webnovel

Ch. 41

Semenjak kejadian di rumah sakit, Sehun yang melupakannya itu. Suzy lebih banyak diam, bahkan saat pulang dari acara pelampiasannya dengan sahabat-sahabatnya itu, Suzy langsung terbaring di kamarnya.

Demam tinggi.

Lagi-lagi, Sehun.

Bahkan ia masih sempat menelfon sambung empat dengan para sahabat, terkekeh setelah mengatakan "aku baru tau kalau ini yang disebut dengan the power of Sehun," candanya.

Kondisinya bisa dikatakan tidak baik. Ia saja bisa merasakan hembusan nafasnya yang terasa panas menerpa kulitnya.

Menyakitkan.

Dan ini sudah hari ke-5 dia tidak masuk sekolah.

"Suzy, makanlah. Mama sudah membuatkan bubur untukmu." Ibunya masuk dengan semangkuk bubur dan segelas air putih di atas nampan. Memeriksa suhu tubuh anak tersayangnya yang masih sangat panas.

"Makanlah, mama tidak tega melihatmu seperti ini." Ibunya mengusap kepala Suzy lalu menyibak sedikit selimut yang menutupi tubuh anaknya. Terlihat jelas piyama Suzy sudah basah karna keringat.

"Ma.. minum." Pinta Suzy. Suaranya serak, matanya sayu, bibirnya pucat plus kering. Benar-benar menyedihkan.

"Ganti pakaianmu ok. Akan mama ambilkan." Ujar ibunya, meminumkan air mineral yang diminta anaknya lalu berjalan menuju lemari pakaian.

Sejak ia tidak masuk, Chanyeol, Baekhyun, dan Jiyeon sangat rajin mengunjunginya. Membawakannya buah-buahan, susu, bahkan ice cream. Luar biasa bukan? Ia. Itu yang dinamakan dengan teman.

Seperti sekarang, tiga manusia jadi-jadian itu sudah berada di kamarnya. Menatapnya prihatin dengan kepala yang menggeleng-geleng entah kenapa.

"Kau terlihat sangat baik," ujar Jiyeon dan memberikan dua jempolnya.

"Kau yang paling mengerti keadaanku." Balas Suzy.

"Kelas sunyi, kau tau? Aku bosan, tak ada yang bisa aku ganggu." Keluh Baekhyun, memeluk guling Suzy dan memakan stoberrynya.

"Itu untuk Suzy jika kau lupa." Desis Chanyeol.

"Suzy juga tak mau. Kan sayang jika harus busuk di luar, lebih baik busuk di dalam." Ujar Baekhyun seraya menunjuk perutnya. Memasang senyum imutnya dan tertawa keras saat melihat ekspresi Jiyeon.

Sungguh lucu.

**

-flashback-

Jiyeon, Baekhyun, dan Chanyeol heran. Mereka baru menginjakan kaki di lorong kelas. Namun, pemandangan luar biasa menjijikan sudah menyambut mereka.

Irene.

Manusia tak tau malu dengan muka setebal lapisan bumi itu sedang bergelayut manja di lengan Sehun. Berlaku imut dan sesekali akan mencuri-curi kecupan di pipi Sehun.

"Iuh.. menjijikan." Ujar Jiyeon keras. Tak peduli jika itu adalah gurunya atau tidak. Itu spontan.

"God! Demi spesies kera seperti dia. Kenapa dengan Sehun yang mau saja di gelayuti kera itu?" Chanyeol menganga tak percaya, merasa ini mimpi karna.. ah susah dijelaskan.

"What the fuck?!" Umpat Baekhyun. Mulutnya tak bisa ditahan lagi, sangat gatal untuk tidak mengumpat dan ia spontan saja tadi.

Berjalan cepat sebelum bibir busuk kepala pink itu mencapai pipi Sehun.

Jiyeon dengan santainya menarik tangan Sehun dan mempelototi Irene.

Sedangkan Chanyeol dan Baekhyun, mereka juga menarik tangan Irene agar menjauh dari Sehun.

Mereka sudah berjanji akan melindungi Sehun dari makhluk-makhluk yang tergila-gila pada suami sahabatnya itu. Bertujuan agar sehun masih polos dan suci dari sentuhan makhluk tak jelas, apa pun itu.

"Ya!! Lepas!" Berontak Irene.

Berusaha menjangkau Sehun yang heran melihat tingkah mereka. Hendak menggigit tangan Chanyeol namun gagal karna kepalanya sudah tertarik ke belakang duluan.

Itu. Ulah. Baekhyun.

"Diam kau!" Desis Baekhyun.

"Apa-apaan ini?" Tanya Sehun. Ada nada kesal disana.

Jiyeon melongo. Namun itu hanya sebentar karna ia langsung merubah ekspresinya.

"Dia itu parasit Mr." Ujar Jiyeon dan menunjuk Irene dengan kaki kirinya.

"Dia itu tunanganku." Desis Sehun. Berontak dari gandengan Jiyeon dan berusaha menarik Irene kembali.

"Ck! Tunangan bokongmu!" Amuk Jiyeon. Manarik Sehun ke belakang lalu menunjuk-nunjuk Sehun. "Kau itu sudah menikah." Titah Jiyeon. Penuh penekanan lalu menyipitkan matanya.

"Perbaiki tata bahasamu sebelum nilaimu aku beri E." Peringat Sehun. Menatap tajam Jiyeon yang balas menantang tatapannya.

"Persetan dengan tata bahasa. Aku tak peduli jika kau guruku. Nilai E aku tak peduli, masa bodoh!" Kembali mengamuk dan menunjuk Irene. "Tunanganmu? Sejak kapan kau tunangan?" Pancing Jiyeon.

"Park Jiyeon!" Bentak Sehun.

"Bawa pergi wanita sialan itu!" Suruh Jiyeon. Mengusir ChanBaek yang hanya termenung mendengar kata-kata manis Jiyeon. "Aku ada urusan dwngan bedebah ini." Sambung Jiyeon.

"Ok." Respon mereka, menarik Irene tanpa peduli dengan rontaan bagai cacing kepanasan Irene.

"Kau ada masalah apa denganku?" Sehun mulai terpancing emosi. Menatap nyalang Jiyeon lalu merendahkan suaranya.

Jiyeon terkekeh. "Kau bisa membuat orang lain takut dengan nadamu. Tapi tidak denganku." Ujar Jiyeon. Menaikan lengan blazernya lalu bergacak pinggang.

"Cih. Kau pikir baik-baik! Kau melupakan Suzy dan tiba-tiba tunangan? Omong kosong macam apa ini?" Dengus Jiyeon. Menegakan kepalanya dan menatap Sehun.

"Itu urusan pribadiku!" Desis Sehun. "Dan Suzy? Siswi nakal itu? Peduliku?" Ujar Sehun. Memandang remeh Jiyeon lalu menyipitkan mata kecilnya.

"Persetan! Lihat apa yang akan aku lakukan pada kera pink itu!" Ancam Jiyeon serius. "Jika kau melupakan Suzy, maka jangan harap kau bisa melihat manusia tadi. Tancapkan di otak jeniusmu itu!" Ujar Jiyeon.

-end flashback-

**

"Kau tau? Di itu tadi sangat luar biasa! Aku sampai tercenung melihatnya." Heboh Baekhyun. Memberikan reaksi berlebihan pada kejadian di skolah tadi.

"Kau berlebihan Baek." Ujar Jiyeon. Memutar jengah bola matanya lalu menggeleng heran.

"Aku tidak! Tadi itu benar-benar luar biasa. Kau menunjuk-nunjuk Sehun dan kau.." jeda Baekhyun. Mengambil nafas karma ia merasa bahwa dadanya sesak karna terlalu bersemangat.

"Kau begitu kurang ajar." Sambung Chanyeol dengan wajah polos tak berdosanya. Terkekeh geli saat merasakan ada aura hitam yang keluar dari tubuh Jiyeon.

"Hahahaha." Suzy tertawa samar. Bahunya bergetar kecil dan matanya menyipit lucu. Bahkan Chanyeol sampai terpana karnanya.

"Woah.. suaramu begitu seksi." Puji Baekhyun. Tertawa besar saat melihat wajah datar Suzy.

"Aku sakit dan kalian tetap saja membullyku." Pura-pura sedih lalu mengusap ke dua sudut matanya.

Chanyeol terdiam. Ada yang melintas di pikirannya. "Hei, aku ingat sesuatu setelah melihat usapan drama air mata Suzy barusan." Ujar Chanyeol antusias.

"Apa?" Tanya Baekhyun heran.

"Saat kita.."

-flashback-

"Kalian sudah menghafal?" Tanya Jiyeon seraya mengibas-ngibaskan buku paket di tangannya.

"Tidak terlalu." Jawab Suzy, dan segera diangguki oleh Chanyeol dan Baekhyun.

"Ms. Eva dataaang." Teriak ketua kelas mereka. Semuanya kalang kabut. Tergesa-gesa duduk di kursi masing-msing. Namun, 4 serangkai pembuat rusuh hanya berjalan santai bagai di Catwalk. Melanggak lenggok bagai model papan atas. Melambai-lambai dengan dengan senyuman maut mereka dan tertawa kecil. Sok imut.

Semuanya diam. Soal ujian sudah ada di depan mereka. Pena sudah siap dan waktunya memulai ujian.

Biologi.

"Sumpah demi apa, nama latin apa ini?!" Histeris Suzy dan mengacak rambutnya frustasi. Bersandar lemah pada kursi dan mengibaskan rambutnya bagai iklan shampoo ternama.

"Nama latin yang aku tau hanya meghanthropus erectus. Itu pun jika termasuk nama latin." Gumaman bodoh Chanyeol terdenfar oleh Ms. Eva.

"Nama latin kepalamu!" Amuk Ms. Eva. Mangundang tawa keras dari semua penghuni kelas.

"Hei. Aku tau kau bodoh, tapi jangan terlalu bodoh, idiot!" Ucap Jiyeon di belakangnya.

"Diam kau manusia purba!" Dengus Chanyeol.

"Waktu kalian tinggal 10 menit!" Ms. Eva berseru dari depan sana.

"What the hell." Desah Baekhyun.

Tercetak jelas kerutan-kerutan yang nyata di dahi mereka. Masih ada soal yang tak mampu mereka jawab. Jalan satu-satunya hanya berbagi. Tau yang dimaksud dengan berbagikan?

"Psst." Desis Jiyeon.

"Apa?" Suzy menoleh. Membalik kertas yang diminta Jiyeon dan menaikannya sedikit, lalu pura-pura menulis.

"Ya!" Chanyeol mengetuk meja Jiyeon. Meminta jawaban dan segera menyalinnya.

"Ckck." Baekhyun mengode Chanyeol. Mengangkat kertasnya yang masih kosong lalu mengangguk pada Chanyeol.

Begitu mereka terlena dengan acara berbagi mereka yang indah. Hingga tanpa mereka sadari Ms. Eva sudah bediri di depan mereka. Mengambil satu persatu kertas mereka berempat lalu menunjuk pintu keluar.

"Silahkan." Ujar Ms. Eva.

Suzy termagu. Kertasnya masih ada 1 nomor yang kosong, dan yah.. kalian tau. Ms. Eva yang baik hati mengambilnya dan menyuruh mereka keluar.

Dengan senyum manis, Baekhyun membereskan peralatannya lalu menyandang tas. Melambai ria pada temannya yang lain lalu memberikan flying kissnya.

"Fighting temanku tercinta." Ujar Baekhyun dan tersenyum manis.

"Dasar bodoh!" Kesal Jiyeon lalu meyandang tasnya.

"Kami akan berpesta karna hal ini. Byeee." Seru Chanyeol menggandeng tangan Suzy yang melambai ria pada temannya.

-end flashback-

Susy terbahak. Itu adalah moment tersial dalam hidupnya.

"Kau bodoh! Sudah tau belum selesai malah tertawa bahagia." Ujar Jiyeon, menunjuk Suzy dengan murka di wajahnya.

"Ak-"

Drrt.. drrt.. drrt..

Suzy mengeryit heran, meraih ponselnya dan guratan aneh tercetak jelas di wajahnya.

"Siapa?" Tanya Baekhyun.

"Ini dari..."

TBC

THANK U

SEE U NEXT CHAP

HAVE A NICE DAY

DNDYP