webnovel

Misteri Sebuah Pulau (season 1)

7 sekawan yang berencana ingin menghabiskan waktu liburan di tempat yang indah yaitu sebuah pulau yang belum pernah terjamah tangan manusia, tapi mereka salah, karena dipulau itu sudah dihuni sekelompok makhluk yang menghisap darah manusia, hingga akhirnya mereka kehilangan 1 nyawa teman nya disana.

Rahma_Wati_5228 · Romance
Pas assez d’évaluations
16 Chs

Bagian 6

   Aku tak sedikit pun bergeming di pundak Ferdi. "Sayang," ucap nya lagi.

"Ehh iya iya Fer," sahut ku sambil nyengir melihatkan barisan gigi ku yang putih.

  "Hayoo kenapa itu senyam senyum sendiri? ngelamun jorok ya?" ucap Ferdi dengan sedikit tertawa meledek.

  "Hustt, enak aja, itu kan kerjaan kamu, masa dikambing hitam kan ke aku," sahut ku dan tertawa puas.

"Yee ini anak malah balik ngatain," ucapnya sambil merangkul ku.

  "Ya sudah aku duluan masuk ya Fer, sekalian mau nemuin Putri dulu di kantin."

"Iya sayang."

  Cup....

Sebuah ciuman mendarat dikening ku.

aku hanya tersenyum manis dan berlalu pergi.

Itulah Ferdi, sosok yang aku cintai dan mencintai ku selama satu tahun terakhir ini. Dialah yang selalu menghiasi hari-hari ku dengan cinta sayang dan perhatian nya. Sampai tiba dimana sebuah pengkhianatan yang aku saksikan dengan mata keplaku sendiri. Awal nya aku hanya mendengar dari teman-teman yang lain, bahwa Ferdi tengah dekat dengan seorang mahasiswi baru pindahan dari kota *******. Aku tak pernh mendengarkan kata-kata mereka, karena aku lihat sikap Ferdi masih baik-baik saja terhadap ku, tidak ada yang berubah.

  Sampai akhir nya saat aku jalan-jalan dengan adik ku disebuah taman kota, aku melihat sosok pria yang ku kenal sedang duduk berdua dengan seorang  perempuan, kulihat tawa di bibir mereka berdua dan tangan pria itu pun merangkul nya dengan mesra. awalnya aku menepis semuanya, berharap dia bukan sosok pria yang aku kenal. Setelah jarak ku semakin mendekat.

Degg....

Jantung serasa dipacu begitu cepat, entah apa yang aku rasakan saat itu saat melihat Ferdi bersama perempuan lain. aku tak mau adik ku tau dan bicara ke Mama dan Papa.

  "Dek..., tolong belikan kaka air mineral disana dong?"

"Oke kak, mana uang nya?"

Akupun memberikan selembar uang 50ribu ke adik ku dan dia pun berlalu.

Aku coba menguatkan kaki ku untuk melangkah, menguatkan hati ku untuk mengetahui semuanya. Sampai lah aku dihadapan mereka.

  "Ferdi," sapaku.

Ferdi pun langsung terdiam menatapku, seolah tak percaya dengan apa yang dia lihat dihadapan nya sekarang.

 "Ti..., Tia..., dengan suara yang terdengar kaget, kamu sama siapa disini?"

Aku tak menjawab pertanyaan nya barusan. "Kamu sedang apa disini bersama dia?" sambil kutatap sinis perempuan yang berdiri di samping Ferdi, kamu bilang kamu ada acara sama teman- teman mu?, apakah teman mu sudah berubah jadi cewek itu?, tegas ku sambil melirik ke cewek itu.

   "Itu...."

  Belum sempat Ferdi meneruskan kalimat nya, aku lansung memotong nya. "Yasudah lah selamat weekend untuk kalian." aku pun langsung berbalik dari hadapan nya dan segera menjauh.

  "Tia...," ku dengar Ferdi berteriak memanggil nama ku dan ingin berlari me ngejarku, tapi kulihat cewek itu menarik tangan Ferdi dan menahan nya. Aku pun langsung berbalik dan terus berjalan dengan mata yang sudah berkaca kaca dan siap me ngeluarkan bening-bening yang akan menjadi aliran sungai di kedua mata ku. aku tak dapat membedung air mataku, aku tak percaya orang yang sudah 1 tahun lebih menjadi kekasih ku tiba-tiba berbuat seperti itu. Aliran hangat ini terus saja mengalir dipipiku. aku segera menghapus nya karena adik ku sudah berjalan menuju ke arah ku.

  "Kak, kenapa? ko merah gitu matanya?"

"Enggak apa-apa dek, kelilipan aja tadi, kakak kucek-kucek jadi merah, Ayook kita pulang, kepala kk sedikit pusing."

****

Hari ini dikampus, Ferdi menghampiri ku. "Sayang..." sapa nya.

Tak ku hiraukan kata-kata nya. "Aku akan jelasin semuanya sayang, aku hanya berteman dengan Mery, dia mahasiswa baru, hanya mengobrol seputar pelajaran aja," ucap Ferdi.

 "Seorang teman kamu bilang? memang ada seorang teman yang merangkul teman nya begitu mesra kayak kemaren?"

  Ferdi hanya terdiam.

"Kamu sudah bosan sama aku? apa karena dia lebih cantik dan perfect di mata kamu?ucapku kesal, hubungan kita udah lama Fer, tapi sekejap saja kamu hancurkan semua nya. Aku salah apa sama kamu?"