Tawa Rosea menggema ke seisi kamar Alaric. Gadis itu tertawa sangat kencang sambil memegangi perutnya yang terasa kram karena tertawa.
Mendengar tawa Rosea, Alaric kebingungan. Memangnya apa yang gadis itu tertawakan sampai tak berhenti-berhenti sampai sekarang?
"Apa yang kau tertawakan My Rose?" Tanya Alaric.
"Kau bilang bahwa aku adalah ciuman pertamamu. Kau bercanda? Itu astaga... cerita yang sangat lucu, Alaric." Mendengar jawaban gadis itu, Alaric membelalak. Jadi, Rosea tak percaya pada ucapannya? Gadis itu meragukannya?
"Kau tidak mempercayainya, hm?" Tanya Alaric. Pria itu menahan kedua tangan Rosea, membuat gadis itu seketika bungkam tanpa suara.
"Tentu saja, Alaric. Kau berharap aku mempercayai hal itu, sedangkan kau saja bisa sehari dua kali menyewa seorang pelacur." Jawab Rosea percaya diri. Dia menjawabnya ringan tanpa berpikir sedikitpun. Seolah meyakini apa yang dirinya katakan adalah sebuah kebenaran.
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com