webnovel

Our Secret

Setelah kelulusan SMA, Vini dan kakak kembarnya, Vino, menerima sebuah undangan beasiswa dari sebuah kampus dengan dijanjikan fasilitas yang nyaman termasuk asrama. Namun ternyata, undangan tersebut berasal dari sebuah sekolah agen rahasia. Dan yang lebih mengherankan, tidak lebih dari lima belas orang yang dipilih untuk masuk ke sana.

Reenxie · Sports, voyage et activités
Pas assez d’évaluations
14 Chs

Delta

Setelah pembagian tim, Vini mengajak anggotanya berkumpul di taman area agensi. Mereka duduk melingkar di bawah sebuah pohon yang cukup besar.

"Kamu mau ajak kita piknik di sini?" Tanya Liam membuat Vini sebal.

"Jangan banyak protes deh!" Ketus Vini.

"Sepertinya kalian sudah lama kenal?" Tanya Deon memperhatikan kapten dan wakilnya dari tim mereka.

"Iya--"

"Engga!" Pekik Vini bersamaan dengan jawaban Liam.

"Jawabnya aja kompak gitu," Goda Arsha.

"Dia memang suka malu mengaku, kalau kalian ngga percaya boleh tanya sama Vino, kakak kembarnya Vini."

Semua menatap Vino, Vino hanya tersenyum kaku ditatap bersamaan seperti itu.

"Aku ngga kenal dia, udah lah jangan dibahas lagi," Ucap Vini, "Sekarang kita bahas mengenai tim aja, sekaligus saling pengenalan bagi yang belum kenal."

"Kamu mau kenalan lagi sama aku?" Liam kembali memancing kekesalan Vini.

"Heh! Tolong ya jangan ajak ribut pagi-pagi!" Vini memasang wajah kesalnya.

"Apa pertanyaanku salah?" Liam menatap yang lain.

"Sebenarnya tidak, tapi beda cerita kalau Vini punya dendam pribadi sama kamu," Jawab Deon.

"Aku mau jadi analisis," Ucap Barra tiba-tiba membuat semuanya menatap laki-laki itu heran.

"Emm.. Bar, kita belum bahas ke situ lho." Arsha tersenyum kaku.

"Aku hanya memberi info."

Kekesalan Vini mendadak hilang karena Barra, dirinya tersenyum menatap salah satu anggotanya tersebut, "Kamu tertarik menjadi analisis?"

"Iya."

"Oke," Vini mengeluarkan sebuah buku dari tasnya serta pena dan mencatat sesuatu di sana, "Jadi Barra akan jadi bagian analisis di tim kita. Aku akan merangkap sebagai medis, kebetulan awalnya aku ingin mengambil kedokteran, tapi karena berada di sini jadi tidak masalah kan?"

Arsha mengangguk, "Tentu saja Vini!"

"Aku juga akan jadi bagian medis," Lanjut Barra, semua kembali menatapnya, "Vini akan jadi medis lapangan, aku membantunya di balik layar."

"Bagus juga," Ucap Vino, "Jadi akan ada yang memback up Vini saat bertugas."

Semua mengangguk setuju kecuali Liam, "Wah, kok aku cemburu ya?"

Vini berdecak sebal, "Kamu suka sama Barra?!"

Semua terkekeh.

"Ngga dong Vin, nanti kamu patah hati," Liam menaik turunkan sekilas kedua alisnya sambil menatap Vini membuat Vini memasang ekspresi menahan mual.

"Oke kembali ke pembahasan, kita sudah menentukan siapa bagian analisis dan medis, masih ada lagi yang mau menambahkan? Atau sisanya sepakat untuk bagian lapangan saja?"

Semua diam tidak ada yang menjawab.

"Kalau gitu semua sudah sepakat akan posisi ini," Imbuh Vini.

"Aku harap kita bisa bekerja sama ke depannya," Ucap Deon menatap semua rekannya satu persatu.

Semuanya mengangguk setuju.

"Apapun yang terjadi, semuanya saling mendukung dan menjaga." Ucap Arsha.

"Setelah ini, kita masih ada kelas kan?" Tanya Deon.

"Iya benar," Jawab Vini, "Sebelum mulai, mau ke kantin dulu mencari makanan ringan dan minuman?"

"Kedengarannya enak," Sahut Arsha, "Ayo isi tenaga dulu ke kantin."

Semua setuju dan langsung beranjak menuju kantin.

Setibanya di kantin, mereka bertemu tim Charlie yang ternyata baru selesai berdiskusi.

"Hai Vini, Arsha!" Jessy melambaikan tangan dari tempat duduknya yang langsung dibalas oleh Vini dan Arsha.

"Kalian baru selesai rapat?" Tanya Arsha berjalan mendekat.

"Iya," Jawab Jo, "Kalian dari mana?"

"Kami juga rapat di taman," Jawab Vini yang berdiri di samping Arsha. Timnya yang lain sedang sibuk memilih makanan mereka.

"Kalau begitu kami mau pesan makan dulu ya," Pamit Arsha yang dijawab dengan anggukan oleh tim Charlie. Arsha merangkul lengan Vini kemudian membawa Vini ke tempat tim Delta yang lain.

"Habis mengunjungi rekan yang lain?" Tanya Vino begitu Vini dan Arsha sudah bergabung.

"Iya, sepertinya sesekali kita harus membaur dengan mereka seperti yang dikatakan kak Gavin, toh nantinya kita juga akan bekerja sama dengan mereka." Sahut Arsha.

"Bisa kok, kita bisa berbaur dengan mereka kapanpun, karena kita tinggal di area yang sama kan?" Tanya Vini yang langsung diangguki Arsha dengan senyuman.

•••

Kelas selanjutnya dimulai. Kali ini Daffin dari tim Alpha yang datang.

"Hari ini aku akan mengajar kalian tentang kekuatan fisik. Mungkin beberapa dari kalian sudah belajar ilmu bela diri, maka dari itu merupakan nilai plus karena artinya kalian hanya perlu meningkatkan saja kemampuan kalian disini, dan untuk yang belum, aku sudah meminta Oliver dari tim Bravo dan Evan dari tim Alpha yang akan membantu kalian."

Jessy mengangkat tangan saat Daffin baru selesai bicara.

"Ya?"

"Apa kami diizinkan berganti pakaian dulu kak sebelum berlatih?"

"Tentu saja, setelah ini kalian bisa berganti pakaian dan berkumpul di ruang latihan. Ruangan tersebut terbagi dua, ruang latihan fisik seperti ruang gym dan ruang latih tanding yang akan kita gunakan. Aku beri kalian waktu dua puluh menit dari sekarang untuk berganti pakaian yang nyaman lalu segera ke ruang latihan." Daffin langsung beranjak pergi begitu menyelesaikan ucapannya.

Semua agen baru, kembali bersamaan ke kamar mereka untuk mengganti pakaian mereka dengan pakaian yang lebih ringan untuk olah raga.

"Pantas saja sejak dulu Mamaku ingin aku masuk klub bela diri," Cerita Arsha, "Ternyata ini alasannya."

"Dan kamu ikutan?" Tanya Jessy.

"Hanya sebentar, aku ngga terlalu suka saat itu, jadi tidak bertahan lama. Mamaku sempat tidak setuju namun karena bujukan Papa, akhirnya mengalah." Jawab Arsha. "Bagaimana dengan kalian?" Tanya Arsha.

"Terakhir menyentuh bela diri saat SMP," Sahut Jo.

"Aku belum pernah coba," Imbuh Jessy, "Papa memang pernah menyarankan seperti ceritamu Sha, namun aku tidak berminat. Dan sepertinya saat ini aku sedikit menyesal." Jessy tersenyum masam lalu menatap Vini. Jo dan Arsha pun ikut menatap Vini.

"Aku pernah jadi ketua karate di SMA ku kemarin."

Jessy dan Arsha menatap takjub Vini, "Akhirnya..." Ucap keduanya bersamaan.

"Ternyata aku menemukan guruku saat ini," Arsha menatap Vini dengan tatapan penuh harap.

"Kamu harus mengajari kami nanti Vin!" Begitupula Jessy.

Vini tersenyum, "Dengan senang hati, tapi sebaiknya kita segera ke lapangan karena waktunya hampir habis."

Semua mengangguk setuju lalu segera menyelesaikan pergantian pakaian mereka.

Jo yang lebih dulu selesai dan beranjak disusul Vini serta Arsha dan Jessy.

Begitu tiba di lapangan, semua agen cowok sudah berada di sana namun belum terlihat Daffin serta dua agen lain yang dikatakan akan melatih mereka.

"Kalian baru datang?" Tanya Vini pada Vino dan anggotanya yang lain.

"Kami baru sampai, tim Charlie yang sudah lebih dulu di sini," Jawab Barra.

"Tenang, kalian belum terlambat," Timpal Deon, "Kak Daffin belum tiba."

Vini tersenyum mengangguk.

"Kamu ngga dandan dulu kan? Kita mau olahraga kok, ngga perlu dandan." Ucap Liam namun diacuhkan oleh Vini. "Teganya dirimu Davini."

Tidak lama kemudian, Daffin masuk bersama Evan dan Oliver. Semua agen baru segera berdiri dengan rapi.

"Semua sudah lengkap?" Tanya Daffin.

"Sudah kak!" Jawab semuanya bersamaan.

"Oke," Daffin membaca selembar kertas yang dibawanya, "Untuk nama yang kupanggil langsung maju."

Semua diam mendengarkan.

"Davini, Davino, William, Barra, Alden, dan Jo."

Merasa namanya disebut, enam orang tersebut segera maju dan berdiri di hadapan yang lainnya menghadap ke arah Daffin.

"Sebelum kalian masuk ke sini, kami terutama big boss sudah menyelidiki terlebih dahulu keseharian serta seluk beluk diri kalian untuk mengetahui seberapa besar kemampuan para calon agen rahasia di sini. Dan semua yang kupanggil ini bisa dikatakan memiliki kemampuan dalam bidang bela diri meski ada yang sudah lama tidak berlatih setidaknya cukup banyak memperlajari."

"Kalian yang tidak dipanggil, bisa mengikuti Oliver dan Evan, sedangkan yang tadi kupanggil, kalian ikut denganku."

Merekapun dipecah, ada yang bersama Oliver dan Evan serta Daffin untuk yang dipilih.

Pelajaran pun dimulai, mereka dilatih bela diri untuk menjadi bekal dalam misi nantinya.

"Menurut data, kemampuan kalian yang paling baik dipegang oleh Vini dan Liam. Sedangkan Vino, Alden dan Jo, tidak terlalu menekuni namun tetap banyak belajar, apa aku benar?"

Vino, Alden dan Jo mengangguk bersamaan.

"Ini alasan kenapa Vini dipasangkan dengan Liam dalam tim Delta. Sedangkan Alden, kemampuan cukup baik dan Jo yang sudah lama tidak berlatih masih cukup menguasai. Dari data yang aku dapat, kalian bisa bekerja sama memimpin tim. Sedangkan Vino, kamu ikut bela diri karena ajakan Vini dan tetap berlatih walau tidak seserius Vini."

"Kakak benar," Jawab Vino.

"Tidak masalah, aku akan melatih kalian agar lebih baik lagi. Memang bukan kebetulan kalian yang terpilih memimpin tim kalian, tentu karena potensi yang kalian miliki. Aku akan melatih kalian agar lebih baik lagi dalam melindungi diri karena nantinya kita tidak tahu sekuat apa musuh yang kita hadapi."

•••