webnovel

Out of Order? Maybe

Semuanya sempurna di dalam planet itu, sangat sempurna. Tapi kesempurnaan itu mengundang sebuah musuh, musuh yang ingin mengambil segalanya, segalanya yang ada di planet itu. Apakah penjaga planet itu bisa berhasil melawan musuh mereka dan menyelamatkan planetnya? Fantasi 50% Sci-fi 49% Romance 1%

ryllaaz_ · Romance
Pas assez d’évaluations
7 Chs

Chap 5

"Cho Aera, bangun." ujar Liu Yangyang seraya memasuki kamar Aera.

"Hmm." Aera menanggapinya dengan berdehem seperti biasa.

"Cepat bangun, kita pergi."

Aera terduduk seraya membuka mata perlahan, "Kau siapa..?" tanya nya.

"Aku Liu Yangyang, panggil saja Yangyang."

"Aku dimana?"

"Di mansion anggota NCT." balas Yangyang dengan sabar.

"Hm.."

"Cepat mandi, kita pergi ke gedung NEO."

"Aera disini saja."

"Kalau begitu beritahu sendiri pada Taeyong hyung."

"Siapa Taeyong?"

"Bangunlah, lalu pergi ke bawah." final Yangyang seraya keluar dan menutup pintu kamar Aera.

Aera melihat sekitar, lalu menemukan note, note yang sama seperti kemarin, namun ia tak mengingatnya. Ia lalu turun ke bawah, terlihat 23 orang itu sedang sarapan.

"Kau belum mandi?" tanya Nakamoto Yuta seraya mengernyitkan dahinya.

Aera menggeleng, "Taeyong, hari ini Aera di mansion saja." serunya.

"Tidak, ikut kami, kau mencurigakan." balas Taeyong tanpa menatap Aera.

"Aera mau di mansion, Taeyong, tolong."

"Aku bilang tidak." tekan Taeyong, kali ini ia menatap Aera.

Aera diam sejenak.

"Ku mohon." serunya tiba tiba.

"Tidak, Aera, cepat mandi."

Aera menutup matanya, ia kecewa, "Baiklah." serunya.

Aera kembali ke atas, mandi, lalu berpakaian. Ia melakukannya selama 15 menit. Mereka pergi ke gedung NEO setelah Aera mengambil sebuah roti bakar di atas meja

````

"Karina." panggil Lee Taeyong seraya memasuki lab yang berisi Karina dan 3 yang lain bersama Aera.

Karina menoleh, "Ya, tuan?"

Lee Taeyong menatap robot yang berada di sebelahnya.

"Ini?"

"Ya, tuan."

Lee Taeyong terlihat tersenyum kecil, dan entah mengapa itu membuat Aera yang dibelakang merasa sedikit kesal, padahal senyuman itu nyaris tak terlihat.

Lee Taeyong melihat 4 robot itu secara bergantian, "Apa saja yang bisa mereka lakukan?"

"Nyaris segalanya, tuan." balas Giselle.

"Baiklah, tingkatkan kinerja kalian, mulailah menjaga kota, saya pergi." ujarnya dingin

Lee Taeyong dan Cho Aera meninggalkan ruangan itu.

"Tidak bisakah Aera pergi sebentar?" tanya nya dengan nada memelas.

"Tidak, aku harus selalu ada disampingmu, mengawasi." balas Lee Taeyong dengan nada bicara datar.

"Kumohon, Taeyong, biarkan aku pergi sendiri."

"Kau ingin pergi kemana?"

"Ke mansion, aku ingin disana."

"Untuk?"

"Membantu pelayan yang lain.." guman Aera.

"Kau terdengar mencurigakan."

Aera hanya diam, ia kesal dengan pernyataan itu.

Mereka diam diam-an, lalu pergi ke ruang utama, terlihat 9 orang itu sedang bekerja.

"Duduk di sudut ruangan itu." titah Taeyong.

Aera merasa tak terima, "Kau jahat, Lee Taeyong." serunya seraya menggeram kecil.

Lee Taeyong menoleh pada Aera.

"Kau memperlakukan mereka dengan baik, tetapi tidak denganku, aku tak suka itu."

"Lantas?" tanya nya dingin.

Aera menatap takut, "A-Aera marah pada mu." ujarnya, lalu keluar dari ruangan itu, berlari menjauh.

Lee Taeyong diam disana, menatap kepergian Aera yang menurutnya penuh dengan drama. Kim Doyoung yang melihat pertengkaran kecil itu mendekat.

"Kau beruntung dia hanya merajuk dan bukan mencakar." serunya seraya tersenyum kecil, "Sudah kubilang, dia seperti anak kecil, lembutlah sedikit."

"Kembalilah bekerja." balasnya.

"Sepertinya mood mu buruk, hyung." ujar Mark Lee yang sedang sibuk dengan komputer dan berbagai mesin.

Lee Taeyong tak membalas.

×××

Aera kabur dari gedung NEO, ia kabur ke tempat dimana pemimpin pemimpin itu berada, berbicara sedikit, lalu akhirnya pergi dan berakhhir berada di mansion saat ini.

"Nona-" bibi Yoon memanggil, namun Aera memotongnya.

"Bi, tolong jangan ada yang pergi ke kamarku."

"Tapi, nona-"

"Tolong, bi."

Bibi Yoon terdiam, lalu mengangguk kecil.

Aera dengan cepat pergi ke kamarnya, ia mengunci pintu dan menutup tirai, lalu menekan sebuah tombol yang berada di samping tempat tidurnya.

Lantai di kamar Aera tiba tiba terbuka, menimbulkan sebuah lubang, lalu sesuatu yang nyaris mirip seperti lift muncul, Aera memasuki lift itu, menekan tombol, dan lift itu meluncur pergi ke bawah sana, lubang yang ada di lantai pun menghilang.

Aera menutup matanya, "Maaf, Lee Taeyong, tapi aku harus merusak teknologi mu." gumamnya pelan.

×××

Hari mulai menggelap, NCT sibuk hari ini, termasuk WayV. WayV memilih berjalan jalan di sekitar kota sekalian membantu 4 gadis dan 4 robotnya dalam menjaga kota.

4 gadis itu sudah mulai bekerja tadi pagi, mereka menjaga seluruh penjuru kota.

Mereka diberi nama aespa oleh Taeyong, dan robot mereka adalah ae. Ae tidak kenal lelah, mereka tidak perlu makan, minum, mandi, atau yang lainnya, mereka menjaga kota siang dan malam.

×××

Di gedung NEO, ruang istirahat.

"Kemana Aera?" tanya Moon Taeil.

"Entahlah." balas Lee Taeyong.

Cklek

10 orang yang ada di dalam ruangan mengalihkan pandangan mereka menuju pintu, ada Aera disana, membawa sebuah paper bag yang cukup besar.

"Dari mana saja?" tanya Taeyong dingin.

"Mansion." balas Aera seraya mendekat ke meja, lalu menaruh paper bag nya.

"Apa ini?" tanya Mark Lee.

"Makanan."

"Untuk siapa?" kali ini John Suh yang bertanya.

"Untuk kalian." sahut Aera.

Nakamoto Yuta menaikkan salah satu alisnya, mulut Mark Lee menganga kecil tak percaya, Lee Taeyong menatap datar, dan sisanya menatap tak percaya.

"Kau menaruh racun disana? Perlu kau ketahui, mudah untuk menyingkirkan racun dari tubuh kami." balas Lee Taeyong.

"Aera tidak menaruh racun, makan saja, Aera sendiri yang membuatnya, diawasi oleh bibi Yoon." seru Aera kesal.

"Makan lah dulu." titah Jung Jaehyun.

"Kalau memang tidak mau, yasudah." Aera mengambil kembali paper bag nya.

"Aera." panggil seseorang, Osaki Shotaro.

Aera menoleh.

"Kami mau." ujar Shotaro dan Jung Sungchan secara bersamaan.

Aera tersenyum kecil, lalu memberikan kotak makanan pada mereka berdua, lalu langsung pergi dari ruangan itu.

Shotaro membuka penutupnya, melihat masakan Aera yang terlihat imut, lalu memakannya.

Shotaro diam dengan mata membulat.

"Tidak enak? Atau kau keracunan?" tanya Nakamoto Yuta seraya menyeringai kecil.

Shotaro menelan makanannya, "Hyung, kau pasti menyesal."

"Jelas mereka menyesal." timpal Sungchan seraya menyuapi nasi kemulutnya, "Enak sekali." tambahnya.

Mereka akhirnya cuma melihat 2 insan itu makan, sementara di ruangan NCT Dream..

"Enak, kau belajar masak darimana?" tanya Park Jisung pada Aera.

Ya, Aera menawarkan masakannya pada NCT Dream.

"Aku belajar dari bibi Yoon." balas Aera seraya tersenyum.

"Tingkatkan, aku mau memakan makanan dari mu setiap hari." seru Zhong Chenle tanpa menatap Aera, ia menatap monitor monitor di depannya.

Senyuman Aera melebar.

"Kau sudah makan?" tanya Lee Jeno.

"Sudah, di mansion tadi."

"Kau ke mansion? Taeyong hyung mengijinkanmu?" tanya Lee Dong-hyuck tak percaya.

"Tidak, aku marah padanya, jadi kabur ke mansion."

Lee Dong-hyuck membulatkan matanya tak percaya, "Kau marah padanya?"

"Ya." seru Aera bangga.

Huang Renjun tertawa kecil, "Kau seperti anak kecil."

Aera mendengus kesal.

"Kau cukup hebat, tetaplah marah padanya" ujar Dong-hyuck

"Tentu saja, aku akan tetap marah padanya, Haechan."

"Kau tau nama panggilanku?"

"Ya, aku melihatnya pada sebuah note, aku membawanya kemana mana."

"Note? Dari siapa?" Lee Jeno kembali bertanya

"Entahlah." balas Aera acuh tak acuh.

"Berhati hati lah." seru Na Jaemin.

"Untuk apa?"

"Berhati hati saja."

"Baiklah."

Hari ini mereka pulang cepat, setelah selesai makan, mereka semua memutuskan untuk pulang.

Setelah membersihkan diri, mereka pergi ke ruang makan, berkumpul disana, kecuali Aera, ia masih berada di kamarnya.

Beberapa pelayan menghidangkan makanan di meja yang cukup panjang itu.

"Siapa yang memasak?" tanya Qian Kun.

"Nona Aera, tuan."

"Aera?"

"Ya, tuan."

Aera turun dari lantai atas.

"Kau memasak ini?" tanya Liu Yangyang pada Aera.

Aera mengernyitkan dahinya.

"Kurasa dia sudah lupa lagi, tapi ya, katanya dia yang memasak." balas Jung Sungchan

"Duduklah." titah Lee Taeyong seraya menepuk kursi di sebelahnya.

Aera menurut, ia duduk di kursi itu.

"Katanya? Kapan dia mengatakan itu?" seru Dong Si Cheng.

"Tadi, saat dia membawa makanan ke ruang istirahat." balas John Suh.

"Dia membawanya? Kenapa tak dibawa ke ruangan kami?" Ten terlihat tak terima.

"Yang penting sekarang kau memakannya." balas Kim Doyoung.

Mereka mulai makan, termasuk Aera.

"Enak." gumam Lee Taeyong.

"Itu ada racunnya." balas Aera.

"Kau ingat dendam mu?" tanya Mark Lee tak percaya.

Aera tak membalas, ia menatap makanannya dengan datar.

"Kau ingat dendam mu tapi kau tidak ingat kau memasak makanan ini?" tanya Sungchan dengan senyuman kecil di bibirnya, ia berpikir gadis itu sangat dendam-an.

"Kau marah padaku?" tanya Lee Taeyong dengan suara lembut.

"Kau bisa memikirkannya sendiri." balas Aera ketus

"Kalau begitu aku minta maaf."

"Ya."

"Ya?"

"Ya, tentu saja, kau memang harus meminta maaf, tapi aku tidak akan memaafkanmu." balas Aera yang membuat mereka semua tertawa.

"Hyung, kasian sekali kau memiliki masalah dengan seorang gadis." ejek Haechan.

Lee Taeyong tersenyum kesal, "Kalau begitu bagaimana caranya agar kau memaafkan ku?" tanya Taeyong seraya mendekatkan wajahnya pada wajah Aera

Aera menatap mata Taeyong, "Jangan marah pada ku kalau aku melakukan sesuatu yang harusnya membuat mu kesal." seru Aera dengan nada serius.

Seketika ruangan itu hening, Taeyong menatap Aera meminta penjelasan.

"Berjanjilah."

"Apa yang akan kau lakukan?"

"Aku akan sedikit mengkhianati mu." balas Aera jujur.

Taeyong menjauhkan wajahnya, "Kau akan sedikit berkhianat?"

"Ya." sahut Aera tanpa ragu, "Dan membohongi mu."

Taeyong diam.

"Kau tidak boleh melakukan itu." seru Kim Doyoung.

Aera menatap Doyoung, lalu menyeringai kecil, "Aku bercanda, kenapa serius sekali?" tanya Aera seraya mendengus kesal, lalu kembali memakan makanannya.

"Itu tidak lucu." seru Lee Taeyong.

"Harusnya kau bilang itu lucu, aku belum memaafkan mu."

"Setelah kupikir pikir, itu sangat lucu."

"Kau telat."

Mereka menahan tawa, Lee Taeyong terlihat kesal sekali saat ini.

"Baiklah, maafkan aku, ku mohon?"

"Ini bisa dijadikan berita, seorang gadis menaklukan Lee Taeyong hingga membuatnya mengatakan 'ku mohon'." goda Kim Doyoung.

Taeyong menatap tajam cowok itu, lalu kembali pada Aera seraya tersenyum manis.

"Tidak." seru Aera, "Aku akan memaafkanmu jika kau membelikan aku es krim dan permen kapas."

"Baiklah, setelah makan aku akan membeli itu, tapi kau harus ikut."

"Oke." final Aera.

Mereka makan dengan khidmat.

Beberapa menit, tiba tiba Aera terdiam.

"Ada apa?" tanya Jung Jaehyun yang berada di depannya.

"Em..maaf, tapi..kalian siapa?" tanya nya canggung.

Kim Doyoung yang mendengar itu tersenyum kesal, "Makan saja."

"Baiklah.." balas Aera ragu, "Ngomong ngomong kalian terlihat tampan." ucap nya lagi seraya memperhatikan mereka semua.

Sebagian mereka memakai kaos dan celana pendek selutut, sementara sebagiannya lagi memakai hoodie, udaranya memang cukup dingin sebenarnya.

"Kami tahu." balas mereka kompak.

"Jangan terlalu percaya diri." timpal Aera yang menyesali kata katanya tadi.

Tidak ada yang membalas. Beberapa menit kembali berlalu, mereka sudah selesai makan.

"Ayo." ajak Lee Taeyong seraya berdiri

"Ayo kemana?"

"Kau sudah lupa dengan dendam mu?"

"Tentu tidak."

"Kau meminta es krim dan permen kapas padaku, setelah aku membelinya, kau bilang kau akan memaafkanku." jelasnya singkat.

"Oh, baiklah, aku akan mengambil hoodie dulu."

"Cepatlah."

Aera berlari kecil meninggalkan mereka.

"Taeyong hyung." panggil Zhong Chenle

"Ya?"

Lee Jeno menghela napas, "Tadi apa yang kau lakukan di kamar Aera?"

Taeyong menatap Jeno, "Apa?" tanya nya untuk memastikan.

"Kau memasuki kamar Aera, hyung, kami melihatnya, lalu tiba tiba CCTV di kamar Aera mati." seru Na Jaemin.

Mereka semua menatap Lee Taeyong.

"Tapi Taeyong hyung tadi ada di gedung, dan satu satunya yang kembali ke mansion-" perkataan Jungwoo terputus

"Aera.." sambung mereka semua.

Taeyong memejamkan matanya sejenak, 3 detik kemudian ia membuka matanya lagi, "BIBI YOON!" teriaknya yang bisa di dengar ke seluruh penjuru rumah, bahkan Aera mendengarnya, namun ia tidak berani keluar.

Bibi Yoon berlari kecil, mendekati Lee Taeyong, "Y-ya tuan?" tanya nya dengan suara bergetar, ia menundukkan kepalanya.

"Di mana Aera tadi? Di mana dia saat ia datang ke mansion?"

"N-nona.." bibi Yoon terdiam sejenak.

"Dimana, bi?" tanya Jeno dengan suara lembut.

"N-nona ada di.."

Lee Taeyong menatap ke seluruh penjuru rumah, ia menatap seluruh pelayan dan penjaga, "Saya bertanya pada kalian semua, dimana Aera saat ia kembali ke mansion?"

"Nona ada di dapur, tuan." balas salah satu pelayan, terdapat nomor 16 di pakaiannya.

"Ya, tuan, nona Aera berada di dapur, ia sedikit mengacaukan dapur dengan memasak tadi." timpal nomor 32

"Jangan membohongi kami." seru Nakamoto Yuta dengan dingin, suasana di ruangan itu langsung terasa mencekam.

Tepat di detik itu, Aera turun dengan senyum yang menghiasi wajahnya, "Ayo pergi." ajak nya pada Taeyong, senyumannya luntur saat mengetahui suasana saat ini, "A-ada apa?" tanya nya, ia berpura pura tidak tahu.

"Apa yang kau lakukan setelah sampai di mansion?" tanya Jung Jaehyun dengan tatapan dingin.

"Aera memasak..em..sebenarnya sedikit mengacaukan dapur, hanya itu."

"Kau berada di mansion selama lebih dari 6 jam, dan kau hanya memasak?"

"A-aku.." Aera merutuki dirinya saat ini, ia juga hanya mematikan CCTV di kamarnya, ia tidak menyangka dirinya bisa segegabah ini.

"Jawab, Aera." tekan Lee Taeyong

"Tuan."

Mereka semua menoleh pada orang yang memanggil, itu seorang penjaga dengan nomor 45 di pakaiannya.

"Sebenarnya nona Aera tidak memasak di mansion."

————— TBC •