Sementara itu, di sebuah rumah tak jauh dari lapangan basket Desa Kalong. Gita dan ibunya, sedang berbincang mengenai kegiatan hari ini. Gadis itu sangat senang, menceritakan tentang kegiatannya bersama Elisa, Jhon dan tunangannya. Keimutan dan tingkahnya yang menggemaskan ketika membanggakan dirinya sendiri, membuat Gita tidak berhenti menceritakan tentang Elisa. Beliau tersenyum, melihat putrinya senang mendapatkan teman baru dan hal menarik membuatnya senang.
Gita melihat, tanda garis merah mengintari leher ibunya. Perlahan tanda itu berubah warna menjadi hitam. Kulit ibunya yang sawo matang, perlahan berubah warna menjadi putih pucat. Sorot matanya, memandang kosong dirinya membuat Gita merasakan ada yang tidak beres.
"Gita perhatikan, ibu terlihat pucat. Apa ibu lagi kurang sehat?"
"Iya nak, mungkin ibu sedang masuk angin. Tolong kamu buatkan teh tawar, siapa tau Ibu langsung membaik," pinta Sang Ibu kepada putrinya.
"Iya Ibu."
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com