Namun Nayla masih belum bisa mengungkapkan itu sekarang, Nayla pikir ini bukan waktu yang tepat untuk membahas itu. Maka dari itu Nayla masih menahannya sampai waktu yang tepat.
"Kenapa, Nay?" tanya Nathan lagi.
"Enggak apa-apa, gue ... gue Cuma lagi gak mau pergi keluar aja," jawab Nayla dengan cepat.
"Selalu? Dan setiap gue ajak lo selalu lagi males keluar?" Nathan masih mengajukan beberapa pertanyaan.
"Iya emang. Lo aja yang slaah karena ngajak gue di waktu yang enggak pas."
"Terus kapan waktu yang pas buat ngajak Lo?"
"Mana gue tau, mood gue susah di tebak. Udah deh, masih mending Lo pulang sekarang. Gue cape karena gue mau istirahat," tegas Nayla.
Hati Nathan berdesir sakit, namun dia berusaha untuk tetap tersenyum, "Ya udah kalau gitu ...," belum selesai Nathan biacara tiba-tiba saja handphone-nya berdering.
"Bentar gue angkat telepon dulu," ujar Nathan.
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com