webnovel

KOHAI DAN SENPAI

"Osu!"

Aku merasa canggung mengekor di belakang Senna. Kami telah berada di depan sebuah ruangan dengan pintu tertutup. Setelah membukanya, ia menghormat terlebih dahulu; tangan dirapatkan di samping, sementara badan membungkuk ke depan. Sebenarnya, tradisi ini sudah lumrah bagi masyarakat Jepang dan dijadikan salam penghormatan dalam karate.

Ruangan di depan kami gelap gulita. Remaja tanggung itu mendahului masuk ke dalam, lalu terdengar bunyi “klik” saklar dipencet beruntun. Sontak delapan lampu LED di langit-langit menyala menerangi penglihatan.

Aku pun tercengang melihat ruangan di hadapanku, lalu mataku tertumbuk pada Senna yang sedang memandangku seolah-olah bertanya kenapa aku hanya berdiri di luar. Sebuah kesadaran di otakku lantas menyuruh untuk meniru perbuatannya tadi dan melangkah masuk dengan ragu.

Chapitre verrouillé

Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com