Gwen berbaring di samping Clement. Dia mengambil tangan Clement dan mencium pergelangan yang ditusuk jarum infus. "Kenapa kamu bisa sakit seperti ini? kamu tahu? sepanjang perjalanan aku nggak bisa tenang karena suamiku adalah orang yang sangat jarang sakit."
"Bukan tubuhku saja yang sakit. Ada yang lain," balas Clement. Dia menuntun tangan Gwen ke dadanya. "Hatiku pun sakit. Kamu meninggalkan aku begitu saja. Aku terluka dan selalu menangis. Tapi bukan itu saja yang sakit."
"Apa lagi yang sakit?" Gwen menatap suaminya dengan mata polos. Dia tidak berpikir jika suaminya sudah melayangkan otaknya ke hal-hal mesum.
Clement menyeringai dan menuntun tangan istrinya ke daging tumpul yang ada di pertengahan kedua pahanya. "Dia juga sakit. Dia ingin pulang ke rumahnya."
Gwen tersenyum menyeringai juga. Dia mengusap benda kebanggan suaminya, mengusap, dan berakhir pada cubitan yang keras.
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com