat lah kuat dan secara Individu mereka bukanlah tandingan dari Dark Elf ini namun jika mereka bersama mereka jadi lebih kuat untuk melawan satu orang saja yang mereka kepung.
Level kekuatan mereka secara individu sekitar 8-15 dan itu sangat lah lemah untuk Dark Elf di depan mereka namun mereka ada banyak jadi mereka merasa percaya diri akan berhasil menangkapnya.
Sedangkan itu mereka tidak tahu berapa Level kekuatan dari Dark Elf ini dan kelihatannya dia cukup kuat tapi mereka buang pemikiran itu setelah melihat kondisi Dark Elf ini yang sudah tidak dapat bergerak lagi.
Mereka dengan penuh percaya diri Terseyum dan tertawa melihat Dark Elf yang sudah tersudud itu.
Mereka mulai bersiap-siap untuk menyerang Dark Elf itu langsung tanpa pikir panjang tapi mereka juga harus menahan diri mereka untuk tidak membunuhnya karena Dark Elf ini memiliki kualitas yang baik dan akan sangat mahal jika di jual.
Setelah beberapa detik tidak ada perlawanan dan pergerakan yang berarti dari Dark Elf itu, Mereka tanpa pikir panjang langsung melompat kedepan menerjang Dark Elf itu.
Gadis Dark Elf itu kemudian melihat ke arah mereka dengan tampang lelah dan mata yang terbuka setengah.
Apa yang terjadi kepada Dark Elf itu ?
..................….
3 Minggu yang lalu pada Malam Hari di Hutan yang lebat di salah satu Desa Dark Elf.
Di malam hari yang sunyi dan tenang, Di sebuah danau yang indah dan airnya yang terpancarkan oleh sinar rembulan malam berwarna biru memantulkan setiap cahayanya yang indah ke berbagai sudut di tempat itu dan menyinarinya.
Lalu di danau yang tenang itu, Dari dalam danau ada yang melompat keluar.
Dia keluar dengan sangat elegan dan indah.
Itu adalah seorang Gadis Dark Elf yang cantik dan indah.
Dia keluar dengan sangat elegan dimana tubuhnya yang basah dan indah dia banting kebelakang dengan sangat elegan.
Rambutnya yang berwarna perak panjang basah terlempar dari bawah ke atas kepalanya dan jatuh kebelakang dengan sangat indah.
Sekarang dia tidak mengenakan apapun. Tubuhnya yang tidak terlindungi oleh kain dan armor itu sangat lah Indah.
Tubuh dan Kulitnya yang halus dan mulus berwarna coklat basah karena baru keluar dari dalam air tersinari oleh sinar Rembulan yang berwarna biru indah semakin mencerahkan dan mengindahkan tubuhnya itu yang memantulkan sinar rembulan yang menyinarinya.
Sepertinya dia sedang mandi malam.
Dengan tenang dia merasakan air yang membasahinya dan mengalir di tubuhnya sambil menutup matanya.
Lalu dari jauh dia mendengar suara langkah kaki yang kecil datang menghampirinya.
Ada satu langkah kaki kecil yang mendatanginya dengan cepat yang sepertinya itu langkah larian anak kecil.
Dia tidak takut dan tidak panik dia justri melihat ke sumber suara dengan santai dan dengan mata yang santai juga.
Ekspresinya yang tenang dan santai perlahan melihat ke arah sumber suara di sebelah kirinya.
Lalu dari sumber suara muncul seseorang.
Itu adalah seorang anak kecil.
Anak kecil Dark Elf perempuan.
Dia terlihat sangat kecil seperti anak berumur 7 tahun. Tapi dia seorang Dark Elf yang pastinya Umurnya tidak sesuai dengan tubuhnya yang seperti anak kecil berumur 7 tahun.
Dia memakai pakaian yang terbuat dari kain berwarna Coklat yang menetupi seluruh badannya sampai Kakiknya.
Anak kecil itu mendatangi Gadis Dark Elf itu dengan ekspresi yang imut.
"Kak Larla, Kak Larla"
Anak kecil itu memanggil Gadis Dark Elf itu yang berupa kakaknya dengan imut.
Gadis Dark Elf itu masih dengan ekspresi yang tenang dan santai membalas panggilan Adiknya.
"Hmm, Ada apa Likhalri ?"
"…Kenapa kau belum tidur sekarang ? Ini sudah larut malam"
"Aku baru teringat sesuatu yang menarik"
"Jadi kau tidak bisa tidur karena terus memikirkannya, Begitu"
"Hehe, Begitulah"
Kakaknya tersenyum dengan santai setelah mendengar alasan adiknya itu.
Dia kemudian memiringkan kepalanya dan mengulurkan tangannya berusaha menggapai adiknya.
Dia kemudian memegang kepala adiknya dan mengelusnya dengan lembut.
"Kau datang dari rumah hanya ingin memberi tahu ku tentang sesuatu yang menarik itu"
"Ya, Begitulah"
"…Aku pikir Kakak akan mendengarkannya"
"Ehh, Begitukah"
Lalu kakaknya melepaskan tangannya dari kepala adiknya dan dengan perlahan keluar dari danau itu.
Dia berjalan dan keluar dengan sangat indah. Tubuhnya yang sangat Langsing dan ada banyak lekukan yang sangat indah membuat setiap pergerakannya menjadi sangat indah dan mengundang perhatian orang lain.
Ditambah lagi dengan kondisi tubuhnya sekarang yang telanjang tidak di tutupi apa-apa dan benar-benar terbuka.
Dia keluar dari air sambil di pandangi oleh adiknya yang wajahnya memerah.
"Kakak sangat cantik"
Adiknya memuji kakaknya yang baru saja keluar dari air.
"Begitukah. Terima kasih, Likhalri"
"Hehe, Jika aku sudah besar aku ingin memiliki tubuh sama seperti kakak"
"Giggle…Kau masih memiliki 100 tahun lagi untuk lebih memperindah tubuhmu"
"…Mungkin saja akan lebih bagus daripada Kakak"
"Benarkah…Tidak…Itu tidak boleh…"
"Hmmm, Kenapa begitu, Bukannya kau bilang ingin sama seperti kakak ?"
"Memang, Tapi aku tidak ingin melebihi kakak"
"…Kakak itu adalah Dark Elf tercantik dan terindah di Desa"
"…Aku tidak ingin mengalahkan kakak"
"Ehh, Walaupun hanya sebatas Desa"
"Tidak…Bahkan Forest Elf yang sering berkunjung juga mengatakan kalau Kakak adalah Dark Elf yang paling cantik dari semua Dark Elf yang ada"
"…Itu artinya Kakak adalah Dark Elf tercantik di dunia"
"Giggle…Begitukah. Terima kasih ya, Likhalri"
Sambil berbincang dengan adiknya itu, Gadis Dark Elf itu mengambil berupa kain yang lembut untuk mengeringkan tubuhnya.
Dia mengelap setiap tubuhnya yang basah dari setiap sisi ke sisi yang lain.
Setelah tubuhnya kering, Dia kemudian mengeringkan rambutnya dengan kain lembut itu.
Adiknya yang terus memandanginya dengan mata yang melebar seperti ingin terlepas dan dengan pipinya yang berwarna merah takjub melihat kecantikan dari kakaknya itu.
Setelah tubuh Gadis Dark Elf itu kering, Dia kemudian mulai mengenakan pakaian.
Dia mengenakannya dengan sangat santai dan tenang tidak terburu-buru.
Pakaiannya justru sangat terbuka dimana terlalu memperlihatkan kulitnya mulai dari Pundak hingga lengan dan tangan, Perutnya, Lalu celananya yang pendek dan ketat memperlihatkan Pahanya yang halus.
Dia memang pantas di sebut sebagai Dark Elf tercantik dan terindah yang pernah ada.
Adiknya masih melihat dengan kagum kakaknya itu.
"Kalau begitu, Ayo kita kembali ke rumah"
"Eee, Baik. Ayo"
Kakaknya pun memegang tangan adiknya dan bersama mereka berdua pulang kembali ke rumah mereka.
Di jalan mereka saling mengobrol untuk memakan waktu.
"Omong-omong, Apa yang kau pikirkan sebelumnya ?"
"Eeeee, Ahahaha, Maaf aku jadi lupa"
"Hmm, Kenapa begitu ?"
"…Bukankah kau jauh-jauh datang hanya untuk itu"
"Ya, Tapi aku jadi lupa setelah melihat kecantikan kakak. Hehehe"
Larla Tersenyum manis ke arah adiknya.
"Kamu ini…Apakah tidak ada yang lain selain mengenai Kakak ?"
"Tidak. Tidak ada. Kakak yang paling sempurna dari semuanya"
"Sempurna ya….Menurut kakak, Kakak tidak se Sempurna itu kok"
"Tidak. Kakak itu sempurna. Sangat Sempurna"
"Bagaimana Bisa ?"
"Kakak itu cantik, Berbakat, dan sangat kuat"
"…Bukan hanya yang paling cantik namun juga yang paling kuat"
"Kakak tidak terlalu kuat kok"
"Kakak kuat. Cantik dan sangat Kuat. Bahkan Level kekuatan kakak sudah berhasil melebihi batas kekuatan Normal Dark Elf"
"Level kakak hanya 66 saja dan itu bagi Kakak masih belum cukup kuat di bandingkan 8 Pahlawan Legendaris dan 3 Pahlawan terkuat manusia"
"Level 66 itu sudah kuat Kak, Bahkan itu setara dengan level Monster Legendaris"
"Monster Legendaris, ya…Padahal yang Kakak lakukan hanya terlalu berlebihan dalam berlatih tapi bisa sampai sejauh ini"
"Apa menurut Kakak, Kekuatan Kakak masih dapat berkembang lagi ?"
"Semua makhluk hidup selalu dapat berkembang lagi dan lagi bahkan menjadi lebih kuat dari diri mereka yang sebelumnya"
"Apa menurut kakak, Aku bisa menjadi lebih kuat ?"
"Ya, Tentu, Tentu Saja. Kau pasti bisa melewati Kakak"
Likhalri Mengembungkan pipinya dengan imut.
"Hmmmp, Sudah ku bilang aku tidak ingin melewati kakak"
"Giggle…Kalau begitu mendekati Kakak"
"Ahaha, Itu lebih baik. Aku akan menjadi seperti Kakak dan mendekati kakak"
"Em, Kalau begitu berjuang lah"
"Ya, Tentu...Aku Sayang Kakak"
Perkataan Adiknya membuat hatinya menjadi tenang dan berbunga-bunga.
Siapa dia ?
Dia adalah Dark Elf tercantik yang pernah ada dan mungkin terkuat sejauh ini.
Larla Lolvrath.
Seorang Dark Elf, Berumur 180 Tahun, Umur Fisik 18 Tahun, Umur Mental 15-17 Tahun.
Level Kekuatan 66+ (Berhasil melewati batas kekuatan Normal)
Ahli dalam berbagai bidang.
Kelasnya adalah Memanah, Berpedang, dan Tombak.
Larla sangat ahli dalam memanah dimana dia tidak pernah meleset satu tembakan pun, Bahkan setiap kali dia memanah dia bisa tidak melihat Targetnya dan selalu mengenainya. Perhitungannya dalam memanah adalah bakat yang sangat hebat untuk Ras Elf, Bisa di bilang dia adalah Pemanah terbaik dari semua Dark Elf dan Elf yang ada.
Larla bisa memanah sambil menutup matanya.
Dari jarak dekat dia sangat hebat dalam menggunakan Tombak dan Pedang. Dia sangat lincah jika berurusan dengan pergerakan dimana dia bisa menghindari setiap serangan yang datang ke arahnya dengan mudah. Walaupun terkedang ada yang bisa mengenainya, Dia masih bisa menggerakkan tubuhnya dengan lincah.
Terlepas dari teknik bertarungnya, Dia juga sangat ahli dalam menggunakan Ilmu Sihir.
Dia dapat menggunakan Ilmu Sihir Tingkat 4 dan dia sudah mempelajari banyak sekali Ilmu Sihir Level 4. Ada yang untuk menyerang dan ada juga yang untuk bertahan dan juga Support, Larla dapat menggunakan sihirnya dengan mudah dan merapalkan Mantranya dengan sangat cepat.
Larla Lolvrath adalah Dark Elf yang paling Multi Talenta dari semuanya.
Selain bertarung, Larla juga sangat ahli dalam Berburu, Pekerjaan Rumah, Memasak, Menunggangi Kuda, Berlari dengan cepat, Melompat tinggi, Pandangan dan pengelihatan yang tajam, dan Insting yang kuat dan tajam.
Larla Lolvrath, Juga terkenal sangat cepat belajar. Dia bisa belajar dengan cepat hanya dengan melihat seseorang mempraktekan sesuatu kepadanya dan bahkan Larla bisa menjadi lebih hebat ketimbang Orang yang mempraktekkannya atau yang mengajarinya.
Larla terlahir dengan berbagai macam bakat dan bakat itu selalu dia olah dan dia asah agar menjadi sangat berguna untuknya.
Dia juga terlahir dengan Tubuh dan Tampang yang sangat Indah dan Cantik.
Larla Lolvrath juga sangat baik dan perhatian dimana dia menyanyangi adik dan keluarganya juga dia sangat menyanyangi Penduduk Desa.
Larla terkenal ramah kepada Rasnya yaitu Elf, Dark Elf, dan Forest Elf. Namun Larla tidak begitu suka terhadap High Elf yang sombong. Dia lebih suka High Elf mati membusuk atau tertangkap dan di jadikan budak, Itu membuatnya senang.
Walaupun terkenal ramah dan baik hati, Larla memiliki masalah dalam berinteraksi dengan Manusia.
Larla memandang manusia dan menilainya berdasarkan sifat mereka dan jika menurut Larla mereka cocok dengan kategorinya maka dia bisa mengakui manusia itu. Tapi jika Larla melihat manusia itu sangat busuk sampai ke sifatnya, Larla tidak segan-segan untuk melukai atau bahkan membunuhnya.
Kenapa dia bisa segitu benci terhadap manusia ?
Itu karena Larla pernah melihat Kaum dan Rasnya di tangkap dan di jadikan budak oleh manusia. Dia selalu melihat nasib mereka yang selalu berakhir menjadi buruk dan bahkan beberapa dari mereka harus mati di tangan manusia.
Alasan kedua adalah Larla yang melihat atau mengakui manusia yang berusaha cukup keras untuk berkembang. Dia pernah melihat manusia yang sebelumnya bukan apa-apa dan kemudian menjadi lebih hebat dari dirinya yang sebelumnya, Walaupun tidak terlalu besar tapi perubahan dari manusia yang di lihat Larla sangat lah penting.
Ini membuat Larla sedikit termotivasi dan membuatnya berlatih lebih giat dan meningkatkan segala kemampuannya.
Karena latihannya, Larla justru menjadi semakin kuat dan lebih kuat yang bahkan tanpa dia sadari dia berhasil melebihi batas kemampuan Normalnya.
Pagi Hari di Desa Dark Elf di dalam Hutan yang Besar dan Lebat.
Larla Lolvrath terbangun dari tidurnya setelah wajahnya yang tersinari oleh Cahaya mentari pagi yang sejuk.
Dia tertidur tanpa mengenakan pakaian sama sekali. Entah apa maksudnya tapi dia sudah melakukan ini sejak dulu.
Setelah terbangun dia membuka jendelanya agar Cahaya mentari pagi dan Udara pagi yang sejuk dan segar masuk ke dalam kamarnya.
Sambil menutup matanya, Larla merasakan cahaya mentari yang hangat dan sejuk itu dengan wajahnya.
Larla juga merasakan udara sejuk yang berhembusan ke wajahnya.
Sangat sejuk dan hangat, Sinar mentari pagi yang terpantulkan oleh daun-daun pohon di atas dan Udara pagi hari yang di hasilkan oleh Pohon-pohon besar di sekelilingnya, Membuat Larla terbangun dan memotivasi pagi harinya.
Larla merenggangkan tubuhnya yang Fleksibel membuat tubuhnya melengkung kebelakang. Dia melebarkan lengannya kesamping lalu menariknya keatas.
Apa Larla tidak punya malu ? Dia tidak mengenakan pakaian sama sekali dan dia merenggangkan tubuhnya di depan jendela kamarnya. Mungkin saja ada orang yang melihatnya tapi membiarkaanya menganggap kalau ini selalu terjadi di desanya.
Larla keluar dari ranjang tidurnya lalu mengenakan pakaiannya yang biasa ia pakai.
Setelah berpakaian dengan rapih, Larla mengambil ke tiga senjatanya, Panah dan anak panahnya, Pedang, dan Tombak lipatnya.
Sehabis senjata, Larla mengambil tas sempang dan memakainya di pinggangnya.
"Kakak, Sarapan sudah siap"
Dari bawah, Adik dari Larla memanggilnya dan memberitahunya kalau sarapan pagi sudah siap.
"Ya, Aku akan segera turun"
Dengan semangat Larla membalas adiknya.
Larla kemudain turun ke lantai 1 dengan melompat dari atas tidak dengan menuruni tangga yang ada persis di sebelahnya.
"Larla, Kau melakukannya lagi"
"Selamat pagi Ibu"
"Sudah Ibu bilang jangan lompat dari lantai 2 begitu saja. Itu mengejutkan semuanya"
Ibu dari Larla sudah berulang-ulang kali mengingatkan Larla namun Larla selalu mengulangnya lagi dan lagi.
Ibunya mengenakan Pakaian yang terbuat dari kain bertangan pendek dan rok panjang sampai atas mata kaki berbahan kain berwarna coklat muda.
"Giggle…Benarkah ? Sepertinya tidak"
"Kau ini…Ayah juga terkejut kan"
"Kalau Ayah sudah tidak lagi, Bagi Ayah itu sudah biasa untuk seorang pemburu yang hebat seperti Larla"
"Ayah juga !?"
"Hehe, Terima kasih Ayah dan Selamat pagi"
"Ya, Selamat pagi juga"
Setelah menyapa kedua orang tuanya, Larla dengan santai menyampiri meja makan dan duduk di salah satu kursi yang kosong.
Ayahnya sudah lengkap pakaiannya untuk berburu atau mungkin untuk pergi kesuatu tempat dengan Mantel yang cukup besar untuk menutupi tubuh dan tudung yang dapat menutupi telinga panjang milik Dark Elf.
"Sarapannya sudah siap"
Adik Larla yang menyiapkan makanan keluar dari dapur dan memberikan setiap orang jatah makanan mereka.
Tidak ada makanan seperti daging, Di meja makan mereka hanya mempersediakan Sayur-sayuran dan Sup.
Kebanyakan bangsa atau Ras Elf memakan Sayur–sayuran tapi untuk Desa Dark Elf milik Larla yang kebanyakan profesinya adalah seorang pemburu, Mereka juga bisa memakan daging hewan dan terkadang menjualnya ke kota seberang hutan.
Larla memakan makanannya dengan tenang dan menghabisinya.
Sedangkan adik perempuannya memakan makanan dengan sangat cepat dan berantakan membuat mulut dan wajahnya menjadi kotor.
"Likhalri, Jangan makan terlalu terburu-buru. Itu tidak sopan"
Larla mengingat kan adiknya.
"Habisnya aku ingin cepat-cepat kembali mempelajari sihir terbaruku"
"Hmm, Begitukah. Apakah itu yang kau pikirkan semalaman ?"
"Ee, Emmm…Tidak. Bukan apa-apa…"
Dengan gugup dan ekspresi yang membuang muka secara perlahan, Likhalri melanjutkan makannya dengan tenang.
"Begitukah. Baik lah kalau begitu"
Larla tersenyum dengan manisnya setelah mendengar alasan adiknya yang jelas sekali adiknya berbohong dan berusaha menutupinya tapi Larla tidak ingin menggoda adiknya dan membiarkannya.
"Apa kau juga ingin berlatih habis ini, Larla ?"
"Sepertinya tidak, Tidak ada yang ingin ku pelajari hari ini, Ayah"
"Kalau begitu bagaimana jika kau ikut dengan rombongan Ayah ke kota untuk menjual daging yang kita buru kemarin ?"
"O-Oi…Membiarkan Larla ikut ke kota dengan mu itu sangat berbahaya"
"…Kita semua tahu kalau kota seberang tidak mengizinkan Elf dan Demi-Humans lainnya untuk masuk walaupun kalian pergi dengan mengenakan jubah dan mantel tapi itu masih cukup berbahaya"
"…Terutama untuk Larla"
"Ada apa Bu ? Kita semua di Desa juga tahu akan hal itu tapi kita semua juga tahu kalau Larla sangat lah kuat."
"…Dia berhasil melewati batas kekuatan Normal para Dark Elf dan sekarang memiliki Level kekuatan terbesar di antara kita semua"
"Dan Kakak sangat Cantik"
Adiknya memotong pembicaraan dan menambahkan.
"Itu yang membuat Ibu tambah cemas untuk mengizinkan Larla pergi ke Kota"
Larla yang mendengar keluarganya yang saling beragumen tentang dirinya hanya bisa tertawa kecil dan tersenyum.
"Kenapa Ibu harus cemas, Di kota ada toko sihir yang dimana pemiliknya sangat ramah kepada kita dan dia memperboleh kan Larla untuk masuk"
"…Hanya dia manusia pertama di kota itu yang mengetahui tentang kita dan merahasiakan keberadaan kita di kota itu. Jadi Ibu tidak perlu khawatir"
"Dari ratusan penduduk di kota itu hanya ada satu yang ramah terhadap kita tapi tetap saja yang lainnya tidak"
"Ibu ini, Kenapa baru sekarang mempermasalahkan Larla yang pergi ke kota ?"
"…Bukan kah Ibu sebelumnya mengizinkan Larla untuk pergi ke kota dan bertemu si Kakek penjual barang sihir itu. Kenapa Ibu baru cemas sekarang ?"
"Soalnya kemarin Ibu pergi ke kota untuk membeli beberapa persediaan dan melihat rombongan pemburu yang-"
"Aaaa, Ya Ya, Ayah mengerti Ayah Mengerti. Kalau begitu lebih baik Larla tidak usah ikut ke Kota hari ini"
Ibunya belum menyelesaikan bicaranya namun langsung di potong oleh sang Ayah.
"Memangnya ada apa di kota ? Pemburu ?"
Likhalri yang penasaran bertanya kepada kedua Orang tuanya dengan raut wajah yang penasaran.
"Ahaha, Tidak. Bukan apa-apa. Maksudnya itu Pemburu yang sama seperti kita tapi mereka adalah Pemburu manusia. Ahaha"
Ayahnya berbohong dalam menjawab pertanyaan Likhalri.
"Ohhh. Begitu kah. Jadi Ibu khawatir soal Kakak yang nanti marah dan cemberut kepada Manusia itu"
"Ah, Ya, Begitulah"
"Aha, Aku paling suka kalau melihat wajah Kakak yang cemberut. Itu sangat lucu"
"Likhalri, Kau ini, Sangat suka sekali melihat Kakak yang seperti itu ya"
"Tidak, Tapi aku menyukai semua sifat Kakak dan setiap reaksi wajah yang kakak buat"
"…Bagi ku Kakak tidak ada kekurangan sama sekali dan selalu cocok dengan raut wajah apapun yang Kakak buat. Ehehe"
"Kau ini, Apa tidak ada yang kau tidak suka dari Ku ?"
"Tidak. Tidak ada. Aku menyukai Kakak"
Larla tersenyum dan mengelus kepala adiknya yang manis.
Ayahnya lalu berbisik kepada Ibunya.
"Ibu, Kenapa Ibu membicarakan hal itu di depan Likhalri ?"
"…Kalau di depan Larla tidak apa karena Larla sudah mengerti akan hal Perbudakan tapi Likhalri"
"Maafkan Ibu, Hanya saja Ibu menjadi semakin Khawatir setelah melihat kemarin kalau yang di tangkap adalah Dark Elf dari Desa di hutan sebelah"
"Sudah sejauh itu kah mereka berekspedisi !?"
"…Manusia sialan, Kurang ajar. Cepat atau lambat aku akan membunuh mereka dan membebaskan kaum kita"
"Bagaimana menurut Ayah tentang Larla ?"
"…Apa Larla bisa mengatasinya sendirian ?"
"Ya, Dia jelas bisa"
"…Ayah dan yang lainnya pernah melihat Larla menghabisi begitu banyak musuh sendirian saat para Bandit menyerang kita di tengah perjalanan menuju kota"
"S-Sendirian ?!"
"Ya, Dan Larla langsung menghabisinya dalam sekejap mata. Sendirian"
"Sudah Ibu bilang bukan. Pergi ke kota itu berbahaya"
"Tapi Ayah dan yang lainnya percaya akan keahlian dan kekuatan Larla"
"…Larla pasti bisa menjadi petarung terkuat di desa"
"Ibu tahu itu. Tapi…Melihat bagaimana Larla yang masih muda dan di berikan kebebasan yang banyak membuat Ibu lebih khawatir dengan keadaannya"
"Ya…Ibu memang ada benarnya…Namun kita harus mengakui kalau Larla sangat lah kuat"
"…Kekuatannya sudah melebihi level kita dan bahkan sudah setara dengan Monster Legendaris"
"…Jujur saja, Ayah juga ketakutan…Berada di dekatnya saat sedang bertarung tapi juga merasa aman"
Larla yang melirik ke arah kedua Orang tuanya kemudian mengeluarkan suara.
"Kalau begitu aku akan berburu saja di Hutan dan jika hari ini tidak dapat buruan maka Larla akan berlatih di hutan atau berenang di Danau, Bagaimana ?"
"Ee, Ya…Itu lebih bagus. Kalau begitu Larla tidak perlu ikut Ayah. Fokuslah dengan buruan mu"
"Ya, Tentu Ayah"
Larla tahu apa yang Ibunya maksud. Itu adalah Pemburu yang menangkap para Elf dan menjadikannya Budak.
Larla sering melihatnya di Kota saat datang mengunjungi Kakek yang menjual barang sihir untuk berlatih Sihir.
Setiap kali melihatnya, Larla langsung di penuhi api amarah dari dalam dirinya.
Larla pernah mendekati mereka dan mencoba untuk membunuhnya tapi di halangi oleh Kakek yang menjual barang Sihir untuk kebaikan Larla.
Larla sangat membenci perbudakan, Jika ada orang yang ia kenal menyukai perbudakan, Larla akan menjauhinya dan tidak takut untuk melawannya.
Setelah sarapan pagi bersama keluarganya, Ayahnya dan rombongannya pergi ke Kota seberang untuk menjual buruan dan membeli persedian kepada seluruh Penduduk Desa.
Larla yang setelah mengucapkan selamat pergi kepada Ayahnya, Pergi ke Hutan untuk berburu dan berlatih.
Seperti yang dia katakan sebelumnya, Dia sedang tidak tahu ingin berlatih apa dan perkataannya sebelumnya yang mengatakan dia ingin berlatih kepada Ayah dan Ibunya adalah kebohongan yang iya buat untuk mendinginkan keadaan Ayah dan Ibunya.
Larla sekarang sedang bersantai di atas pohon sambil bergumam sendiri dan sambil menunggu hewan buruan datang untuk di panah olehnya.
"Yang Ibu tadi maksud adalah Penjual Budak bukan"
"Yang mereka jual pasti Elf dan jika benar Elf apa yang mereka tangkap ?"
"Jika itu benar Elf maka para Pemburu sudah masuk kedalam hutan ini"
"Itu sangat berbahaya. Bagaimana mereka bisa memasuki hutan yang penuh akan Hewan buas dan Monter Hutan yang lebih kuat dari pada mereka ?"
"Apa mereka menyewa Tentara bayaran dan Petualang ?"
"Tapi setahu ku petualang tidak di izinkan untuk menerima Permintaan seperti itu dari Klient mereka"
"Lalu apa yang membuat mereka sangat percaya diri memasuki Hutan besar ini ?"
Di kepalanya Larla terlalu banyak memikirkan hal tentang Pemburu Perbudakan itu.
Dia berusaha menggelengkan kepalanya menyingkirkan pemikiran buruknya dan kembali Fokus berburu.
Setelah berjam-jam tidak mendapatkan hasil, Larla berpikiran untuk berenang di Danau di dekat Desanya.
"Mungkin aku berenang saja di Danau mumpung hari ini tidak membawakan hasil dan Hari ini matahari juga sangat cerah dan udara sedang sejuk cocok untuk berenang di siang hari"
Saat Larla ingin turun dari Pohon yang ia tempati untuk bersantai dan memantau, Dari kejauhan Larla mendengar langkah kaki yang mendekat.
Dengan sigap Larla menyiapkan Panahnya dan mengarahkannya ke sumber suara.
"Hewan- Tidak, Manusia. Itu jelas sekali langkah kaki Manusia"
Larla dengan pendengarannya yang tajam dapat mengedintifikasi kan kalau langkah kaki yang datang adalah langkah kaki manusia.
"Aneh, Hanya ada satu langkah kaki. Dia sendirian…Itu tidak mungkin. Bagaimana bisa manusia dengan mudah memasuki Hutan besar yang berbahaya ini sendirian ?"
"Itu jelas tidak mungkin"
Langkah yang datang mendekatinya adalah langkah kaki Orang Dewasa. Dia berjalan dengan pelan dan pasti seolah dia sedang melihat sekeliling Hutan.
Langkah kakinya semakin dekat dengan Larla dan Larla dengan sekuat tenaga menarik Anak panahnya dan mengarahkannya ke arah sumber suara bersiap untuk menembak ketika Orang itu keluar dari balik tumbuhan.
Semakin dekat. Lalu langkah kaki itu berhenti dari balik Daun besar dan tumbuhan yang menutupinya.
Larla menahan anak panahnya menunggu sosok itu keluar dan menembaknya. Lalu dari balik tumbuhan itu terdengar suara-
"Permisi Dark Elf muda, Bagaimana jika kau menurunkan Panah mu dan menyingkirkannya dari ku"
Larla terkejut. Bagaimana bisa orang itu dapat mengetahui Larla yang bersembunyi di pohon yang tinggi yang sangat susah untuk diketahui orang-orang tapi dia dapat mengetahuinya dengan mudah.
"Kau tahu Nak, Mengarah kan Anak panah ke arah Nenek Tua itu sangat berbahaya loh"
Yup, Suaranya itu benar-benar suara seorang Nenek-nenek yang sudah tua. Dia berusaha untuk memperingati Larla untuk tidak mengarahkan anak panahnya ke arahnya.
"B-Bagaimana kau dapat mengetahui ku di atas sini ?"
"Itu mudah saja. Kau terlalu banyak mengeluarkan Aura kekuatan mu"
"Aura kekuatan ku !?"
"Dia tidak main-main. Dari gaya bicaranya Nenek ini sangat kuat dan dia dapat merasakan Aura kekuatan ku. Dia berbahaya"
Larla bergumam dan lebih menguatkan tenaganya dalam menarik anak panahnya semakin mewaspadai tamunya tersebut.
"Bagaimana kau bisa datang ke hutan ini sendirian ?"
"Apa kau berkelompok ?"
"Aku tidak berkelompok dan aku ini sangat Ramah. Aku datang ke hutan ini sendirian untuk mencari tanaman herbal untuk ku bawa berkelana"
"Berkelana ?"
"Kau seorang perkelana ? Apa benar itu ?"
"Ya, Tentu. Aku tidak bohong"
"Untuk apa aku berbohong kepada Gadis Dark Elf secantik dirimu. Itu sangat tidak perlu"
"…Aku ini hanya seorang Nenek Tua yang berkelana seorang diri"
"Aku masih tidak mempercayai mu, Manusia"
"Jangan begitu kasar terhadap ku Nak. Aku hanya seorang Nenek-Nenek yang sudah pensiun dari pekerjaannya dan sekarang mencari jalan hidup baru"
"Kau pasti berbohong"
"Kenapa begitu ?"
"Kau pasti orang yang mengekspedisi Hutan ini untuk para Pemburu Budak yang mengincar kita para Elf, Bukan begitu"
"Pemburu Elf…Budak…Jadi itu kenapa di Kota seberang ada Elf yang di jual sebagai budak ya"
"…Nak, Aku tahu kenapa kau mencurigai ku dan aku tahu kenapa kau sangat kasar pada ku dan berhati-hati tapi percaya lah, Aku bukan salah satu dari mereka. Aku bersahabat"
Larla mengerutkan jidatnya dan menyipit kan matanya bersiap untuk menembak.
"Anak ku, Apa kau harus seperti itu dalam menghadapi ku ?"
Larla tetap terdiam dan kembali menguatkan tarikannya bersiap untuk menembak.
Nenek tua itu menghela nafasnya.
"Baiklah. Kalau kau ingin menembak ku. Tembak saja aku"
"Kau yakin ?"
"Ya, Tentu…Lagi pula aku hanya seorang Nenek yang sudah sangat Tua"
"Kau bisa mati loh"
"Aku tahu itu…"
"…Aku tahu kalau kau…"
Larla bersiap untuk melepaskan anak panahnya.
"…Sangat kuat…Tapi…"
Larla membuka matanya lebar setelah mendengar perkataan Nenek itu.
"…Kau tidak lebih kuat dari ku"
Nada bicara Nenek itu menjadi sombong dan mengundang emosi milik Larla.
Karena sudah tidak tahan lagi, Larla menembakan anak panahnya tepat ke arah Nenek tua itu.
Anak panah itu melesat sangat cepat dan siapa saja yang terkena anak panah itu pasti akan tewas begitu saja.
Tapi, Saat anak panah itu ingin mengenai Nenek Tua itu, Anak panah itu berhenti seolah di tahan oleh sesuatu-Tidak, Lebih tepatnya di tangkap oleh sesuatu.
Melihat anak panahnya yang tidak sampai pada targetnya, Larla membuka matanya lebar tidak percaya.
Selama ini tembakkannya tidak pernah di tahan dan selalu mengenai sasaran, Namun sekarang ini baru pertama kalinya tembakannya tidak mengenai targetnya.
Larla berteriak-
"Siapa kau sebenarnya ? Tunjukkan dirimu !"
Sambil memintanya keluar dan menunjukkan dirinya, Larla mempersiapkan untuk tembakan yangke dua.
"Hahaha, Kau benar-benar kuat Nak. Tapi kau terlalu Naif"
"…Sudah ku katakan bukan kalau aku lebih kuat daripada kamu"
"…Kau pikir tembakkan yang sama akan berhasil. Hasilnya akan sama saja, Aku tidak pernah meragukan tembakan mu dan jujur yang barusan sangat kuat, Tapi masih kurang jika ingin mengalahkan ku"
"…Menyerah lah dan aku akan tunjukan diriku"
Nenek itu yang memperingati Larla kembali dan berjanji untuk menunjukkan Wujudnya membuat Larla akhirnya menyerah dan menurunkan panahnya.
"Baiklah. Aku menyerah. Kau boleh keluar sekarang"
"Terima kasih anak ku…Kau sangat baik sekali"
Nenek itu pun keluar dari balik tumbuhan yang menghalanginya dengan Larla.
Benar saja, Yang keluar adalah seorang Nenek yang sudah tua.
Rambutnya panjang berwarna Putih seluruhnya yang di kepang kedepan, Kulitnya yang sudah keriput dan berwarna kecoklatan karena terbakar matahari membuat kulitnya terlihat semakin keriput dan tua, Namun tubuhnya tegak lurus dan tidak membungkuk sama sekali, Tubuhnya juga terlihat sangat kuat untuk seorang nenek-nenek.
Nenek itu memakai Pakaian berwarna Perak dan kepalanya di tutupi oleh tudung dari pakaiannya, Dia mengenakan sarung tangan yang terbuat dari bahan yang tebal sangat cocok untuk seorang petualang, Di kedua pinggang dia membawa 2 Pedang yang terlihat sudah sangat tua namun di rawat dengan sangat baik, Di punggungnya dia membawa tas yang cocok untuk seorang pengelana sepertinya.
Di lehernya ada seperti Masker yang dia gunakan untuk menutup Mulut dan hidungnya lalu di atas rambutnya ada Kacamata yang terikat di kepalanya yang ia gunakan untuk melindungin matanya jika terjadi sesuatu.
Dia tidak terlindungi oleh Armor seolah-olah dia sudah cukup kuat melindungi dirinya sendiri dengan kekuatannya.
Walaupun tua, Dia terlihat sangat kuat bahkan lebih kuat dari Larla. Dia menangkap anak panah Larla yang melesat sangat kencang ke arahnya dengan mudah menggunakan tangan kanannya.
Ini sudah sangat jelas kalau dia terlihat lebih kuat dari pada Larla, Walaupun belum pasti.
"Kau…Benar-benar seorang Nenek Tua"
"Sudah ku bilang sebelumnya bukan, Anak ku"
"…Aku hanya nenek tua yang numpang melewati hutan ini"
Larla kemudian melompat dari atas pohon turun ke bawah untuk berjumpa dengan Nenek itu.
Larla kemudian mendekati nenek itu dan mulai untuk berbincang dengannya.
"Maaf atas perbuatan ku yang tidak sopan kepada Anda"
"Tidak Tidak. Aku juga meminta maaf karena telah mengganggu mu dan membuat mu emosi"
"Tidak, Aku lah yang salah di sini. Kalau boleh biar kan aku membalas perbuatan ku yang tidak sopan kepada anda"
"Kalau begitu. Apa boleh aku meminta tempat untuk bersinggah selama beberapa hari ?"
"…Aku sudah berkelana cukup lama dan sekarang ini aku ke habisan uang untuk menyewa kamar jadi apa boleh aku tinggal sementara bersama mu ?"
Larla melihat dengan pasti dari setiap sudut nenek itu.
"Tidak ada yang mencurigakan darinya. Selain kedua pedang di pinggangnya dan kekuatannya yang hebat itu, Dia tidak kelihatan jahat sama sekali"
Larla bergumam sendiri di dalam hatinya.
"Sepertinya tidak masalah. Aku harap penduduk desa yang lain dapat menerima mu dengan ramah"
"Terima kasih banyak kalau begitu. Aku akan membalas hutang ku padamu nanti"
"T-Tidak itu tidak perlu, Justru aku lah yang harus membalasnya dan itu sudah termasuk membalas perbuatan ku yang tidak sopan kepada mu"
"Begitu kah ? Baiklah. Sekali lagi aku mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya"
"Kalau begitu, Apa nenek ada urusan lain ? Atau Nenek langsung ingin pergi menuju desa kami ?"
"Tujuan utama ku kesini adalah mencari tumbuhan Herbal, Namun setelah bertemu dengan mu dan melihat sedikit kekuatan mu, Bagaimana kalau kita berbincang-bincang terlebih dahulu ?"
"Ya, Aku tidak keberatan. Ada banyak hal yang ingin ku tanyakan kepadamu Nek"
"Ya, Itu sudah sangat jelas. Aku juga ingin menanyakan beberapa hal kepada mu"
"Kalau begitu bagaimana kalau kita berbicara di atas sana. Jika berbicara di bawah akan sedikit berbahaya"
"Tidak masalah untuk ku. Aku bisa lompat setinggi itu juga"
"Ee…Nenek Bisa ?"
"Tentu. Aku sudah terlatih dengan baik"
"…Kalau begitu ayo"
Nenek itu melompat tinggi dan meraih batang pohon dan menariknya ke atas lalu memegang batang pohon yang di jadikannya tempat untuk duduk lalu duduk di atasnya.
Larla terkejut melihatnya. Matanya melebar seakan tidak percaya dengan apa yang dia lihat.
"Ayo Nak, Aku sudah sampai"
"Haha, Kau memang nenek-nenek yang penuh dengan kejutan"
Larla pun menyusulnya dengan melompat tinggi dan menendak batang pohon agar sampai ke atas tempat dimana Nenek itu duduk.
Setelah sampai dan duduk bersama Nenek itu, Mereka mengobrol bersama di atas pohon tanpa ada yang menggangu.
"Sebelumnya boleh kah saya bertanya Nama anda ?"
"Nama ku ya…Hmmm…Bagaimana kalau kau panggil aku 'Si Tua Pengelana', Bagaimana ?"
"Si Tua Pengelana ?"
"Kenapa ?"
"Apa yang membuat mu menyembunyikan nama mu Nek ?"
"Yaa, Ada beberapa alasan tapi alasan utamanya aku ingin sesekali di panggil seperti itu"
"Ahh, Rupanya begitu"
"Baiklah itu tidak menjadi masalah untuk ku"
"Pasti ada alasan yang penting mengapa kau menyembunyikan namamu Nek"
"…Kalau begitu biarkan aku memperkenalkan diri ku kepadamu"
Larla mulai memperkenalkan dirinya kepada Nenek tua itu.
"Namaku Larla Lolvrath, Aku bisa di kenal sebagai yang terkuat di desa ku"
"Aa, Itu tidak di ragukan lagi"
"Dan juga umurku 180 tahun. Itu berarti aku lebih tua daripada mu Nek"
Dengan nada yang meledek namun terdengar ramah, Larla menyebutkan umurnya tanpa malu ke Nenek itu.
"Hahahaha, Sudah ku bilang kau terlalu Naif Nak"
"Eh, Kenapa begitu ?"
"Karena sebenarnya, Aku ini lebih tua darimu"
"Ahaha, Nek, Memang benar jika umur Elf yang berumur 180 tahun itu memilik Umur fisik 18 tahun dan umur mental 15-17 tahun, Tapi jangan hitung seperti itu dalam perhitungan normal Manusia"
"Tidak Tidak Tidak, Aku benar-benar serius. Umur ku lebih tua darimu"
"Ahaha, Itu tidak mungkin…Tidak mungkun…Mungkinkah…?"
"Apa aku terlihat berbohong ?"
Larla memandang matanya dengan serius berusaha mencari kebenarannya. Dan benar saja, Nenek itu tidak berbohong. Nenek itu mengatakan yang sesungguhnya.
Berapa umur Nenek itu ?
"T-Tidak. Nenek tidak berbohong sama sekali. Kalau begitu, Berapa umur nenek yang sebenarnya ?"
"Umur ku 250+ Tahun, Dan aku tidak berbohong sama sekali"
"2-250+ T-Tahun…B-Bagaimana bisa ?"
"…Padahal Nenek terlihat seperti Nenek Tua berumur 60+ tahun"
"Sihir anak ku,…Sihir"
"Sihir ?"
"…Nenek pandai menggunakan sihir ?"
"Ya, Tentu, Asal kau tahu saja Nak, Aku ini bisa menggunakan sihir tingkat 5"
"Tingkat 5 !...Hebat…Nenek bisa menggunakan sihir Level 5…Nenek pasti dulunya adalah orang yang hebat"
"Ahaha, Terima kasih Nak, Ya, Memang benar dulu aku ini salah satu orang yang penting. Namun itu sudah sangat lama. Sangat sangat Lama sekali"
"Apakah, 200 tahun yang lalu ?"
"Ya, Sekitar itu"
"Hebat…Lalu dengan sihir Nenek, Nenek memperpanjang umur Nenek"
"Ya, Dengan sihir yang ku buat yaitu [Eternal Life] aku dapat hidup lebih lama. Namun tubuh mu akan sama persis pada tubuh mu saat kau mengaktifkannya"
Sihir [Eternal Life] adalah sihir tingkat 5 yang membuat penggunanya dapat hidup lebih lama dari yang seharusnya. Sihir ini di buat sendiri oleh Nenek Tua Si Pengelana yang membuatnya sampai sekarang ini masih tetap hidup sampai umur 250+ tetapi terjebak di tubuhnya yang berumur 60+.
"Kalau begitu, Kenapa Nenek tidak menggunakannya saat Nenek masih muda ?"
"Dulu saat Nenek masih muda, Nenek bukan lah siapa-siapa melainkan hanya seorang Magic Caster dengan sihir tingkat 3 dan waktu itu Level kekuatan Nenek hanya sekitar 28-29. Nenek masih sangat lemah"
"Lalu apa yang membuat Nenek menjadi lebih kuat sekarang ?"
"Nenek dan ketujuh teman Nenek berkelana bersama, Berpetualang sebagai seorang petualang yang tidak terikat oleh Guild petualang dan memburu monster bersama yang tidak terikat dengan Guild Hunter. Kami semua menjadi lebih kuat bersama dan berlatih bersama"
"…Kami mengumpulkan pengalaman berpetualang kami bersama dan tanpa kami sadari Level kekuatan kami semua bertambah. Nenek yang dulunya hanya level 28-29 tiba-tiba berubah menjadi lebih tinggi dan itu terus berlanjut"
"Luar biasa. Berapa lama Nenek berpetualang bersama teman Nenek ?"
"Mungkin sekitar 45 tahun kita berpetualang bersama dan ada banyak hal yang kami lewati bersama"
"Jika kejadian itu sekitar 200 tahun yang lalu, Jadi apa kah Nenek ikut dalam perang melawan Evil Deties dan Demon Lord ?"
"Hm, Hahaha, Kau tahu banyak ya nak"
"Ya, Begitulah, Ada banyak yang kami lalui sampai kami berdelapan harus menghadapi Evil Deties bersama"
"…Namun untuk Demon Lord, Bukan kami yang menghadapinya. Dia sedikit lebih kuat dari penggabungan kekuatan kita berdelapan"
"Apakah teman-teman nenek sekuat itu semua ?"
"Ya, Begitulah, Yang paling kuat adalah Petarung yang paling lemah dulunya dari kelompok Nenek"
"…Dia bahkan dulu kesusahan dalam menghadapi Goblin tapi dia sangat berbakat dan setelah terus berlatih dan berlatih dan berusaha terus menerus, Dia menjadi yang paling kuat dari kita semua. Dia bahkan di tunjuk oleh salah satu petarung terkuat kita sebelumnya untuk menjadi Kapten kelompok kami"
"Hebat, Ternyata benar jika manusia yang berlatih dengan giat dan penuh usaha bisa melewati batasnya"
"…Lalu bagaimana keadaannya sekarang ?"
Nenek itu terdiam sejenak dan melihat kebawah dengan wajah yang sedih.
Larla yang menyadari akan pertanyaannya yang bodoh dan salah langsung menyesal kepada Nenek itu.
"Aa, Maaf kan aku, Aku tidak tahu kalau kejadiaannya seperti itu, Maafkan aku atas kebodohan ku dan pertanyaan ku yang bodoh ini"
"Tidak Tidak, Kau tidak perlu meminta maaf"
"…Orang bodoh itu mati saat berusaha menyelamatkan teman kami yang di serang oleh salah satu Evil Deties. Tubuhnya tertusuk oleh serangan Evil Deties tapi dia masih memaksakan untuk bertarung"
"…Lalu teman kami yang dulunya yang paling terkuat membalas serangan Evil Deties itu dan membunuhnya sekali tebas"
"…Setelah pertarung bersama pasukan Evil Deties dan Demon Lord, Orang itu menghembuskan nafas terakhirnya. Kami mendengarkan permintaan terakhirnya sebelum dia Meninggal dan permintaannya itu sangat menyakitkan kami semua"
Setelah mendengar cerita yang menyedihkan itu, Larla merasa sangat bersalah karena menanyakan pertanyaan yang membuat Nenek itu mengingat ingatannya yang menyedihkan.
Tapi Larla juga ingin tahu bagaimana nasib teman-temannya yang lainnya tapi menanyakan itu sangat tidak sopan setelah mendengar cerita barusan.
"Sekali lagi aku minta maaf yang sebesar-besarnya karena telah membawakan ingatan yang buruk kepada anda"
"Tidak, Kau tidak perlu minta maaf. Aku justru merasa sedikit agak lega"
"Kenapa begitu ?"
"Sudah sangat lama sekali aku bisa bercerita tentang masa lalu dengan seseorang, Walaupun dia baru saja ku kenal tapi beban itu akhirnya terangkat"
"Apa nenek tidak pernah lagi bertemu teman-teman nenek ?"
"Haha, Setiap kali bertemu kita tidak berani membicarakan tentang si Bodoh itu dan selalu berakhir canggung karena umur kita yang benar-benar tua"
"Apa mereka juga menggunakan sihir yang sama seperti nenek ?"
"Ya, Aku mengajari mereka sihir [Eternal Life] agar mereka yang memiliki umur yang tidak banyak dapat hidup lebih lama"
Jika teman-teman nenek itu dapat menggunakan sihir level 5 [Eternal Life] itu artinya teman-temannya juga sama kuatnya dengan Nenek itu.
"Eeeh, Mereka pasti keriput sama kaya nenek"
"Ahahaha, Itu yang membuat ku iri anak ku"
"Hmm ?"
"Asal kau tahu saja, Beberapa dari kami masih sangat muda dan saat ku ajari mereka sihir level 5 [Eternal Life] mereka menggunakannya saat umur mereka masih cukup muda"
"…Ahahaha, Sedangkan aku baru menguasainya saat umurku di 60-an, Bukan kah itu lucu"
"Giggle…Benar sekali"
"Dan sekarang ini aku bertemu dengan Gadis yang bahkan lebih cantik dari diri ku dan beberapa teman-teman ku dulunya saat masih muda"
"Giggle…Nenek ini, Tapi terima kasih atas pujiannya, Aku tersanjung"
"Kau pasti selalu kewalahan saat ada yang memanggil mu Cantik bukan"
Larla tersipu malu dan wajahnya memerah karena ucapan nenek itu.
"E…Ya…Begitulah…"
"Ahahaha, Kau yang sekarang ini justru tambah Cantik dan imut lagi, Sudah beratus tahun lebih aku tidak melihat pemandangan ini"
"Hmmm…Kau sama saja dengan adik ku"
Larla mengembungkan pipi kirinya dan cemberut manis ke si Nenek itu.
"Adik mu pasti sangat menyayangi mu jika dia sampai seperti itu"
"E, Ya…Dia sangat terobsesi pada ku dan selalu berharap bisa mendekati ku"
"Mendekati ? Bukannya mlampaui ?"
"Dia selalu berkata kalau dia hanya ingin mendekati ku tapi tidak ingin melewati ku dengan alasan kalu aku ini sudah sangat sempurna, Padahal aku ini masih butuh banyak perkembangan"
"Perkembangan kah…"
"Anak ku, Kalau boleh jujur aku ingin mengatakan sesuatu padamu"
"Ya, Tentu, Apa itu ?"
Nenek tua itu tersenyum tajam dan matanya menjadi serius.
"Kau…Masih bisa lebih kuat lagi"
Larla terkejut mendengarnya. Matanya melebar seakan ingin terlepas dari tempatnya, Mulutnya yang terbuka sedikit karena perkataan Nenek itu, Jantungnya yang berdegup kencang bisa terdengar jika tidak segera Larla tahan dan menyentuh dada sebelah kirinya untuk menenangkan diri.
"A-Apa maksud anda ?"
"Anak ku, Kalau di lihat dari sihir pendeteksi kekuatan milik ku"
[Power Calculation] Sihir Tingkat 5 keatas yang memperbolehkan penggunanya untuk melihat dan menghitung seberapa besar kekuatan yang dimiliki Orang yang dia lihat.
"Level kekuatan mu adalah 66+, Tingkatan Sihir mu 3, kau alih dalam Memanah juga memiliki Serangan Fisik yang kuat, Serangan jarak jauh yang kuat juga, dan kau juga sangat berbakat, Kau memiliki banyak bakat"
Larla menelan ludah karena mendengar semua perkataan Nenek itu benar.
"Dan anak ku, Biar ku perjelas satu hal lagi…"
"…Kau dapat melebihi ku"
Larla semakin terkejut. Matanya menjadi lebih lebar, Larla menutup rapat mulutnya dan menggeretakkan giginya, Jantungnya semakin berdegup kencang dan di tahan olehnya yang memegang dadanya.
"A-Aku…Bisa melampaui mu ?"
"Ya, Tentu, Bagaimana ?"
"B-Bagaimana apanya ?"
Dengan gagap dan penuh kebingungan, Larla berusaha untuk bertanya kepada nenek itu dan mencari tahu apa maksudnya.
"Bagaimana jika aku melatih mu ?"
"…Akan ku tingkatkan Tingkatan sihir mu menjadi level 5 dan akan ku tingkatkan Level kekuatan mu menjadi lebih kuat dari ku, Bagaimana ?"
"…Aku…Aku tidak tahu…Aku…"
"Belum pernah ada orang sebaik anda saat menyinggung kekuatan yang ku miliki"
"Semua orang selalu bilang aku sudah yang paling kuat dan sudah sangat sempurna jadi tidak perlu lagi meningkatkannya. Tapi anda…Anda berbeda…Anda manusia pertama yang mendukung ku dan manusia kedua yang sangat ramah dan baik padaku"
"Begitu kah, Aku senang mendengarnya. Lalu siapa yang pertama ?"
"Seorang kakek-kakek penjual Barang Sihir di kota sebrang. Dia selalu membiarkan ku masuk ke tokonya dan dia orang pertama yang merahasiakan kami para Dark Elf masuk ke kota"
"Ah, Begitu ya"
Masih dalam kondisi perasaan yang beraduk-aduk, Larla masih memasang wajah yang malu dan wajahnya tersipu dan memerah tidak bisa menahan banyaknya pujian yang membanjirinya dari si nenek.
"Lalu, Bagaimana ? Kau menerimanya ?"
Larla menocaba untuk menguatkan dirinya dan menjawabnya dengan lantang.
"Aku Terima. Tolong ajari aku supaya menjadi lebih kuat lagi Nenek Si pengelana"
"Si Tua Pengelana' lebih tepatnya"
"Eee, Maaf, Si Tua Pengelana"
"Bagus, Kalau begitu aku akan mengajari mu besok, Anggap saja kalau itu adalah bayaran ku untuk dapat menginap di tempat mu"
Padahal sebelumnya Larla mengatakan kalau itu adalah bayarannya karena sudah menembakkan Anak Panah ke arahnya, Tapi jika menolaknya lagi akan sangat tidak sopan.
"Em, Baiklah. Terima kasih banyak Nek"
"Oi oi, Aku yang seharusnya berterima kasih karena sudah di izinkan menginap di desa mu dan dapat melatih mu"
"Begitu kah, Giggle…Ya, Sepertinya begitu"
Untuk mengakhiri percakapan mereka, Mereka berdua tertawa bersama di atas pohon yang tinggi.
Larla resmi menjadi Murid dari Si Tua Pengelana untuk meningkatkan kekuatannya.