webnovel

Ch. 27

Suzy terdiam. Sehun? Manusia datar itu tiba-tiba saja ingin beromantis-romantis ria dengannya. Sehun itu benar-benar aneh sekarang.

"Kau tak berniat meninggalkan ku kan Sehun?" Tanya Suzy was-was. Sehun mengeryit. Menggenggam tangan Suzy, namun di tepis.

"Jawab Sehun. Kau ingin meninggalkan ku?" Tanya Suzy lagi.

"Kau ini kenapa?" Tanya Sehun.

"Kau benar-benar ingin meninggalkan ku?" Tanya Suzy. Menggenggam erat ujung bajunya. Lalu, menghentakan kakinya.

"Kau diam? Ku anggap ia." Ujar Suzy. Menggigit bibirnya dan balik badan pergi meninggalkan Sehun.

"Hey, kau mau kemana?" Tanya Sehun. Menarik tangan Suzy dan membalikkan badannya. "Kau kenapa?" Tanya Sehun.

"Kau yang kenapa? Kau aneh. Apa kau akan meninggalkan ku?" Tanya Suzy lagi.

"Kenapa aku harus meninggalkan mu?" Tanya Sehun.

"Tingkah mu aneh Sehun." Ujar Suzy. Menangis pilihan terakhirnya saat ini. "Kau meninggalkan ku di saat yang tepat jika ia." Guman Suzy.

Sehun mengeryit heran. Memandamg Suzy yang tetap saja menangis. "Ya sudah kalau begitu." Jawab Sehun. Melepaskan tangan Suzy dan berbalik badan.

"Hiks.. sialan! Brengsek!" Maki Suzy. Melempar tasnya. Membuka sepatu tinggi sialannya dan setelah itu membuangnya. Lebih tepatnya melempar ke arah Sehun yang sudah berjalan meninggalkan.

"Kau brengsek!" Maki Suzy lagi. Berjongkok di tepi jalan. Lalu, menutup wajahnya dengan kedua telapak tangannya. Ia tidak peduli dengan tas mahalnya, ponsel pintar branded terbarunya juga. Oh, dan juga dompet beserta seperangkat isi-isinya.

Menangis terisak tanpa mempedulikan orang-orang yang menatap aneh padanya.

"Kau brengsek Sehun. Kau brengsek." Isaknya lagi.

**

"Anak itu kenapa?" Gumam Sehun. Menggaruk tengkuk lehernya, dan mengintip Suzy ysng masih saja menangis seperti anak kecil. "Ck. Tak tau mau." Dengus Sehun.

"Apa dia hamil? Kenapa dia sangat sensitif?" Gumam Sehun lagi. Tetap memperhatikan Suzy yang masih saja menangis terisak-isak.

"Tapi aku tidak melakukan apa pun padanya." Ujar Sehun. "Ah, lebih tepatnya belum." Sambungnya lagi.

"Kau brengsek!"

"Aw,, kata-kata mu manis sekali sayang." Gumam Sehun.

Berbalik badan, lalu kembali berjalan ke arah istri kecilnya. "Dia harus berterima kasih pada ku setelah ini." Dengus Sehun.

Sehun terdiam. Ikut beejongkok di depan Suzy yang ia yakini. Belum menyadari keberadaan. Memandang Suzy yang terus terisak tanpa ada niatan untuk membuatnya diam.

"Laki-laki sialan!" Umpat Suzy lagi. Lengkap dengan isakannya. Persis seperti anak kecil.

Sehun masih diam. Tersenyum tipis, bahkan sangat amat teramat tipis untuk sebuah senyuman.

"Teruslah mengumpat Nyonya Oh." Gumam Sehun.

**

"Laki-laki itu memang brengsek!" Maki Suzy. Terus memaki hingga tak sadar jika yang ia maki sudah berjongkok tampan di depannya.

"Teruslah memaki Nyonya Oh." Ujar suara menyebalkan. Bagi Suzy.

"Pergi ka.....u!" Suara Suzy makin hilang makin ke ujung kalimat. Sehun bodoh lagi idiot menurutnya, sedang memperhatikannya dengan seksama didepannya. Berjongkok tampan dengan wajahnya yang dihiasi selaput tipis senyuman.

"Puas memperhatikan wajah ku?" Tanya Sehun. Membuat Suzu melonjak kaget dan merona sedikit. Hingga..

"YA!! Kenapa kau datang lagi?" Amuk Suzy dengan mata yang kembali berkaca-kaca.

"Apa semua wanita seperti ini? Setelah ia merona ia akan kembali mengamuk seperti kudanil di kubangan lumpur!" Gumam Sehun.

"Apa?" Desis Suzy.

"Tidak." Jawab Sehun.

Hening.

"Kenapa kau kemari lagi? Apa selingkuhan mu sudah pergi?" Tuding Suzy.

"Selingkuhan apa? Menikah dengan mu saja aku terpaksa." Ujar Sehun. Tak mau peduli dengan ekspresi kaget Suzy. Ia malah makin memancing kemarahan beruang kutub.

"Terpaksa?" Gumam Suzy dengan tatapan kosong ke arah Sehun. Terpaksa. Bathin Suzy lagi. "Apa kau mengajak ku keluar juga karna terpaksa?" Tanya Suzy. Suaranya melemah. Lebih seperti sebuah bisikan.

"Mungkin." Asal Sehun. Berdiri dari jongkok. Dan menatap Suxy yang masih hanyut dalam pemikiran.

Sadar. Suzy menghapus air matanya dan ikut berdiri. "Aku pulang dulu." Ujar Suzy. Berbalik tanpa sadar jika ia tidak menggunakan sepatu ataupun menyandang tas.

"Kau mau kemana?" Tanya Sehun.

"Aku.., aku.. pulang. Ya pulang." Ujar Suzy. Berusaha membendung air matanya yang akan kembali tumpah.

"Aku tidak akan mengikat mu. Terserah mu mau pergi dengan siapa dan kemana setelah ini." Ujar Suzy. Berusaha tersenyum dan melepas cincin di jari manisnya.

"Bae Suzy." Nada peringatan keluar dari mulut Sehun.

"A.. aku.. aku akan pulang dengan taksi." Ujar Suzy. Meraih tas dan juga sepatu yang terlempar atau lebih tepatnya ia lempar tadi.

"Aku duluan." Suzy berbalik sebentar dan melangkah untuk meninggalkan Sehun. Menghapus air mata sialannya yang tak mau berhenti mengalir.

"Oh Suzy." Sekali lagi. Sehun sudah di puncak kesabarannya saat ini. Berjalan menyusul Suzy dan meraih pergelangan tangannya.

"Ada apa?" Tanya Suzy saat Sehun membalikan tubuhnya.

"Kau mau kemana?" Tanya Sehun. Mencengkram lengan Suzy, dan tak membiarkannya pergi.

"Pulang." Jawab Suzy santai. Mencoba melepaskan cengkram kuat milik Sehun di lengannya.

"Aku tak menyuruh mu pergi." Gumam Sehun. Menarik tangan Suzy untuk ikut dengannya.

"Lepaskan Sehun." Pinta Suzy. Menarik tangannya kembali namun gagal. Tenaga Sehun itu tenaga kuda jika sedang marah.

"Ikut aku!" Ujar Sehun. Membuka pintu mobil dan mendorong Suzy untuk masuk.

"Pakai lagi cincin mu." Suruh Sehun. Menyodorkan cincin yang tadi dilepas Suzy dan menyandarkan punggungnya ke kursi.

"Tidak. Aku sudah bilang aku tak ingin mengikat mu." Ujar Suzy. Mendorong lagi tangan Sehun dan menatap pemandangan yang sama di luar mobil.

"Aku bilang pakai." Nada penuh perintah. Sehun menggeram dan mengatur deru nafasnya agar tak terdengar seperti bentakan.

"Tidak usah memaksakan Sehun." Gumam Suzy. Memandang Sehun dengan mata sembabnya.

"Se-"

"Berhenti komentar. Jangan pernah lepaskan cincin mu karna kau MILIK KU!" Nada bicara Sehun mulai meninggi.

"Jangan lagi membuat ku marah Oh Suzy." Peringat Sehun. Mencengkram lembut pergelangan tangan Suzy. Dan memeluk kekasih kecilnya.

"Kau dengar?" Tanya Sehun.

Suzy mengangguk kaku.

"Mengerti." Tanya Sehun lagi.

Lagi Suzy mengangguk.

"Bagus." Ujar Sehun. Mengusap pipi Suzy dan mengacak rambutnya gemas.

"Sekarang kita kemana? Tanya Sehun. Mencoba mencairkan suasana dan mulai menghidupkan mobilnya.

"A.. aku tidak tau." Gumam Suzy. Menundukan kepalanya dan meremas ujung bajunya.

Sehun menggumam. Memegang dagu Suzy dan membuat istrinya itu menatapnya. Mendekatkan wajahnya hingga tersisa beberapa senti. Dan..

"Kau takut?" Tanya Sehun.

Suzy membuka matanya dan bertabrakan dengan iris gelap Sehun. "Tampan." Gumam Suzy tanpa sadar. Membuat Sehun terkekeh dan menormalkan kembali letak tumbuhnya.

"Kau diam-diam memuji ketampanan ku. Kenapa tak bilang langsung." Ujar Sehun.

"Tidak." Jawab Suzy. Wajahnya sudah benar-benar merah. Sehun terkutuk itu menggodanya.

"Baiklah. Mau kemana?" Tanya Sehun.

"Mmm.. aku ada satu tempat." Usul Suzy.

**

Sehun melongo. Tempat didepannya ini benar-benar tempat terkutuk dalam hidup Sehun. Terlalu.. apalah gitu.

"Kau serius?" Tanya Sehun.

"Ya. Ayolah Sehun. Tadi kau menyuruhku untuk memilih tempat." Desak Suzy. Keluar dari mobil dan membuka pintu kemudi.

Sehun masih terdiam. Memandang aneh tempat didepannya ini dan meringis kesal.

"Tapi tak harus tempat ini Suzy." Desah Sehun. Berjalan pasrah saat Suzy menyeretnya keluar dari mobil.

"Kau anak-anak." Dengus Sehun.

Suzy diam. Berjalan antusias kedalam dan meninggalkan Sehun di belakangnya.

"Selamat datang nona." Sapa pelayan yang berjaga didepan pintu. Tersenyum ramah pada Suzy dan berniat untuk menyapanya lebih akrab.

"Ap-"

"Berhati-hati dengan istri ku." Ujar Sehun. Merangkul bahu Suzy dan membawanya masuk. Meninggalkan si pelayan yang tersenyum kaku pada mereka.

"Sehun kau membuatnya takut." Tegur Suzy.

"Biar saja. Dia ingin menggoda mu." Dengus Sehun.

"Itu hanya sapaan Sehun." Suzy memutar kedua bola matanya malas.

**

Dan lagi. Sehun melongo. Suzy benar-benar kekanak-kanakan sekarang.

Mulai dari tempat makan. Ini bukan tempat makan biasa. Ini hanya ada es krim. Semuanya tentang es krim. Yang benar saja, Sehun tak akan mau.

Semua menu serba es krim. Jikapun ada kopi. Diatasnya akan ada lagi es krim. "Menggelikan!" Dengus Sehun.

Menatap Suzy tajam dengan bibir yang mengerucut lucu. Sehun bahkan melebihi anak kecil. Percayalah.

"Sehun, kenapa tak kau makan?" Tanya Suzy.

"Es krim is not my style." Jawab Sehun. Melipat tangannya didepan dada, dan menatap sengit ke arah Suzy.

"Kau akan membuang uang Sehun." Suzy kembali pada mode ibu-ibunya.

"Aku tak peduli. Kau saja yang makan kalau begitu." Dengus Sehun.

Suzy mengangguk. Menyendok ice cream coklat milik Sehun dan memasukannya ke dalam mulutnya.

"Mm Sehun." Panggil Suzy. Lengkap dengan sendok ice cream yang menempel di bibir kecilnya.

"Mm." Gumaman Sehun sebagai jawaban.

"Apa kau terpaksa menikah dengan ku? Benar-benar terpaksa?" Tanya Suzy.

Sehun menghela nafas berat. Dan memandang Suzy dalam-dalam.

"Ok. Dengarkan aku." Ujar Sehun. Menopang dagunya dan menatap Suzy lekat-lekat.

"Jadi begini."

TBC

SEE U NEXT CHAP

THANK U

HAVE A NICE DAY

DNDYP