webnovel

Out of Order? Maybe

Semuanya sempurna di dalam planet itu, sangat sempurna. Tapi kesempurnaan itu mengundang sebuah musuh, musuh yang ingin mengambil segalanya, segalanya yang ada di planet itu. Apakah penjaga planet itu bisa berhasil melawan musuh mereka dan menyelamatkan planetnya? Fantasi 50% Sci-fi 49% Romance 1%

ryllaaz_ · Sci-fi
Not enough ratings
7 Chs

Chap 4

Cho Aera, gadis yang dibilang sebagai 'kegagalan' itu memasuki ruang utama, ruang dimana 'NCT 127' bekerja.

Aera menatap CCTV yang ada di ruangan itu.

"Kenapa Taeyong hyung menatap ke CCTV?" tanya Zhong Chenle yang sedang mengamati ruangan utama itu. Ia sedang duduk santai dan bersandar ke kursinya, tangan kanannya memegang buah apel.

Sedetik kemudian seluruh CCTV di ruangan itu mati, Zhong Chenle langsung duduk tegak, ia mengernyitkan dahinya.

"Hyung, Renjun hyung." panggil nya.

Renjun menoleh, "Kenapa?"

Zhong Chenle menunjuk layarnya yang mati. Lee Jeno, Na Jaemin, Lee Dong-hyuck dan Park Jisung ikut menoleh, lalu melihat layar yang ditunjuk Chenle.

"Kenapa bisa mati?" tanya Na Jaemin dengan tatapan bingung.

"Tadi Taeyong hyung masuk ke ruangan itu, ia menatap salah satu CCTV, lalu tiba tiba CCTV nya mati."

Mereka semua mengernyitkan dahinya, Na Jaemin kemudian bangkit berdiri.

"Tetap awasi." titahnya seraya keluar dari ruangan itu, menuju ruang istirahat.

×××

Cho Aera mengeluarkan sesuatu dari saku nya, menempelkan benda kecil berbentuk lingkaran berwarna merah itu ke mesin utama yang ada di ruangan itu. Ia tersenyum kecil. 10 detik kemudian, ia melepas benda itu, menaruh nya kembali di sakunya, lalu menatap 4 orang yang ada di dalam tabung yang berbeda.

Ia kembali tersenyum, "Kalian cantik." gumamnya, ia lalu pergi dari ruangan itu, ia harus cepat cepat keluar sebelum orang orang itu mengetahui ia berada disana.

Aera berjalan ke sebelah kiri gedung, di tengah perjalanan, ia menemukan Na Jaemin yang terlihat berantakan.

"Ada apa?" tanya Aera.

"Tidak ada." balas Na Jaemin seraya tersenyum sekilas, lalu meninggalkan Aera.

Aera memilih ikut, ia penasaran dengan apa yang terjadi.

Na Jaemin mendobrak pintu.

"Ada apa lagi?" tanya Kim Doyoung yang mulai kesal.

"Lho hyung? Kenapa cepat sekali?" tanya Na Jaemin seraya menatap Taeyong.

"Apanya?" tanya Lee Taeyong seraya mengernyitkan dahinya.

Na Jaemin ikut mengernyitkan dahinya, "Bukankah kau dari ruang utama?"

Mereka semua mengernyitkan dahinya, sementara Aera menatap polos di belakang Na Jaemin.

"Taeyong dari tadi ada disini." balas Kim Doyoung.

"Tidak tidak, dia ke ruang utama tadi, aku melihatnya di CCTV, ia menatap ke arah CCTV, lalu tiba tiba seluruh CCTV di ruangan itu mati." seru Zhong Chenle yang baru saja datang.

Lee Taeyong langsung berdiri, "Siapa.." gumamnya, sedetik kemudian ia berlari keluar, mendorong kasar tubuh Jaemin, Chenle, dan Aera.

Sisanya mengikuti, mereka berada dalam ruangan itu sekarang.

Lee Taeyong dengan panik mengecek mesin dan tabung tabung itu, terlihat aman.

"Apa yang sebenarnya terjadi?" tanya Mark Lee.

"Mungkin semangka mu berubah menjadi peniru Lee Taeyong, lalu mematikan CCTV." balas Nakamoto Yuta.

"Haha, so funny, hyung."

"Kapan pil nya bisa terbuka?" tanya Lee Taeyong.

Kim Doyoung mengecek tabung berbentuk pil itu beserta mesin mesin nya, "Bisa terbuka sekarang, jika kau mau."

"Buka." titah Taeyong.

Kim Doyoung menurut. Keempat pil itu terbuka, setelah terbuka sepenuhnya, gadis yang ada di dalamnya membuka mata mereka, lalu duduk.

Mereka menatap semuanya yang ada disana.

"Karina, Giselle, Minjeong, Ningning." seru Lee Taeyong seraya menatap mereka satu persatu.

"Selamat pagi, tuan." seru mereka seraya turun dari 'tempat tidur' mereka, lalu membungkuk pada seluruh orang yang ada disana.

Lee Taeyong menghela napas lega.

"Apa kah ada tugas untuk kami, tuan?" tanya Karina.

"Ya, awasi seluruh penjuru kota dan gedung ini, kami akan memberikan kalian lab tersendiri, kalian bisa membuat sesuatu disana untuk membantu kalian menjalankan misi." jelas Lee Taeyong.

"Baik, tuan." jawab mereka serempak.

"Jungwoo, antar mereka ke lab."

"Ya, hyung."

5 orang itu keluar, menyisakan sisanya di dalam, Aera masih diam di belakang.

"Sepertinya kita beruntung." ujar Kim Doyoung secara tiba tiba.

"Ya." balas Lee Taeyong seraya menutup matanya sejenak, lalu kembali membukanya, "Tugas kita membuat yang lain sudah selesai, sekarang fokus untuk meng-upgrade seluruh teknologi, kita harus sangat waspada."

Mereka mengangguk.

Ting!

Kim Doyoung menatap gelang yang terpasang di lengannya, lalu mengetuk permukaan gelang itu hingga sesuatu muncul.

"Taeyong, mereka ingin bertemu dengan Aera."

Lee Taeyong menatap Kim Doyoung, "Aera?" tanya nya memastikan.

"Mereka bilang ingin bertemu dengan teknologi pertama yang kau buat setelah kembali dari ruangan mereka, itu artinya Aera, bukan?"

Lee Taeyong menghela napasnya, "Baiklah, Doy, ikut aku." serunya seraya berjalan keliar dari lab, ia menarik paksa tangan Aera, Aera diam saja, tidak menolak.

Mereka menemui Jungwoo dan 4 yang lain di lab khusus untuk teknologi yang mereka ciptakan, lalu akhirnya pergi dari gedung utama.

Hening, Lee Taeyong sesekali melirik Aera yang hanya memainkan jari jarinya.

````

Mereka sampai di gedung itu, gedung di mana para pemimpin mereka berada.

"Aera, di dalam sana ada pemimpin kita, orang orang yang pertama kali berada disini dan membangun seluruh kota." seru Lee Taeyong seraya membawa Aera masuk, sementara Doyoung dan 4 yang lain ada di belakang, "Bersikaplah dengan sopan."

"Baik." balas Aera.

Mereka berdiri di depan pintu besar berwarna hitam dengan motif motif indah menghiasi nya, Lee Taeyong menempelkan telapak tangannya pada bagian tengah pintu itu, lalu mengetuk pintu itu sebanyak 2 kali, hingga akhirnya pintu itu terbuka, menampilkan 9 pria yang sedang duduk di kursi mereka.

Kursi itu melayang, tidak terlalu jauh dari lantai sebenarnya, sekitar 1 meter lebih dari permukaan lantai.

Lee Taeyong dan Cho Aera memasuki ruangan itu, lalu pintu tadi langsung tertutup.

"Tuan." seru Lee Taeyong seraya membungkuk, Aera mengikuti.

Sembilan pria itu tersenyum melihat gadis yang berada di samping Taeyong.

"Siapa nama mu?" tanya Kim Jong Dae.

"Cho Aera, tuan." balas Aera lembut.

"Cho Aera? Baiklah, Aera, apa yang bisa kau lakukan?" kali ini Kim Jun Myeon yang bertanya, pemimpin dari 9 orang itu.

Wajah Lee Taeyong seketika pucat, jantungnya berdegup dengan kencang, "T-tuan..maaf, namun ada sebuah kesalahan.." serunya takut dengan suara yang bergetar.

Senyuman mereka perlahan memudar, menatap sendu pada Aera, sementara Aera hanya bisa diam.

"Apa yang terjadi?" tanya Oh Sehun.

"Mereka memasuki ruang utama, saya tidak tau bagaimana mereka bisa melewati seluruh-"

"Lalu?" potong Byun Baekhyun.

"Mereka menempelkan sebuah benda pada mesin, dan..Aera saat ini seperti bayi." jelasnya dengan suara mengecil, namun terdengar jelas.

Hening selama 5 detik, lalu akhirnya Kim Jun Myeon berbicara.

"Keluarlah." serunya pada Taeyong.

"Y-ya, tuan."

Taeyong berjalan menjauh, meninggalkan ruangan itu, sementara Aera, ia tersenyum.

"Tuan." serunya seraya kembali membungkuk, lalu berdiri tegak.

"Aera.." panggil Kim Jun Myeon lirih.

"....."

"....."

"....."

Pembicaraan di dalam cukup terdengar serius, Aera mengisinya dengan senyuman lembut dan tatapan mata yang menenangkan, beberapa menit kembali berlalu, Aera keluar.

"Taeyong, mereka ingin bertemu dengan mu." seru Aera seraya tersenyum, "Dan kalian." sambungnya seraya menatap 4 gadis yang lain.

5 orang itu memasuki ruangan, tersisa Doyoung dan Aera, mereka diam.

"Apa yang terjadi di dalam?" tanya Kim Doyoung secara tiba tiba.

Aera menoleh, "Kau siapa?" ia balas bertanya.

"Aku bertanya, jawab saja."

Aera mengernyitkan dahinya, "Di dalam mana? M-maaf, Aera lupa.."

Doyoung menghela napas kasar, "Terserahlah." finalnya

×××

Night, 01.01 a.m

"Aera." panggil seseorang seraya duduk di pinggir ranjang Aera.

Aera membuka matanya perlahan, menatap 3 pria itu.

"Bagaimana?"

Aera terduduk, "Hari ini masih satu mesin, besok Aera cari lagi." seru Aera

Mereka tersenyum, "Baiklah, kau harus berhati hati pada semua monster itu."

"Tentu, kalian akan menjaga Aera, kan?"

"Ya, kau akan kami jaga."

Aera tersenyum, mereka menghilang, dan Aera memilih kembali tidur.

×××

"Kasian sekali." ujar pria itu seraya menyeringai kecil.

————— TBC •