webnovel

Mimpi

PENGUMUMAN! Buku 1 TAMAT [Berlanjut ke Buku 2 dengan Judul MIMPI: Takdir Yang Hadir] Catatan: Buku ini akan dibagi jadi 3/trilogi. Buku 1: MIMPI (Isi 202 bab) Buku 2: MIMPI: Takdir Yang Hadir (Segera!) Buku 3: MIMPI: Akhir Sebuah Takdir (Belum) . . SINOPSIS: Renji Isamu. Pria 29 Tahun. Biseksual. Novelis BL selebriti nomor 1 Di Jepang. Tampan, berdompet tebal, professional, namun sebenarnya tidak bahagia. Renji terbiasa melakukan one night stand. Dengan lelaki. Dengan perempuan. Dengan teman. Dengan pelacur. Baginya semua sama saja. Di masa lalu Renji tidak seperti itu. Hanya saja kekecewaan yang mendalam telah merubahnya. Karena sang ayah membenci dirinya yang bisa mencintai laki-laki juga, Renji terpisah dari Veer dan keluarganya dari Jerman. Dia lalu melarikan diri ... Dan kemudian hidup seorang diri di Jepang. Di Jepang Renji jatuh cinta lagi dengan Jean. Seorang gadis. Tapi, lagi-lagi dia jatuh patah. Dan saat dia akan serius dengan Haru, seorang lelaki, kenyataan telah menamparnya keras-keras. Dua kali gagal pernikahan. Renji tidak ingin menjalani kehidupan romansa dan persetan dengan segalanya. Namun, pada suatu hari Renji bertemu dengan Ginnan Takahashi. Seorang gigolo. Pelacur pria di sebuah bar 24 Jam. Mereka bertemu tanpa sengaja. Mereka saling menatap tanpa rencana. Dan mereka jatuh cinta dengan begitu banyak cerita. . . . NB: Biseksual adalah kecenderungan bisa mencintai laki-laki maupun perempuan sekaligus. . . IG: @mimpi_work (CEK DAN FOLLOW. BERISI VISUAL PARA TOKOH DAN SETTING DI DALAM NOVEL)

Om_Rengginnang · LGBT+
Pas assez d’évaluations
220 Chs

Bab 81: Dorongan Deby 3

Deby pun menghela nafas panjang. "Jadi duluuu sekali, Renji pernah bilang kepadaku. Kalau rumah tidak praktis jika ditinggali sendirian," kata Deby. "Karena itulah dia memilih penthouse untuk sementara. Tapi begitu dia menikah, menurutku kemungkinan besar akan pindah ke tempat yang disukainya."

"Oh, astaga..." desah Nana. Rasanya sesak di dada justru berganti hampa seketika. "Apa kau tahu dimana tempatnya, Deby?"

"Tidak. Haha..." kata Deby cepat.

Dari seberang sana... helaan nafas Nana bahkan terasa sangat berat. "Tetap saja, kuharap tempat itu tak terlalu jauh dari kita berdua," katanya sedih. "Ahhh... aku tak mau membayangkannya, Deby."

Deby pun tertawa kecil. "Kalau begitu jangan dibayangkan," katanya sederhana. "Cukup bantu dia kalau nanti sudah pulang. Mulai dari memberi kesan. Membaik-baikkan lelaki yang akan dia nikahi, dan masih banyak yang harus kau kerjakan."

Ah, sial. Kenapa Deby selalu benar?

Chapitre verrouillé

Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com