Tak terasa hari sudah mulai senja, gadis berambut hitam mengenakan kaos singlet coklat dan celana hitam selutut baru saja selesai mengangkat jemuran. Dia menumpuk baju kering, di atas kasur lantai berwarna pink bermotif bunga. Setelah itu, dia menyetrika baju Fadil dan juga bajunya satu persatu hingga rapih. Aroma kispray mulai terhirup, aroma panas mulai ia rasakan walau kipas berhembus begitu kencangnya.
Punggungnya terasa sakit, akibat duduk bersila sembari membungkukan badannya. Sesekali, dia menoleh ke pintu dengan raut wajah cemas. Biasanya, kekasihnya pulang paling lama jam satu siang. Kini sudah jam tiga sore, pemuda itu belum kunjung tiba. Sekilas dia juga teringat akan sahabatnya Luna. Di mana ia sempat melihat, raut wajah Luna terlihat sedih sebelum ia melangkah memasuki portal teleport.
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com