"Nero...."
Suara Amera menghentikan aktifitas Nero yang sedang menyantap sarapan paginya.
"Eh, kak... ayo ikut sarapan." Ajak Nero, Nero merasa ada sesuatu yang ingin di bicarakan kakak keduanya itu padanya.
Amera duduk di kursi meja makan di hadapan Nero, "ada yang mau ku tanyakan."
Tepat seperti dugaan ya, kakaknya sedang ingin menanyakan sesuatu padanya. "Tanyakan saja," Ujar Nero santai.
"Apa kak Ariela benar-benar mau merelakan kak Riujin untukku?" Tanya Amera.
Nero meletakkan sendok dan garpunya di atas piring. Kemudian melipat kedua tangannya dan menatap Amera.
"Dia sangat menyayangimu, kak Amera. Dia mungkin terlihat ceroboh, tapi dia punya kelebihan yang jarang sekali orang lain miliki..., ketulusan, terutama untuk keluarga." Jawab Nero.
"Rela itu hal yang sulit, kak. Tapi aku yakin kak Ariela akan melakukannya untuk mu." Lanjut Nero.
"Apakah aku salah jika aku memperjuangkan kebahagiaan ku?"
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com