Jika biasanya alarm yang membangunkan, tetapi pagi ini suara orang muntah-muntah. Sudah dari subuh telinga Nisa mendengar, bahkan dia turut membantu Reva agar merasa enakan. Berhubung sudah terlanjur pagi, Nisa memutuskan untuk mandi terlebih dahulu.
Sambil menunggu Nisa, Reva kembali merangkak naik ke atas kasur. Perutnya sangat mual, sangat tidak enak. Saking tidak enaknya, Reva sampai menitihkan air mata. Ini sangat melelahkan, rasanya Reva ingin kembali seperti dulu, dia tidak kuat kalau sembilan bulan seperti ini.
Reva menyeka air matanya, dia mengambil ponsel yang baru saja berbunyi.
Sean Dewanda calling.
Tanpa merubah posisi, Reva langsung mengangkat panggilan video tersebut. Saat panggilan itua Reva angkat, dia langsung melihat wajah Sean memenuhi layarnya. Pria itu tersenyum, membuat hati Reva menghangat.
'Pagi. Apa kamu baru bangun?'
"Pagi, Sean. Engga, aku udah bangun dari subuh."
'Masa iya? Kenapa pagi sekali?'
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com