Rahayu dan Cintia hanya mengabaikan Adiyaksa yang melangkah pergi, tanpa memikirkan siapa yang bertamu dengan tidak sabar itu. Karena fokus Rahayu saat ini bukanlah tamu yang tidak sopan itu melainkan sang calon menantu yang terlihat begitu serasi dengan sang anak. Belum lagi sikap Cintia yang menurutnya mudah berbaur, meski raut muka cuek tetap terlihat. Tapi bukan masalah untuk Rahayu, karena setiap orang juga memiliki ciri tersendiri terhadap wajahnya.
Begitupun Cintia yang merasa lega saat diterima dengan penuh kehangatan oleh mama dari Adiyaksa. Seperti saat ini, Rahayu sudah menuntun Cintia untuk segera duduk dan meminta asisten rumah tangga menyajikan beberapa makanan manis buatan Rahayu, tidak lupa beberapa pilihan minuman yang Rahayu sajikan. Cintia benar-benar tidak bisa membayangkan bagaimana repotnya mama dari Adiyksa ini menyiapkan segalanya sendirian, belum lagi apa yang ada di hadapannya benar-benar membuatnya tak bisa berkata-kata lagi.
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com