webnovel

Ch. 42

"Irene." Ujar Suzy. Menatap nanar layar ponselnya lalu bergerak gelisah. "Angkat atau tidak?" Tanya Suzy. Menatap teman-temannya lalu meneguk ludahnya kasar.

"Angkat saja. Jika dia ingin perang, kami siap membantu." Ujar Chanyeol kalem. Entah kenapa, ia merasa bahwa ia sedikit berubah akhir-akhir ini. Mulai dari gaya bicara, bahkan bicara saja dia jarang. Entah kenapa gadis satu itu.

Suzy mengangguk. Mengeser icon hijau lalu menyentuh icon yang bertuliskan speaker.

"Apa?" Suzy menyapa pertama kali. Sangaaat ramah bukan? Tentu saja, Suzy diajarkan sopan santun oleh orang tuanya.

"Wow wow, calm down enemy." Kekeh Irene di sebrang sana.

"Bitch!" Desis Suzy.

Chanyeol, Baekhyun, dan Jiyeon bertepuk tangan gembira setelah mendengar pujian Suzy. Ini pertama kalinya. Percayalah.

"Ugh. Sehun, dia berkata kasar padaku." Manusia dengan 1001 wajah itu mengadu yang entah pada siapa. Tapi Suzy yakin ia tadi mendengar ada nama Sehun. SehunNya. Miliknya.

"Eh ada manusia kera dengan wajah, mm.. berapa lapis?" Tanya Jiyeon.

"Ratusaan." Baekhyun menyahut dan disambung dengan tawa besar Chanyeol. Ini moment yang tepat untuk membully.

"Oww oww oww dude.. calm down. Ayolah.. aku ada kabar gembira." Ujar Irene dengan semangat menggebu-gebu.

Alis Chanyeol menyatu. Ada firasat buruk yang hinggap di hatinya. Merebut ponsel Suzy dan menarik nafas pelan.

"Huh? Oh ya?" Tanya Chanyeol. Meletakan jari telunjuknya di depan bibir saat ia melihat gerak gerik temannya yang akan meneriakinya.

"Oh tentu saja.. kabar gembiranya adalah.. aku sedang di butik bersama Sehun. Memesan gaun untuk acara pertunangan kami bulan depan." Irene terdengar bahagia. Bertepuk tangan heboh lalu tertawa.

"Ugh.. sialan! Manusia keparat itu perlu diberi pelajaran!" Desis Chanyeol. Meredam emosinya lalu kembali seperti biasa.

"Dan.. aku akan ke tempat percetakan undangan lalu ke toko perhiasan. Ah ya, aku akan mengundang kalian.. tenang saja." Ada nada sinis di dalam suara manusia jadi-jadian itu.

Chanyeol diam. Menatap Suzy yang saat ini sudah berkaca-kaca. Menutup matanya sekilas lalu menghembuskan nafasnya pelan. Ia harus sabar.

"Oh.. kami akan datang tenang saja." Ujar Chanyeol senang. Gembira. "Lalu menghancurkan acaramu." Desisnya. Memutuskan sambungan telfon lalu mengacak rambutnya frustasi.

"Suzy." Panggil Jiyeon. Kalang kabut mengambil tisu di tasnya lalu menghapus air mata Suzy.

"Jangan menangis Suzy. Ya tuhaan." Panik Baekhyun. Pasalnya, Suzy menangis tanpa suara dan itu lebih menakutkan dari pada saat Suzy menangis meraung-raung.

"Astaga." Desah Chanyeol. Ini hal buruk, perwujudan dari firasatnya tadi. Ini bencana.

**

Suzy terdiam di ranjangnya. Meringis sakit saat tenggorokannya terasa terbakar. Suhu tubuhnya makin naik. Yang ia ingat hanya tadi saat Jiyeon memeluknya lalu kepalanya terasa sangat sakit. Hingga ia..

"Ugh.. aku tadi pingsan?" Gumam Suzy. Menyibak selimutnya karna panas, namun yang ia rasakan adalah dingin. Menggigil. Keringatnya makin mengucur deras.

"Mama~" panggil Suzy lemah. Menegakan tubuhnya lalu menyentuh dahinya.

"Kita ke rumah sakit Bae Suzy." Heboh mamanya dari luar. Menyibak poni Suzy lalu membantunya berdiri.

"Mamaaa aku tidak mau." Tolak Suzy. Menarik lagi tangannya lalu kembali rebahan di ranjang.

"Tidak ada penolakan. Mama khawatir Suzy." Tegas mamanya.

"Hiks.. aku tidak mau." Isak Suzy. Memohon pada mamanya dengan wajah anak anjing andalannya.

Nyonya Bae mendesah lelah. Menundukan kepalanya lalu menarik nafas lelah. "Suhu tubuhmu makin panas Suzy." Ujar mamanya. Mencoba memberi pengertian dengan mengusap wajah anak tunggalnya itu.

"Aku tidak mau. Aku nanti malam akan sembuh. Besok aku ingin ke skolah." Ujar Suzy penuh harap. Menggenggam erat tangan ibunya lalu terisak lagi.

"Hh. Baiklah." Pasrah nyonya Bae. Mengecup dahi Suzy lalu kembali menyelimutinya. "Istirahatlah. Nanti akan mama bangunkan saat makan malam." Ujar ibunya.

Suzy diam, mengangguk patuh lalu memejamkan matanya. Hanya memejamkan matanya tanpa tertidur, karna pikirannya masih tertuju pada Sehun. "Keparat!" Maki Suzy.

Meremas selimutnya lalu memeluk erat guling kesayangannya. Memaki Sehun lengkap dengan isakan-isakan kecilnya.

Ia sudah cukup makin hati sekarang.

**

"Perhatiaaaaan. Jangan ada yang berisik!" Teriak ketua kelas mereka.

"Ada yang akan datang!" Serunya lagi.

"Sia-"

Ucapan manusia tampan di pojok sana terhenti. Mereka semua terpaku pada sosok manusia lain di ujung pintu sana.

Hening.

Hening.

Hening.

"SUZY!" Teriak Baekhyun histeris. Melompat dari kursinya lalu menghambur dalam pelukan 'panas' sahabatnya. Panas dalam artian tang sebenarnya. Ck!

"Hi." Sapa Suzy, melambai bagai model dengan lekukan tubuh yang aduhai.

"Kau masuk?"

"Yakin?"

"Sudah baikan?"

Suzy terkekeh pelan saat mendengar pertanyaan yang terlontar untuknya. Benar-benar lucu.

"Oh ayolah, Ariel hanya demam biasa." Canda Suzy. Berjalan menuju bangkunya lalu duduk dalam diam.

Menanggapi pertanyaan teman-temannya yang aneh luar biasa aneh. Terkekeh pelan saat ia merasa ada yang lucu, lalu hanya mendengus sebal saat ada beberapa peetanyaan yang begitu menyingung jiwa raganya.

"Terkadang kalian itu begitu menyebalkan!" Dengus Suzy. Membuang muka lalu melipat tangannya di depan dada.

"Apa kau pusing?" Tanya Chanyeol.

Menggeleng.

"Mual?"

Menggeleng.

"Panas dingin?"

Menggeleng.

"Kenapa kau hanya menggeleng?!" Amuk Baekhyun. Menghentakan kakinya kesal lalu mendengus.

"Karna memang itu jawabanku!" Suzy balas mengamuk. Menjambak rambut Baekhyun lalu menarik dasinya gemas.

"Aw.. sakit. Akh! Bae Suzy!" Teriak Baekhyun.

"Kau ini sedang sakit atau dalam keadaan sehat sempurna?" Tanya Chanyeol heran.

"Sakit." Jawab Suzy. Menguatkan jambakannya lalu menggoyang-goyangkan kepala Baekhyun.

"Aw sakiiit." Teriak Baekhyun lagi.

Semua penghuni kelas hanya tertawa, merasa bahagia karna ada yang berani menjambaki rambut Baekhyun. Yang lain? Siap-siap bokong kalian menipis karna tendangan Baekhyun.

"ADA BERITA BAGUUUUS!" Teriak seonggok manusia tak jelas dari depan sana.

Suzy diam sebentar. Melirik ke depan kelas lalu mengangkat alisnya.

Begitu juga yang lain. Jiyeon tersenyum sinis lalu mendecih kesal.

"Aku ada pengumuman." Ujar Irene dengan senyum manisnya.

"Memuakan!" Baekhyun menyahut dari belakang.

"Yaitu.. aku dan S-"

"LEMPAAAAAAAR!!" Teriak Chanyeol. Mengangkat tinggi tangannya lalu melempar kelompok tak jelas itu dengan gumpalan kertas. Menghentikan kata-kata Irene yang akan membuat luka menganga di hati Suzy.

"YA! AKU BELUM SELESAI BICARA!" Amuk Irene.

"Lempar terus! Dia penyusup!" Teriak Baekhyun.

"YA!!" Teriak Irene. Menghentakan kakinya kesal lalu berjalan ke luar kelas. Membawa lagi amplop merah dengan pita beludru di atasnya.

**

Suzy tengah berada di perjalan menuju perpustakaan bersama Chanyeol. Sesekali meledek lalu tertawa besar.

"Telingamu itu panjang dan lebar. Aku heran. Menyerupai daun talas dan telinga gajah." Ujar Suzy lengkap dengan wajah polosnya.

"Kenapa gigi tupaimu itu makin hari makin besar? Kau beri vitamin apa?" Olok Chanyeol.

"YA!" Amuk Suzy tak terima. "Gigiku ini bagus!" Elak Suzy. Menginjak kaki Chanyeol dan berlari menjauh. Ia tau gigi Chanyeol itu, eh maksudnya kaki Chanyeol itu. Panjang plus dengan langkah lebarnya. Empat langkah bagi Suzy, itu hanya satu langkah untuk Chanyeol.

"Anak tupai berjalan!" Teriak Chanyeol dengan suara bassnya. "Berhenti kau!" Lagi. Mengambil ancang-ancang lalu mengejar Suzy.

"Kau tak akan bi-" ucapan Suzy terhenti, begitu pula dengan larinya. Matanya melebar lalu kakinya menjadi kaku entah kenapa. Ingin berbalik namun, seperti ada paku tak kasat mata yang menahannya disana.

"Dapat kau an-" juga, ucapan Chanyeol ikut terhenti. Langkah kakinya melambat dan berhenti secara pasti. Ikut tercenung untuk beberapa waktu lalu melirik punggung kecil di depannya.

"Suzy." Gumam Chanyeol. Berjalan mendekat lalu berdiri tepat di belakangnya.

Menaikan tangannya lalu meletakan tepat di depan mata Suzy. Membalik bahu kecil itu menghadap padanya lalu memeluknya. Menyandarkan kepala Suzy pada dada bidangnya lalu menahan kepala itu agar tak berpaling sedikitpun.

Chanyeol dapat merasakan bahwa baju bagian depannya, tempat Suzy bersandar, basah.

Air mata.

Chanyeol yakin itu.

Mengangkat dagu Suzy agar menatapnya lalu menangkup kedua pipi yang basah itu. Tersenyum kecil lalu mulai menghapus jarak diantara mereka.

Cup.

Chanyeol menempelkan bibir mereka berdua seraya menutup matanya. Mendekatkan tubuhnya dengan tubuh Suzy lalu menekan tengkuk Suzy.

Suzy diam. Air matanya makin mengalir deras. Mencengkram kuat baju bagian depan Chanyeol agar pria di depannya ini tau bagaimana sesaknya saat ini.

Hiks.

Isakan kecil keluar dari bibir Suzy. Mencengkram makin erat baju Chanyeol lalu menutup matanya.

Chanyeol diam. Masih menutup matanya lalu mulai menggerakan bibirnya, entah kenapa, ia hanya mengikuti nalurinya saja. Dan, nalurinya mengatakan bahwa ia harus melakukan ini.

**

Kalian tau? Itu adalah ciuman pertama Chanyeol. Ia rela mengorbankan first kissnya hanya untuk Suzy. Mengalihkan sejenak sesak Suzy karna manusia bajingan di ujung sana.

Oh Sehun -si brengsek- tengah berciuman dengan Irene -si benalu- tanpa,, ah.. sudahlah!

Tanpa dua pasang manusia itu sadari, ada sepasang mata yang tengah mengamati mereka. Mengepalkan erat tangannya lalu mengeraskan rahangnya.

"Musuh! Kau membuat Suzy menangis dan kau!" Tunjuknya pada Chanyeol.

"Telah mencium istriku!"

TBC

SEE U NEXT CHAP

THANK U

HAVE A NICE DAY

DNDYP